11. What Did She Like Most

3.8K 497 46
                                    

Senyum Irene terus terukir saat dia mengingat hari di mana dirinya mengatakan tiga patah kata pada Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Irene terus terukir saat dia mengingat hari di mana dirinya mengatakan tiga patah kata pada Seulgi. Kalimat itu memang bukan secara langsung ia sampaikan pada Seulgi, hanya saja bila diingat lagi itu cukup memalukan. Irene tertawa geli menyadari betapa memalukannya ia.

Nyonya Bae berada di depannya. Irene sedang ada di acara makan malam perilisan sebuah hotel baru yang dibangun oleh perusahaan ibunya. Bukannya fokus makan, Nyonya Bae malah mendapati putrinya terlalu sering tersenyum akhir-akhir ini.

"Kau tidak biasa pamer senyum di tempat ramai. Apa ada yang menarik perhatianmu di sini?" sindir Nyonya Bae pada putrinya, sembari mengedarkan pandangannya pada sekitar mereka. Tampak banyak kolega muda yang memperhatikan betapa rupawannya Irene Bae malam ini.

Irene mengubah raut wajahnya menjadi kesal. Dia tidak suka dengan sindiran semacam ini. Tentu karena Irene tau ibunya sedang mereferensikan beberapa pria muda yang tampak mencari perhatiannya malam ini.

"Tuan Ok bilang kalau kau sering pergi ke Choego. Bahkan kudengar kau sempat mencuri kelas Kim Heechul suatu pagi. Apa benar?"

Irene menaikkan alisnya, kemudian mengangguk santai. Tangannya mencoba memotong daging steak yang menjadi santapan makan malamnya.

"Ada sesuatu yang begitu penting?" tanya Nyonya Bae.

Bukan wanita paruh baya itu tidak tau bahwa Irene sering menemui Kang Seulgi di Choego. Ia hanya menguji kejujuran putrinya dan ingin mendengar sendiri bagaimana cerita sebenarnya.

"Ibu..."

"Ya?"

Irene meletakkan garpu dan pisau potongnya dan memandang ragu pada ibunya, "Sepertinya aku kehilangan rencana untuk melanjutkan pendidikan di London."

Bae Jong-Ok tertawa melihat wajah masam putrinya yang seperti sedang merasa resah.

"Ibu tidak pernah menahan atau memaksamu dalam hal apapun. Kau masih cukup muda setelah menyelesaikan pendidikan sarjana akselerasimu kemarin. Lagi pula ibu senang kalau kau masih ingin di sini, ibu butuh teman."

Irene menaikkan satu alisnya sambil tersenyum geli, "Apa ibu mencoba menggodaku?"

Nyonya Bae lagi-lagi tertawa mendengar pertanyaan putrinya. Sudah lama mereka tidak membahas hal seperti ini sejak terakhir kali Irene dikecewakan oleh seseorang dari masa lalunya.

"Ibu kira, berada di Amerika selama beberapa tahun bisa membuatmu membawakan ibu seorang calon menantu dengan kulit putih kemerahan, tinggi besar, dan bermata biru."

"Aku tidak suka. Mereka seperti penculik raksasa yang akan memakanku hidup-hidup."

Nyonya Bae memamerkan senyum remehnya, "Terakhir kali kau dibuat gila oleh gadis blasteran. Kukira setelah kecewa darinya bisa menaikkan seleramu. Tapi kali ini pada seorang penari paling digemari bocah-bocah remaja di sekolah? Putri ibu sangat labil di usianya yang beranjak dewasa."

-: GIRL CRUSH :-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang