4|| 사달

20 4 0
                                    

"Ahhhh! Kepala ku sakit!" Keluh Irene yang telah sadarkan diri dari mabuknya semalam.

"Mandilah! Papah menyuruh mu untuk berangkat kuliah." Ucap Jinyoung yang sudah ada di depannya sedang berdiri menatapnya dengan serius.

"Astaga! Kau membuatku kaget saja." Ujar Irene yang baru saja menyadari kehadiran adiknya itu.

"Cepat mandilah! Aku tidak ada waktu untuk mengurusi mu!" Pinta Jinyoung.

"Ahhhhh kan sudah kubilang, aku tidak mau kuliah lagi." Ucap Irene dengan sedikit membentak.

"Kenapa?"-Jinyoung

"......geunyang... " -Irene

"Sudahlah! Aku sedang tidak mau mendengar omong kosong mu itu. Sekarang mandilah dan turuti apa kata papah. Karna kalau tidak, aku tidak akan mau membela mu ataupun meloloskan mu dari ocehan papah. Ingat itu!" Ancam Jinyoung yang sudah mulai lelah mengurusi noona nya yang satu ini.

Melirik Jinyoung, "Wahhh lihat tatapan mata mu. Kau benar-benar serius ternyata." sambil tersenyum manis.

"NOONA!"-Jinyoung

"MWO?!"-Irene

"Jebal~ menurut lah pada papah sekali saja. Hanya sampai masuk kuliah saja. Ya? Oke?" Rayu Jinyoung.

Menatap Jinyoung dengan serius....

1 detik....
2 detik....
3 detik....

"Arraseo." Ucap Irene yang langsung bangun dan pergi ke kamar mandi dengan menghiraukan adiknya itu.

"Jjinja?! " Tanya Jinyoung lagi yang masih tidak percaya dengan perkataan noona nya itu.

Sudah 2 tahun lamanya ia berusaha untuk membujuk Irene agar segera melanjutkan kuliah nya. Tapi karna suatu kejadian, Irene tidak mau melanjutkan kuliah nya hingga cuti selama 2 tahun silam. Kegiatannya sehari-hari hanyalah kerja paruh waktu. Setelah itu setiap malamnya ia akan mabuk-mabukan dan membuat onar seperti semalam. Jadi ketika telah mendengar perkataan noona nya yang mengiyakan perkataannya, ia menjadi begitu bahagia.

__________

Setelah Irene selesai bersiap-siap, ia pun keluar menuju halte bus dekat rumahnya. Jinyoung juga sudah berangkat duluan karna ia masih sekolah.

Sambil bersenandung ria ia berjalan dengan santai mengarah ke halte bus.

"Jogi- bisakah saya meminta nomor anda?" Ucap seorang siswa laki-laki memakai seragam sambil menyentuh pundak Irene.

Irene yang merasakan sentuhan dari siswa itu, ia pun berhenti dan menghadap kebelakang. Ia melihati siswa itu dari atas sampai bawah. Lalu mulai mendekati siswa itu dengan ekspresi yang masih datar dan tak berubah sama sekali.

Seperti,

"Maksud mu?" Tanya Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud mu?" Tanya Irene.

"Anu, saya dari tadi memperhatikan anda. Dan sepertinya anda adalah tipe saya. Bisakah saya meminta nomor anda?" Ucap siswa itu lagi.

"Huahahaha, YA! Berapa umur mu?"-Irene

"17 tahun."-siswa itu

"Aigoo...masih umur segitu saja kau sudah berani untuk menggoda ku! Tidak akan kuberikan nomor ku pada mu. Jadi pergilah sana ke sekolah dan belajar dengan giat agar masuk ke universitas negeri. Ck! Mengganggu saja. Adikku saja sudah berangkat dari tadi. Sana sana!" Kata Irene dengan nada sedikit membentak.

Berbalik badan lagi, ia pun kembali melanjutkan jalannya untuk mengarah ke halte bus dengan menghiraukan siswa itu.

ⓣⓑⓒ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ⓣⓑⓒ

THAT FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang