Vernon sedang menunggu istrinya yang tengah mandi dikasur sambil bermain gawainya.
Tak lama kemudian, terdengar pintu kamar mandi yang terbuka dan harum bedak bayi dan vanilla menyeruak ke seluruh kamar, menampilkan istrinya yang hanya menggunakan tanktop silk slip dress dengan leher rendah.
Vernon kaget, jantungnya berdetak kencang. Istrinya hanya menatapnya polos.
Umji jalan ke arah kasur dan membaringkan badannya disebelah Vernon, sangat gugup tentunya. Umji sudah mengingatkan dirinya untuk percaya diri melakukan semua ini demi suaminya yang selalu ada untuknya.
"Jadi, apa yang ingin kau berikan padaku, sweetheart?"
Vernon beringsut menimpa Umji dan memasukkan kepalanya di sela perpotongan leher Umji.
Dia menghirup dalam aroma tubuh istrinya yang sangat memabukkan. Dia memberanikan diri memberikan kecupan kecupan lembut disekitaran leher istrinya.
"Yewon-ah..." Vernon yang sudah tidak kuat menahan meminta persetujuan istrinya. Dia menginginkannya. Dia ingin membuktikan cintanya kepada istrinya.
"Lakukanlah, sayang."
Umji mengusap rambut Vernon, mata hitamnya tak henti menatap mata cokelat indah suaminya, "Did I ever tell you that I love your eyes so damn much?"
Sang suami tersenyum setelah mendengar kata-kata manis istrinya dan dia bergerak mencium lembut istrinya, lama-lama menuntut hingga lidah mereka bertemu membuat Umji kehabisan nafas.
Vernon melihat istrinya yang kehabisan nafas dan dia melepas tautannya, beralih ke leher istrinya—membuatnya mengerang.
"You are so fucking beautiful, baby girl."
Pipi Umji memerah membuat Vernon gemas dan mencium pipinya dan beralih ke telinganya, lehernya dan dadanya.
Vernon menarik tali tank top silk slip dress Umji perlahan sambil terus mencium Umji. Umji malu dan badannya menegang, "Relax, sweetheart."
Vernon perlahan menurunkan dress yang Umji pakai. Umji langsung duduk dan menutupi badannya. Dia malu dan langsung menarik Vernon untuk berada di atasnya dan menutupi tubuh Umji.
"No need to be ashamed, baby. You are so fucking beautiful."
"Of course you had to say that."
"No, baby. It's the truth. You are so beautiful."
Vernon mencium dan menggigit pelan Umji diberbagai tempat membuat beberapa cap kemerahan dan membuat istrinya — SKIPPP WKWKWKWKWK
***
Umji terbangun dan merasakan pelukan erat seseorang, dia melihat perutnya dan dia menyadari dia sedang membelakangi suaminya yang tengah memeluknya.
Umji merasa lelah dan mengantuk luar biasa, cuaca diluar juga sangat mendukung untuk bermalas-malasan dan dikasur seharian.
Dia teringat kejadian malam tadi, dimana dia menyerahkan seluruhnya kepada seseorang yang selalu ada untuknya. Dia malu mengingat kejadian tadi malam.
Umji memutar posisi jadi menghadap Vernon yang masih tidur, Umji menelusup ke dada Vernon dan mencium sekilas dada suaminya.
Dia mengingat masa lalunya dimana dia yang tidak pernah memikirkan akan menikah atau lulus kuliah. Hidupnya sangat datar bahkan menyedihkan sebelum bertemu dengan Vernon.
Dia mengingat kembali Vernon yang selalu ada untuknya, saat dia menangis tengah malam, saat dia tidak bisa tidur atau merasa kosong. Vernon selalu ada untuknya. Vernon yang selalu menemaninya menemui psikiater dan Vernon yang selalu menemaninya ke dokter gizi. Vernon selalu ada untuknya saat Umji menangis karena berat badannya belum sampai seperti apa yang dokter tetapkan dan dia selalu ada hingga sekarang berat badan Umji yang sudah normal bahkan lebih berisi, sedikit.
Vernon selalu membantu Umji memilihkan makanan yang sehat dan tidak pernah memaksa Umji untuk makan lebih.
Vernon membuatnya merasa cantik dan dihargai, dia tidak pernah merasakan itu sebelumnya. Dia bahkan lupa kapan terakhir kali meminum obat-obatannya lagi setelah dia bertemu Vernon. Vernon mengajarkannya beberapa hal dan membuatnya melakukan hal-hal baru bahkan gila yang mungkin tidak akan dia lakukan jika bukan karena Vernon.
Setelah bertemu Vernon, dia menjadi lebih baik. Dia mulai merasa dia tidak perlu membenci dirinya sendiri, kasihan badannya yang selalu mendapat kebencian.
Dia harus belajar mencintai dirinya sendiri seperti Vernon mencintai dirinya apa adanya. Umji tidak pernah menyangka hidupnya akan seindah ini. Dia bahagia dan sangat bersyukur kepada Tuhan telah memberikannya kebahagiaan dengan mendatangkan lelaki yang menurutnya tidak pantas ia dapatkan.
Umji meneteskan air mata bahagia kemudian menelusup ke dada Vernon dan memeluk suaminya erat. Dia mengecup lagi dada Vernon singkat.
Vernon terbangun karena merasakan istrinya yang sedang menangis dipelukannya. Vernon panik dan langsung melepas pelukannya menatap istrinya yang sedang tersenyum penuh air mata.
"Baby, kenapa? Apa aku menyakitimu?"
Umji hanya menggeleng dan memeluk Vernon erat. Tidak peduli dengan badan mereka yang bersentuhan dan tidak tertutup sehelai kain pun.
Vernon bingung dan hanya mendekap istrinya erat sambil menepuk-nepuk punggung halus istrinya dan sesekali mengecup puncak kepalanya, "Sayang, kenapa?"
Umji mendongak menatap suaminya, "Its just that.. I'm so grateful. I didn't even think I would be able to graduate and get married. All I think about was death, death, and death. But you came and made my life so much better and now I made it, Vernon. I made it this far and I'm proud of myself for once."
"Yes, sweetheart. You made it and I couldn't have been more proud. Thanks for making it this far. I love you so much. I appreciate every little things about you. Sorry for not coming into you sooner."
"No, you don't have to be sorry. We met and that is all that matters. I love you sooo much. I don't deserve you, really. But I'm so glad I met you."
***
this part is the shittiest one oh my god this part cringe me im sorry to all the underage kiddos i didnt mean to write something so explicit like that :(
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
