6. Tutorial - 2

182 16 2
                                    

"Baiklah, selamat pagi semua." Kalimat pembukaan ini terucap dari mulut sang ketua-Salim-yang akan memimpin diskusi selama kurang lebih dua jam ke depan.

"Sebelum kita memulai tutorial, ada baiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing terlebih dahulu. Berdoa dimulai!" (Sebenarnya bahasanya gak sopan dan santun begini, tapi biar enak dibaca yo wes saya ketik begitu saja :v)

Belum siap aku berdoa sang ketua sudah menyerukan tanda, "berdoa selesai."

"Baiklah, saya akan membacakan skenario kita pada hari ini."

(Maaf guys, ini bukan skenario yang ada pada mata ajar IDK, tapi ini EDK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Maaf guys, ini bukan skenario yang ada pada mata ajar IDK, tapi ini EDK. Jadi kita pakai yang ini saja, kebetulan filenya ada di ponsel saya jadi lebih gampang masukkinnya).

Setelah cerita—maksudku, skenario haha—selesai dibacakan, Salim memandang kami semua. Hening.

Kemudian dia berbicara lagi, "Baiklah kita mulai di Step pertama : Menemukan terminologi. Bagi teman-teman yang menemukan terminologi boleh acungkan tangannya."

Setelah aba-aba itu disampaikan, ya kami semua spontan mengacungkan tangan kami. Berharap bisa sekedar bicara untuk menambah poin. Di step ini biasanya akan banyak yang mengajukan terminologi. Jadi, gak heran untuk hal sesederhana pengertian sakit pun akan menjadi sebuah terminologi. Lagi- demi poin.

Salim mengalihkan pandangan ke kamis semua dan menunjuk beberapa dari kami.

"Overran."

"Rumah sakit."

"ICU."

"Kritis."

"Etika."

Dan masih banyak terminologi lainnya yang diajukan teman-temanku untuk dijawab. Mungkin aku salah satu orang yang dengan setia membiarkan temanku mengambil alih semua kesempatan untuk mengajukan sebuah terminologi karena memang aku sedikit malas membaca skenario berulang kali—jangan di tiru ya teman, gak berbobot banget nih pemikiran kayak begini—yang malah buat aku pusing nantinya.

Setelah pengajuan terminologi, Salim selaku ketua —yang tentu saja dibantu oleh sekretaris—membacakan ulang semua terminologi yang sudah diajukan oleh rekanku. Tak lama setelahnya, ia pun bersuara, "baiklah, tampaknya terminologi kita banyak, silahkan teman - teman semua menjawab terminologinya di step 2." Suara bariton itu memenuhi ruangan yang tadinya hening mulai grasak-grusuk tak tahan untuk mendapat kesempatan menjawab.

Tanpa pikir panjang tentu saja aku ikut mengajukan diri untuk menjawab terminologi, sekali lagi, pada masa menjawab terminologi, maka kamu wajib menjawab sepengetahuan kamu, atau mungkin kamu bisa menjawab sesuai dengan apa yang sudah kamu cari sebelum tutor dimulai.

Laki-laki khas Sumatra Utara itu kemudian menujukku untuk menjawab soalnya. Dan aku pun bersemangat. Sebentar aku melirik ke arah kakak tutor yang berada diujung meja bersebrangan dengan ketua, Ia memandangku seperti hendak mengulitiku. Maaf itu terlalu hiperbolis.

LIKA LIKU KEPERAWATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang