Kamu tau? Saya hancur. Sangat. Susah untuk saya ungkapkan. Untuk patah hati kali ini, saya lebih banyak diam menyimpan luka tanpa berniat untuk diobati. Kali ini saya nikmati apa yang kamu beri ke saya. Saya syukuri pertemuan singkat kita. Saya kenang moment indah walau sebentar. Dan bodohnya saya tangisi kepergianmu yang begitu cepat.
Maaf sekali lagi saya harus jadi pecundang. Hanya bisa melihatmu pergi, menikmati sakit tanpa mencoba untuk mencegah. Maaf saya yang dulu kamu pikir kuat ternyata sangat lemah ketika diberi cobaan sesakit ini. Maaf doa saya belum dikabulkan maka dari itu kita belum sempat bertemu. Yang sering saya bilang, jaga kesehatan, jaga diri, jaga hatimu ~entah untuk siapa.
Jangan terlalu sibuk seperti saya~sibuk mencari kesibukan untuk melupakan [mungkin].

KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi Rasa
Ficção AdolescenteMeskipun 'kita' hilang, saya yakin jika 'kita' disimpan baik-baik menjadi cerita, sebagian dari 'kita' tetap ada~