Happy reading!💕
.
.
.
"Kau ingin menolongnya, little girl?"Menghentikan kegiatannya dan menoleh ke asal suara. Evelyne mendapati Earth yang menatapnya datar. Mendekat dengan pelan kearah Evelyne yang berada dekat dengan tahanannya, Max. Lebih tepatnya Max dengan posisi tengkurap di samping kaki Evelyne.
Earth berhenti didepan Evelyne yang hanya menyisakan jarak beberapa centi.
"Siapa yang menyurumu datang kesini?" Terdengar suara ringisan kesakitan yang beriringan dengan suara Earth bertanya. Evelyne yang mendengar langsung mencari sumber suara.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Evelyne kaget ketika melihat kaki Earth menginjak punggung Max yang terdapat bekas cambukan yang belum mengering.
"Jawab pertanyaanku Evelyne," Earth mendesis selagi menambah tekanan di kakinya.
Perlakuan itu membuat Max tak kuasa menahan teriakan kesakitannya."Aku datang kesini atas kemauanku sendiri. Lagi pula kau sudah memberiku izin untuk berkeliling." Jawab Evelyne cepat yang menatap langsung ke arah Earth. Mendengar suara teriakan kesakitan Max membuatnya takut dan iba secara bersamaan.
Takut dengan sifat Earth yang kejam, memperlakukan manusia sesukanya. Iba dengan dengan keadaan Max sekarang. Evelyne tidak harus merasa perlu menolong Max. Kalau iba beda halnya, karena perasaan seseorang yang berbeda beda mudah tersentuh dan tidak.
Pada dasarnya mereka memang tidak saling kenal. Ketulusan dan kelembutan hati Evelyne membuatnya memiliki rasa simpati yang besar.
Earth menatap dalam mata Evelyne. Membuat gadis 18 tahun itu menelan salivanya karena gugup. "Kenapa kau manatapku? Aku tidak salah."
Benar. Aku tidak salah, dia yang memberiku izin untuk berkeliling. Dan tempat ini termasuk bagian rumahnya, bukan?. Batin Evelyne berargumentasi.
Earth masih menatap Evelyne untuk beberapa saat sebelum mangalihkan mata ke arah Max kembali lagi ke arah Evelyne.
Earth berjalan meniggalkan Evelyne yang masih berdiri di tempat semula. Mengeluarkan pistol dari lemari kecil yang menempel di dinding yang sudah terisi penuh dengan peluru, tanpa lupa mengokangnya pertanda jika peluru siap meluncur. Earth berbalik dan kembali berjalan ke arah Evelyne.
Evelyne sedari tadi melihat apa yang dikerjakan Earth seketika membulatkan matanya terkejut dan takut ketika mengetahui benda yang di bawa Earth di tangannya. Reflek Evelyne mundur dari Earth yang melangkah ke arahnya.
"Ka-u.. apa yang kau lakukan dengan benda itu?" Tanya Evelyne
Earth tidak menjawab. Dia terus berjalan dan berhenti di tempat semula yakni didekat Max dengan Evelyne yang sudah menjauh beberapa langkah.
"Kau takut dengan ini?" Tanya Earth seraya mengangkat pistol dan memutar mutarnya seolah itu hal biasa. Earth menghentikan permainan tangannya. Mengangkat moncong pistol dan mengarahkannya pada Evelyne.
Ketakutan Evelyne kian meningkat ketika senjata mematikan itu mengarah padanya. Evelyne tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya, hanya menatap Earth dengan sorot mata ketakutan yang sangat kentara. Kakinya seolah terpaku ditempatnya berdiri, seakan pasrah dengan keadaanya sekarang.
Evelyne memejamkan matanya cepat dengan tangan reflek terangkat untuk menutupi telinganya ketika mendengar suara letusan besar.
Dorr..
Dorr..
"AAAARRRHHH!!!!!"
Hening. Setelah teriakan kesakitan yang begitu nyaring, tergantikan dengan kesunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possession of The Devil [HIATUS]
AcakEvelyne Bailey, gadis biasa yang bertahan hidup di dunia yang kejam. Kehidupannya berubah ketika sang ibu meninggal dan perubahan sifat sang ayah menjadi kasar kepadanya. Masalah sesungguhnya datang ketika ayah Eve nekat meminjam uang dalam jumlah b...