Chapter 4

33 3 0
                                    


"Apapun yang terjadi jangan mundur dan terus maju, karna disitulah awal kesuksesanmu"

-----

Di sebuah gedung sudah terkumpul para maba Universitas Bima Sakti jurusan Teknik Industri. Mereka pada duduk di bangku yang sudah di siapkan oleh panitia.

"selamat pagi" ucap sang senior dengan suara yang sangat lantang.

"pagi" jawab para maba serentak

"ok untuk mempersingkat waktu, langsung aja nama gua Conor Maynard. Disini gua sebagai wakil ketua basket" Ucap Conor.

"gua mau tanya sama kalian apa alasan kalian masuk ke jurusan ini ?" tanya Conor.

"mau gua tunjuk ? atau gimana nih enaknya Lit" tanya Conor pada Lita teman senior di sampingnya.

"ah enaknya emng di tunjuk si" jawab Lita.

"ok gua tunjuk. Untuk yang barisan ke tiga di paling pojok. Kenapa lu milih masuk jurusan industri, padahal banyak jurusan di UNBIS" tanya Conor yang menunjuk pada maba paling pojok.

"jangan lupa kenalin diri lu" tambah Lita.

"nama gua Edwar Rudi, panggil aja Edwar. Gua dari jalan Melati 7 blok G. Alasan gua mau masuk industri, ingin mencari pengalaman yang berbeda dari yang lain. Kebanyakan dari keluarga gua ngambil pendidikan" jawab Edwar.

"alasan bisa di terima" ucap Conor.

"pertanyaan ke dua kenapa kalian milih di UNBIS" ucap Conor

Baru saja Tasha masuk kedalam gedung, langsung saja ia di lihat oleh senior yang sudah ada di depan para maba itu.

"buat lu yang baru aja masuk dari mana aja ?" tanya Lita.

"saya tadi dari kamar kak" jawab Tasha.

"apa alasan lu milih UNBIS dari pada negri-negri yang lain ?" tanya Conor pada Tasha yang masih saja berdiri di tengah-tengah jalan.

Tasha yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya senyum-senyum.

"jangan lupa kenalin diri" ucap Joshua

"nama saya Rashifa Anastasha Juanda, bisa di panggil Tasha. saya tinggal di jalan mekar nomer 10. Alasan saya memilih UNBIS yang pertama, lokasi rumah saya dekat, yang kedua saya mau milih di sini agar bareng bersama sahabat saya kak, yang ketiga saya milih UNBIS dapet promosi dari abang saya. Kenapa saya tidak memilih negri, karna saya gagal masuk PTN dan SBM. Saya tidak mau menunda untuk melanjutkan pendidikan" jawab Tasha dengan senyum khasnya.

Jak yang mendengar jawaban dari gadis tersebut hanya diam. Conor yang melihat Jak telah tiba langsung dia memanggilnya.

"Jak sini" ucap Conor

Jak yang mendengar temannya memanggilnya langsung dia melangkah ke depan para maba industri. Para maba wanita melihat Jak dengan tatapan kagum. Bagaimana tidak kagum, tampangnya saja sangat tamvan sekali. Tasha yang baru saja dudu di kursi tengah langsung di sapa temannya.

"hai namaku Jesica" ucap wanita sebelah kanan Tasha yang mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Tasha yang mengerti maksudnya langsung menggenggam tangan Jesica.

"aku Tasha" jawab Tasha.

"oh iya ini kenalin teman aku juga baru berkenalan tadi. Dia namanya Shirta" ucap Jesica.

"hai aku Tasha" ucap Tasha dengan mengulurkan tanganya kepada Shirta.

"Shirta" ucapnya yang menggengam tangan Tasha.

"ok, teman-teman. Gua bakal kenalin ke kalian dia siapa" ucap sang senior di depan. Tasha, Jesica dan Shirta yang mendengar sang senior sudah berbicara lagi langsung mereka memperhatikan Conor yang sedang berbicara itu.

"dia Agail Jakson. Jabatan dia sebagai ketua basket disini. Dan dia sebagai penanggung jawab maba yang sedang ospek minggu kemarin. Hanya saja di gantikan oleh Joe" jelas Conor.

"bagi kalian yang minat mendaftar ekstrakulikuler basket bisa ke gua atau Conor" jelas Jak.

"bagi yang sudah mendapat kelas silahkan masuk ke kelas masing-masing. Yang gak tau kels bisa liat mading" jelas Jak lagi.

Selesai Jak berbicara para maba bubaran mencari kelas mereka di mading. Tasha dan Rubby berpisah untuk mencari kelasnya. Untung saja Tasha sekelas dengan teman yang barusan ia kenal tadi.

Rubby yang melihat Tasha berjalan dengan teman barunya dia mengenggam tangan Tasha.

"eh Tek gua dari tadi nyari lu" ucap Tasha yang sadar bahwa yang menggengamnya itu Rubby.

"gua juga nyariin lu tau" jawab Rubby.

"gua dapet kelas 4.5.6, lu dapet berapa Tek ?" tanya Tasha

"serius lu kelas 4.5.6 ? anjir sekelas berarti sama gua" jawab Rubby dengan semangat.

"bosen gua sama lu, dari SMP selalu sekelas. Kalo kita gak sekelas lu yang minta pindah ke kelas gua" ucap Tasha dengan nada candanya.

"tapi sukak kan" ucap Rubby dengan menyentuh dagu Tasha dengan jari telunjuknya.

Tasha yang di perlakukan seperti itu hanya memutar bolamatanya saja.

"lu gak mau kenalin gua sama temen baru lu, Ca" ucap Rubby

"ga perlu, nanti temen gua ketularan begok kaya lu" ucap Tasha yang meledek sahabatnya itu.

Kedua teman Tasha yang mendengar percakapan mereka hanya senyum-senyum saja. Langsung saja Tasha melangkah menuju kelasnya dengan kedua temanya. Rubby yang merasa di tinggal oleh Tasha dia juga melangkah menuju kelasnya.




-----

eh cui cui serius amat :D

JAN LUPA LIAT YUTUP ANE YE. ADA YANG DIEM-DIEM SUKA LOH:D

FOTO ITU SI JAK SAMA TEMEN KECILNYA LOH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOTO ITU SI JAK SAMA TEMEN KECILNYA LOH.

KIRA-KIRA SIAPA YA NAMA TEMEN KECILNYA ITU ? :D BTW WARNA RAMBUTNYA KAYAK SI TASHA CUI

Kating Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang