8. Proud Of You

706 140 5
                                    

Vernon menatap gadis itu dari jauh. Kini, hatinya selalu berdebar setelah mengenal gadis itu lebih jauh. Dia ingin menjaganya sebisa mungkin.

Umji yang menyadari Vernon memperhatikannya pun menatap balik kearah Vernon dan tersenyum kepadanya membuat yang ditatap balik salah tingkah. Hatinya tak karuan.

Umji berjalan mendekat ke arah Vernon sambil tersenyum, "Senang bertemu denganmu lagi, Vernon-ah. Apa kabarmu?"

"Aku baik, Umji-ya. Terimakasih sudah menyapaku."

"Aku rasa kau memperhatikanku daritadi, apa ada yang salah dengan penampilanku hari ini?"

"Tidak, tidak, tidak. Kau cantik seperti biasa. Aku hanya bingung kenapa hatiku selalu berdebar dan terasa menghangat setiap kau tersenyum padaku dengan mata indahmu itu," Vernon memberanikan diri.

Umji mengernyitkan alisnya bingung, "What is that supposed to mean?"

"Tell me everything about you again, Kim Yewon. Aku ingin lebih dekat denganmu, aku selalu merasa kau ini spesial."

"Tidak ada hal yang menarik tentangku, sungguh. Aku hanya perempuan biasa, bahkan banyak yang lebih cantik dari ku, aku tidak spesial. Aku benar-benar hanya perempuan biasa, aku tidak pantas disukai, aku ini jelek, Vernon. Tidakkah kau melihatnya?"

"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu? Jangan berkata seperti itu!" Kata Vernon menaikkan suaranya.

"Kau cantik dan kau pantas disukai. Kau juga sangat spesial bagi keluargamu, sahabatmu dan bagiku. Tolong jangan berpikiran seperti itu lagi," Lanjutnya.

"Maafkan aku. Aku belum terbiasa bahwa ternyata ada orang di dunia ini yang menganggapku spesial. Kau tau sendiri kan bagaimana dulu aku sering di hina dan di rendahkan karena penampilanku yang membuatku benci diriku sendiri karena tidak bisa mengubah penampilanku sesuai keinginan mereka," Umji hampir menangis.

"Aku jelek, Vernon. Aku tidak pantas hidup. Kau tidak pantas bersamaku. Hatiku juga sudah terlalu mati untuk merasakan kasih sayang dan merasakan sakit."

"Jangan berkata seperti itu lagi! Tidak ada yang perlu diubah lagi, kau sudah sempurna, Umji-ya. Yang perlu kau lakukan adalah berhenti mendengarkan omongan orang jahat dan cobalah mulai sekarang dengarkan orang-orang yang peduli denganmu, mulailah cintai dirimu sendiri, aku tau ini akan susah, tapi aku tau kau pasti bisa, terimakasih sudah bertahan sejauh ini, kau telah berusaha keras, aku bangga padamu."

Umji mengeluarkan air mata, air mata bahagia. Dia bersyukur masih ada seseorang yang sangat baik kepadanya, "Vernon-ah, aku harap aku tidak lancang melakukan ini, maka sebab itu aku ingin meminta persetujuan dari mu dulu."

"Bolehkah aku memelukmu?" Kata Umji, matanya terlihat lebih indah karena berbinar.

Vernon membeku tapi tetap bersikap santai, "Tentu saja boleh, kemarilah."

"Listen here, sweetheart. You are loved, you are wanted, you are so effortlessly beautiful and most importantly you are enough. Thankyou for making it this far. Thank you for staying alive. I am so proud of you," Vernon berbisik sambil mengusap punggung Umji pelan.

Umji yang mendengarnya pun menangis terharu dipelukan Vernon, "Terimakasih banyak Vernon-ah, kau baik sekali."

"Don't kill yourself mentally and physically because I will keep coming up with more and more reasons to keep you alive and I need you to hear all of them," Vernon masih setia mengusap punggung Umji yang terisak.

"I WILL stay by your side– no matter what."


***

your vote and comment will be very much appreciated <3
maksud aku disini bukan untuk nge-romanticize mental illness. i swear to god i hate people who romanticize something like mental illness. sekarang juga banyak orang yang pura2 punya mental illness dan melakukan cutting hanya untuk menarik perhatian orang yang mereka sukai.
mereka gatau sebegimana perjuangan orang yang bener2 punya mental illness.
maksud aku disini cuma menceritakan Vernon yang awalnya tertarik dengan Umji makin tertarik dengan Umji setelah ngedengerin cerita hidup Umji dan pengen ngelindungin Umji sebisa mungkin.

to be loved & to be in love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang