16. Bad Thought Bad Things

4.1K 474 60
                                    

Memasuki sebuah rumah megah yang terletak di luar keramaian distrik Gangnam, Irene melepaskan mantel hangatnya dan membiarkan seorang pelayan wanita membawanya untuk disimpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki sebuah rumah megah yang terletak di luar keramaian distrik Gangnam, Irene melepaskan mantel hangatnya dan membiarkan seorang pelayan wanita membawanya untuk disimpan.

Nyonya Bae melihat putrinya datang dengan wajah berseri-seri meski sangat samar. Irene seperti berusaha menutup-nutupi sesuatu dari ibunya. Saat Irene mendekat, Nyonya Bae membuka suaranya.

"Tuan Choi tadi menghubungiku. Dia bilang bahwa kau meminta sesuatu lagi padanya." ujar Nyonya Bae pada Irene yang sedang duduk di sofa dekatnya dan mulai menyesap teh.

"Mengapa kau tidak bertanya lebih dulu pada ibu?" imbuh Nyonya Bae karena merasa Irene belum ingin bicara apapun.

Irene meletakkan cangkirnya untuk memandang ibunya, "Sebenarnya ini bukan sesuatu yang perlu aku sampaikan pada kepala sekolah. Tapi rasanya mendengar ibu dan Seulgi menyebut aku sangat otoriter membuatku sedikit terganggu."

Nyonya Bae ingin tertawa, tapi rasanya pembicaraan mereka terlalu serius untuk diselingi gurauan lagi. Tidak untuk Irene yang sangat mudah mengubah suasana hati dan Nyonya Bae paham betul tentang hal itu.

"Permintaanmu pada Choi Siwon adalah salah satu sikap otoriter, Bae Joohyun. Kau tau dia tak akan menolak permintaanmu tentunya."

"Aku hanya ingin Seulgi bisa keluar masuk Choego tanpa rasa bersalah karena melanggar peraturan." Irene bicara dengan nada penuh penekanan seakan ingin berusaha keras membela Seulgi.

"Itu tidak akan jadi masalah selama hanya pihak internal yang tidak bertentangan yang tau. Kalau hal ini menyisakan masalah, bisa-bisa sekolah akan diributkan dengan hal-hal yang pernah terjadi beberapa waktu ke belakang." terang Nyonya Bae, merasa khawatir.

Peraturan ada untuk dipatuhi. Kali ini putrinya justru yang memprovokasi sebuah pelanggaran. Nyonya Bae senang bila putrinya bahagia, tetapi ia takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Rasa khawatirnya terhadap hal buruk yang kemungkinan terjadi bila Irene tetap keras kepala membuat Nyonya Bae mengingat beberapa memori lampau.

Sementara itu, Irene merasa sedikit tidak mengerti. Ini hanyalah sebuah dispensasi terhadap salah seorang murid dan ibunya sudah sangat panik.

"Maksud ibu bagaimana?"

Nyonya Bae menyesap tehnya lagi sebelum berbicara.

"Aku mendengar Kang Seulgi pernah bermasalah dengan salah satu murid yang punya kuasa di masa lalu. Ia putri dari salah satu pemegang saham yayasan. Tapi ibu masih bisa mengatasinya saat itu, meski permasalahannya cukup rumit. Seulgi mungkin akan membencimu kalau mendengar ibu telah berbuat sedikit tidak adil."

Irene menekuk dahinya, "Apa? Maksud ibu apa? Masalah apa ini daan mengapa ibu baru bilang sekarang?"

"Dengarkan dulu. Yang bermasalah adalah murid itu, dan Seulgi yang dikorbankan. Untuk tidak membahasnya lagi, dibuat perjanjian antara pihak mereka dengan sekolah."

-: GIRL CRUSH :-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang