Rumput yang bergoyang di sepanjang jalan kenangan yang dipenuhi ilalang belukar di sana sini tepian jalan berdebu di negeri ini. Bagi para remaja yang kini semakin mendewasa, tak ada lagi yang namanya bermain-main. Sebisa mungkin harus diisi dengan hal positif. Namun, itu bukan berarti setiap detik harus menghadap berhalaman buku cetak pelajaran yang senantiasa membumbung tinggi di hadapan kelopak mata. Terlebih lagi seorang insan adam yang tergabung dalam rombongan belajar unggul di instansinya. Bagi Zikri yang adalah seorang gamer−sebenarnya sama saja dengan Rey dan sebagian besar siswa di instansi pendidikan. Baginya sudah cukup untuk mengisi waktu luangnya yang kebanyakan berisi lomba dan kegiatan organisasi yang sudah sangat kebanyakan diikuti. Toh, bila sempat melupakan kebiasaannya itu, mungkin hanya akan dihabiskan untuk memandangi langit yang telah diciptakan sang pencipta dengan elok dan apiknya ini. Apalagi bila senja mulai menunjukkan eksistensinya di antara gerombolan burung-burung dan angin semilir sore membuatnya terlihat seperti surga yang Tuhan tujukan meski hanya sesaat.
Zikri tak pernah merasa sebimbang sebelum ia mengenal Alana. Reyhan yang biasa mengusiknya kini entah pergi kemana. Kelasnya yang terasa lengang dan hanya ditemani sebuah gitar. Tangannya sudah lelah menekan kursor touch-screen smartphone androidnya yang tampaknya juga mulai lelah. Toh, game Moba yang biasa dimainkannya juga mulai bosan. Satu per satu karakter hero mulai mengeluh. Bayangkan saja, untuk satu NPC−Non-Player Character−saja harus menanggung milyaran kematian. Sementara untuk sebuah PC−Player Character−yang harus menahan penderitaan dan lelah selama 24 jam non-stop dalam hidupnya sebelum akhirnya Nerf dan tak dimainkan lagi. Sayangnya para gamer tak memahami arti itu.
Alana yang selama ini jadi pujaan hatinya sebenarnya tak begitu menarik di mata kawan-kawannya. Gadis pelupa yang sangat keterlaluan sekali lupanya. Coba saja pikirkan, bahkan kacamata di kepalanya sendiri saja pernah dilupakannya. Coba saja ia lupa bagaimana caranya bernapas mungkin ia tak akan pernah jadi penambat hati Zikri untuk kesekian kalinya.
Apa yang dipikirkan Zikri tak lebih hanya angan-angan anak muda liar yang biasa orang-orang pandai sebut sebagai 'Cinta' yang pada hakikatnya melekat pada setiap manusia normal yang hidup dan dilahirkan untuk hidup di bumi tuhannya. Gitar di tangnnya seakan menangis tersedu. Gitar tua yang biasa menemaninya dalam setiap petikan dan membawa sebuah alunan lagu modern genre balled yang kian hari semakin membuat pendengarnya luluh akan keapikan suara sang penyaji. Gitar yang Zikri sudah anggap sebagai bagian dari dirinya yang telah melesat jauh dalam raganya. Apabila saja sang moba tak datang menghampiri, ibunya tak akan semarah baru-baru ini.
"Tuan, bodoh sekali kah? Lama sudah tak dimainkan hamba oleh Tuan. T'lah bosankah Tuan terhadap hamba. Bilamana begitu, campakkan sudah hamba Tuan."
Percuma saja sebenarnya rintih gitarnya itu. Telinga Zikri t'lah tersumbat dengan alunan melodi-melodi cinta membuatnya mabuk kepayang hingga lupa dunia bahkan khayangan. Matanya yang membelalak tak berkedip sekalipun.
"Hai Zik, udah hafal berapa pasal?"
Seorang remaja laki-laki seusia Zikri menghampiri dengan sebuah buku saku kecil di tangan kirinya. Lucky namanya, teman seperjuangannya.
"Eh Ky, sorry. Kenapa ya?"
Zikri malah terlihat bingung dengan yang baru saja dikatakan Lucky. Lucky menggeleng kemudian memukulkan buku saku yang ada di tangannya tadi ke kepala Zikri yang tampaknya sudah mulai keras. Telinganya yang mulai mengecil dan bahkan matanya yang mulai membatu.
"Aduh, sakit tahu." Sembari memegangi kepalanya.
"Makanya di dengerin dong. Kamu udah hafal berapa pasal?"
"Aku kira ada apa. Bilang dong dari tadi." Masih jengkel.
"La, kok kamu sih yang jengkel. Seharusnya aku 'kan. Udah aku bilang dari tadi tapi gak ada yang menggubris. Terpaksa buku ini yang bertanya dan hasilnya berhasil dengan tepat sasaran. Berarti untuk lain kali harus aku pakai cara ini." Sembari tersenyum licik dengan ekspresi yang bahkan membuat Zikri merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper & Scissor
FantasiApa jadinya bila dunia ini harus diserahkan pada genggaman 5 orang remaja? Kisah ini tentang mereka (Pemilik Kekuatan) dengan hari-hari epic dan tantangan yang bahkan adalah teman dekat. *** Namanya Zikri, cowok yang menggantungkan pandangannya tak...