4. Shatter 'No-Jam' Jamming Time

4.6K 500 55
                                    

Belum ada rencana pertemuan dengan Joohyun, Seulgi hanya membawa lukisannya kemana pun ia pergi. Kanvas persegi berukuran 40 x 40 sentimeter itu ia bungkus dengan sebuah kertas tebal berwarna batang kayu. Benda ini menarik perhatian para murid lain yang sedang mengagumi Seulgi. Mungkin ia berharap bisa mendadak bertemu Joohyun seperti biasanya.

Semua orang tau, Seulgi salah satu anggota kelas melukis di sore hari. Tapi baru pertama kali ini gadis itu membawa benda mirip kanvas yang terbungkus ke sekolah pada kelas pagi. Murid-murid yang melihat itu mulai bergunjing di sepanjang Seulgi melangkahkan kakinya.

"Apa itu hadiah untuk gadis yang membuatnya tertarik?"

"Aku yakin itu untuk Wendy!"

"Dasar bodoh. Seulgi tak perlu membawanya ke sekolah jika itu untuk Wendy! Mereka sekamar di asrama!"

"Apa?! Di mana kamarnya? Gedung asrama sebelah mana?!"

Berjalan di sekitar koridor sekolah dengan benda kotak tipis di tangannya, Seulgi memfokuskan pandangannya lurus. Kakinya berhenti ketika suara seorang pria dewasa memanggilnya dari belakang.

"Kang Seulgi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kang Seulgi!"

Seulgi langsung membalikkan badannya dan membungkuk sesaat ketika seorang guru datang mendekatinya. Ia adalah guru Ahn Chil-Hyun, lebih sering disebut sebagai Guru Kangta karena itu adalah nama panggungnya ketika dirinya dikenal sebagai penyanyi solo pria terbaik di masanya sekitar belasan tahun lalu.

Guru Kangta pernah menjadi teman Seulgi dan Wendy berkolaborasi saat acara perpisahan beberapa bulan yang lalu.

"Anda memanggil saya, Guru Ahn?" tanya Seulgi, ia merendahkan dagunya untuk bicara lebih sopan.

Guru Kangta tersenyum melihat sikap Seulgi yang amat sopan padanya.

"Untuk akhir acara masa orientasi murid baru, apakah kau bisa tampil bersama Wendy menyanyikan lagu yang pernah kita bertiga bawakan saat perpisahan dulu?"

Senyum tipis tersungging di bibir Seulgi, "Saya tidak mungkin menolak. Apa anda sudah menanyakan Wendy tentang hal ini? Tapi biar saya tanyakan padanya, saya yakin dia akan setuju untuk berpartisipasi. Tapi sebelumnya, mengapa bukan pengurus intra sekolah yang memanggil saya? Sebab saya rasa ini..."

Guru Kangta menggelengkan kepalanya sambil melambaikan kedua tangannya di depan dada.

"Aku akan senang jika memintanya langsung padamu. Tapi tenang saja, Hwayoung sudah kuberitau mengenai dirimu dan Wendy untuk acara ini."

Seulgi mengangguk paham, "Baiklah kalau begitu. Terimakasih Guru Kangta."

"Aku yang berterimakasih. Silahkan lanjutkan kegiatanmu."

"Baik. Saya izin pamit terlebih dahulu."

Setelah meninggalkan Guru Kangta, Seulgi berjalan dengan kepala tertunduk. Murid-murid yang melewatinya dan Guru Kangta jelas telah mendengarkan sedikit banyak pembicaraan mereka tadi.

-: GIRL CRUSH :-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang