Tiga

17 2 0
                                    

Hari sudah pagi.
Matahari sudah muncul.
Hangatnya terasa.

Seorang lelaki kecil masih bergelung dalam selimut abu-abu.
Sinar mentari yang terhalang tirai hitam tak dapat mengusik tidurnya.

Ia masih terlelap, hingga ia tak merasakan ada sepasang mata yang menatapnya tajam.

"Lucas!"

"Lucas!"

"Lucas!"

"LUCAS!"

"Iya," Lelaki kecil itu membuka mata, bangkit, menyibak selimutnya. Ia fokus menatap wajah wanita di depannya. Wanita itu sangat cantik. Sangat cantik.

"Waktunya sarapan," ucap wanita itu dingin lalu pergi meninggalkan Lucas.

Lucas, nama dari lelaki kecil itu. Ia hanya menurut. Ia mengikuti kemana wanita itu berjalan.

Ia memakan roti panggang seperti apa yang wanita itu perintahkan. Lucas memakannya dengan lahap. Bukan karena Lucas lapar atau rasa makanan itu sangat enak. Melainkan karena ia takut, takut jika wanita itu marah melihatnya makan dengan tak berselera.

Tangan wanita itu mengusap kepala Lucas dengan lembut, namun aura intimidasi tetap memancar diraut wajahnya.

"Makan yang banyak, Nak. Kita punya pekerjaan berat setelah ini. Kita harus membalaskan dendam kita pada mereka."

Keringat menetes pada dahi Lucas. Ia sangat takut.

"Kamu paham?"

Luca mengangguk, "iya, Lucas paham, Bu."

Wanita itu tersenyum.

...…

"Hah!"

Sengklek CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang