Chapter 4

1K 69 9
                                    

“Kata nenek mengharapkan pria seperti Greyson dalam hidupku adalah hal konyol. Apa maksudnya?”

Nenek Beth menggenggam tanganku dengan lembut.

“Anak seperti dia terlihat tidak serius. Semoga saja anggapanku salah tapi... menurut nenek pacarmu itu bukan orang yang tepat.”

“Apa nenek asal menebak atau nenek merasakan sesuatu?”

“Keduanya.”

Aku menghela napas. Mendengarnya mengatakan bahwa Greyson bukan orang yang tepat membuatku sedikit kesal. Ia bahkan belum mengenal Greyson seperti ibuku mengenalnya, tapi nenek Beth sudah menilainya seperti itu.

“Gadis seumuranmu bukanlah manusia yang diciptakan untuk menunggu, tapi memilih. Meskipun yang bertindak adalah pria tapi tetap saja kau berhak untuk memilih seseorang yang tepat untukmu di kedepannya. Bukan hanya menerima siapa saja yang datang kepadamu. Mungkin kau menganggap Greyson adalah orang yang tepat, tapi dear, kau tidak tahu bagaimana kehidupan kalian di masa mendatang nanti. Apakah ia bisa menjadi pasangan yang pengertian atau tidak.”

“Sepertinya percakapan kita terlalu jauh, nek.”

Nenek Beth tertawa lalu mengecup punggung tanganku.

“Tidak, dear. Aku sudah menceramahi delapan belas anak dan cucuku tentang hal seperti ini di usia yang sama sepertimu. Dan sekarang mereka telah bersama orang yang tepat.”

“Kita tidak bisa menebak takdir, nek. Seperti orang tuaku. Mereka yang awalnya harmonis, sekarang tidak hidup bersama lagi.”

“Kita memang tidak bisa menebak takdir, tapi kita yang menjalaninya maka kita pula yang membangunnya. Jangan membuat hidupmu dikendalikan oleh orang lain karena—“

“Aku tidak pernah dikendalikan,” ucapku tegas.

“Benar begitu?”

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hariku tanpa manusia korslet itu. Jika ibu dan Greyson adalah tangan, ibuku bagaikan tangan kanan dan Greyson bagaikan tangan kiri. Tanpa mereka berdua mungkin aku tidak bisa melakukan apapun.

“Entahlah...”

“Aku tahu persis kehidupan gadis spesial sepertimu. Mempercayai orang lain bukanlah hal yang mudah.”

Aku menghela napas.

“Aku tahu itu... Tapi sejauh ini kurasa aku telah mempercayai orang-orang yang benar-benar peduli padaku.”

“Seberapa banyak, Alice?”

Aku menghela napas lagi. Selain teman sekolah, beberapa tetangga, ibu, dan Greyson, aku tidak mengenal manusia lain selain mereka.

“Tidak begitu banyak.”

“Kuharap setelah ini kau akan sedikit berubah. Bukannya kau (Alice) yang sekarang adalah buruk, bukan.  Ibumu yang mengekangmu di rumah telah memberimu dampak buruk. Menurutku kau benar-benar tidak mandiri dan sangat bergantung pada orang lain.”

“Apa kau mau membantuku? Greyson sudah menyuruhku belajar mempelajari orang sekitarku. Ia khawatir untuk meninggalkanku jika ia pergi tur.”

“Aku akan membantumu jika alasanmu bukan untuk pacarmu itu, dear.”

“Baiklah. Aku ralat. Bantu aku mempelajari apapun agar aku bisa mandiri.”

Nenek Beth mengusap rambutku.

“Nah, itu yang ingin kudengar.”

Tiba-tiba pintu teater terbuka. Tapi kurasa itu bukan suara pintu yang kami lewati tadi. Mungkin suara pintu utama.

DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang