5

4.8K 367 7
                                    

a.n

Berhubung The Only Reasonnya udah mau abis jadi ya gue iseng ngelanjutin teenfic yang terlantar ini dulu bentar deh ya. Penyakit stucknya muncul terus bete gue. Udah mau lebaran btw. Gue minta maaf ya kalo selama ini mungkin teenfic gue ada yang menyinggung perasaan kalian atau di an kata-kata gue ada yang gak kalian suka. Ya pokoknya mohon maaf lahir batin deh ya.

Thanks ya yang udah read dan vomment teenfic ini. Maaf banget kalo sering banget telat update.

##

Nasha : Guys, mau kapan ngerjain tugasnya?

Zafran : Tugas apaan, Sha?

Dika : Tugas dari Bu Dira. Disuruh buat Film gitu deh.

Daisy : Gue mau jadi pemeran dong!

Zafran : Emang kelompok kita siapa aja sih?

Nasha : Gue, Daisy, Faya,Kiran, Natha, Dika, Zafran, Bimo, Raka, sama Dimas.

Dika : Wah, enak banget ada Dimas.

Zafran : Oh, jadi lo udah beralih ke Dimas, Dik?

Faya : Berisik.

Bimo : Kalo mau homo, jangan di sini, please. Ganggu.

Zafran : Iya iya. Maaf deh ya, Fay, Bim.

Daisy : Temanya mau apa? Pemerannya siapa aja? Mau kapan buatnya?

Kiran : Besok aja ngomonginnya di sekolah. Biar lebih enak.

Jujur saja, Natha sangat malas mengerjakan tugas film ini. Tentunya karena anggota kelompoknya yang tidak dia kenal dekat. Ingin rasanya dia mendatangi Bu Dina dan memintanya untuk memindahkan dia ke kelompok Farrah dan Sheena. Tapi apa boleh buat, Bu Dina itu terkenal sebagai guru tergalak di sekolah. Dia mendapatkan piala guru tergalak 10 tahun berturut-turut.

"Lica, ibu pergi arisan dulu ya. Kamu ke rumah Dika aja. Mama sampe malem dikit soalnya." Teriak ibu Natha. Setiap rabu, ibunya dam ibu rumah tangga lainnya memang suka melakukan arisan. Natha langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri ibunya yang sedang memakai sepatu.

"Kenapa harus ke rumah Dika?" tanya Natha kesal. Dia memang sepertinya suka dengan Dika tapi dia tidak mau suka dengan teman sekelasnya.

"Kakak belum pulang, sayang. Kebetulan kamu kan satu kelas sama Dika. Tadi pagi, kamu berangkat bareng dia juga kan? Eh, nak Dika. Ya udah, ibu arisan dulu ya, Lica. Jangan macem-macem sama Dika." Kata ibu lalu pergi. Dika pun masuk ke rumah Natha.

"Gak suka banget kayaknya kalo gue ada di sini. Kenapa?" tanya Dika yang sedang melihat foto keluargaku yang memang sengaja ibu pajang di ruang tamu. "Lo kecilnya bulet banget ya. Lucu. Gemesin banget."

"Gak usah nyindir deh." Natha memang tidak suka jika orang-orang melihat foto kecilnya. Menurutnya, itu foto terburuk yang pernah ada. Dia sangat gendut ketika kecil.

"Gue gak nyindir kali, Nat. Btw, lo kalo di rumah dipanggilnya Lica? Unik banget nama lo."

"Iya."

"Lo gak punya gadget atau semacamnya apa? Bosen nih gue."

"Punya."

"Bisa gak kalo ngomong tuh gak cuma satu kata?"

"Terus gue harus gimana?" tanya Natha yang mulai kesal. Lalu, dia pergi menuju ruang keluarga yang lebih cocok disebut home theatre daripada ruang keluarga.

"Eh, lo mau kemana? Tungguin bisa ka- Wow! Lo punya home theatre?" tanya Dika dengan mulutnya yang menganga.

"Iye. Lo bosen kan? Sini nonton sama gue." Jawab Natha lalu mengambil dvd-dvd yang ada di rak.

"Eh, iya. Lo punya film apa aja?"

"Banyak. Mau yang genrenya apa?"

"Horror aja gimana? Gue lagi pengen yang serem-serem nih mumpung mau malem."

"Sayangnya gue gak suka horror. Romance atau science fiction?"

"Science fiction aja ah. Gue gak suka romance"

"Hunger Games yaaa! Atau Maze Runner! Pemainnya mirip deh sama lo." teriak Natha sambil mengangkat dua buah dvd. Dia memang sangat suka film Maze Runner karena tokoh utamanya adalah aktor favoritnya.

"Beneran mirip? Maze Runner aja deh kalo gitu."

Akhirnya mereka berdua menonton Maze Runner. Sebelum film dimulai, Natha membuat popcorn. Menurutnya, kalau nonton film tapi tidak makan popcorn itu tidak asyik. Mungkin karena dia sudah biasa nonton sambil makan popcorn.

Film pun dimulai. Natha sangat hapal semua bagian dari film itu sampai-sampai ia bosan. Dia sudah menonton film itu lebih dari 5 kali. Karena bosan, akhirnya Natha tertidur. Dika yang sedang asyik menonton pun sadar kalau gadis yang ada di sebelahnya sedang tidur.

"Lucu juga ya kalo lo lagi tidur." Kata Dika lalu tersenyum.

##

Blue & CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang