SPECIAL ⓘ CHAPTER 1

23 1 0
                                    

Dulu aku hanyalah wanita pemalu yang hidup di tengah-tengah keluarga harmonis dan berkecukupan.
Kedua orangtua ku sangatlah menyanyangi ku dan mengasihi ku. Bahkan ketika ibu ku mengandung dan melahirkan seorang bayi lelaki ke dunia ini dan hidup di tengah-tengah kami bertiga. Mereka tetap saja menyayangi dan mengasihi ku seperti dulu tanpa berkurang sedikitpun. Bahkan lebih.

Lalu dengan cepat hari-hari berlalu tanpa kita sadari, kami mulai bertumbuh dan bertumbuh.  Dan ibu kami yang mulai kembali dengan karirnya, ia menjadi sibuk dan gila kerja. Kami pun menjadi dilantarkan begitu saja dengan seorang pengasuh dan kasih sayang yang dikasihnya pun semakin terasa dingin dan tidak hangat lagi. Begitu juga dengan papah kami, yang karna tugasnya menjadi kepala keluarga. Tentu saja aku masih bisa memahinya yang tidak akan selalu ada untuk kami. Tapi ibu ku? Wanita yang dulu selalu ku lihat pertama kali ketika aku bangun dari mimpi ku. Wanita yang pertama ku cari ketika ku mengalami hal buruk dan tempat ku bercerita dengan leluasa secara tiba-tiba menghilang dan meninggalkan kami ketika aku mulai mempersiapkan diri untuk menyusun skripsi.

Yahh mungkin aku terlalu tua untuk merasa sedih ataupun kecewa. Tapi entah kenapa, ini terlalu berat untuk ku terima. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan yang pahit bahwa ibu ku. Tidak. Wanita yang sangat ku cintai itu lebih memilih karir nya daripada aku yang dulu ia katakan bahwa aku adalah hartanya. Hahahahah sungguh konyol bukan?  Diri ku yang dulu mempercayai perkataannya begitu saja.
Dan di satu titik, aku mulai merasakan depresi dan kehilangan arah yang menjadikan ku tersesat di tengah-tengah kesedihan dan kekecewaan ku ini. Hingga aku memutuskan untuk berhenti kuliah dan bodohnya lagi aku memutuskan hubungan ku dengan lelaki yang aku cintai. Hahahahaha sungguh lucu bukan?

Hidup ku saat itu sungguh hancur berkeping-keping bagaikan kaca yang terpecah belah. Diriku yang mulai menjadi maniak minum, suka ke clubbing dan bahkan hampir ditiduri oleh lelaki yang kutemui di sana. Tapi tertunda ketika adikku Bae Jinyoung itu menghalanginya. Sebenarnya jika kupikir kembali, aku sungguh beruntung memiliki adik laki-laki seperti dia. Walaupun dia adikku dan aku kakaknya, dia lebih dewasa dari ku, bahkan ia bisa menggantikan peran wanita itu yang menghilang begitu saja dari hidup ku pada saat itu, yang hebatnya ia melakukannya sampai sekarang. Yahhh walaupun aku masih saja bandal dan susah diatur, ia tetap saja setia dan tak ada henti-hentinya memarahi ku. Walaupun terkadang ia bisa meledak ketika aku sudah kelewatan.
Ia juga mau sabar menghibur ku ketika aku berada di masa tersulit dalam hidup ku.
Wahhh begitu banyak pengorbanan yang ia berikan pada ku. Makannya di saat pagi hari itu ketika aku melihat tatapan mata putus asanya, hati ku bergetar dan menyadarkan ku bahwa apa yang aku lakukan selama ini salah. Saat itulah aku menjadi termotivasi untuk memulai hidup yang lebih baik. Walaupun aku kehilangan wanita dan lelaki yang kucintai. Tetap saja aku masih memiliki Jinyoung yang bisa memerankan kedua peran itu. Yahhh dan yang kutahu ia pasti tidak akan selamanya seperti itu. Tetapi setidaknya akan berjangka waktu lama hingga aku mendapat pengganti Jinyoung yang bisa sabar, setia merawatku dan menyayangi ku dengan tulus seperti dirinya. Pada saat itulah aku akan rela dan ikhlas melepaskan Jinyoung untuk menemukan tuan putrinya.

-Me, Irene-

THAT FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang