12

4K 278 1
                                    

a.n

Woohoo! Akhirnya update lagi. Kalian harus tau ya mata gue abis bengkak karena nonton wwat film dan itu gila banget karena satu studio tuh teriak sampe penjaganya tutup telinga dan suara filmnya gak kedengeran. Kalimatnya panjang ya. Maaf kalo dikit banget dan jarang update karena gue ngetik di hp dan udah kelas 9 huhu.

As usual, thanks yang udah baca, vote dan comment teenfic abal ini. Laf yuu guys!

##

Zafran's POV

Gue gak abis pikir sama Farrah. Jujur aja baru kali ini gue dimarahin kayak gitu sama cewe. Lagian, apa salahnya sih kalo gue suka sama Natha? Toh dia juga belom punya pacar.

"Gila gue, bro! Gila banget!" teriak gue pada Dika yang sedang tiduran di sebelah gue. Ya, sekarang gue ada di rumah Dika.

"Masih karena kata-kata Farrah tadi?" tanya Dika yang langsung gue kasih hadiah jitakan yang keras.

"Iya lah! Pinter banget deh lo!" jawab gue. "Gue gak ngerti sama pikirannya Farrah. Gue kan bebas suka sama siapa aja. Termasuk Natha."

"Ya mungkin aja Natha agak merasa terganggu sama modusan lo."

Gue berdecak. "Ah gak mungkin! Lagian kalo dia emang terganggu, kenapa gak dia aja yang bilang sendiri?"

"Mungkin dia gak berani. Makanya, Farrah yang ngasih tau ke lo." kata Dika yang sedang berusaha menghibur gue.

"Pokoknya gue kesel banget. Kesel banget!"

"Ya udah lah, Zaf. Gak usah gimana gitu sama Farrah. Lo jadi kayak cewe banget gitu. Btw, hari sabtu jadi?" tanya Dik dengan sabar.

Kalau kayak gini, gue jadi gak mood jalan. Apalagi kalau jalannya sama Farrah. "Gak tau, Dik. Gue pusing. Gue jadi males ketemu sama Farrah gara-gara kejadian itu."

"Ya elah, Zaf. Kalau lo gak suka sama sahabatnya Natha, itu bakal ngebuat lo makin susah buat deketin Natha."

Bener juga sih katanya Dika. Serba salah banget ya jadi gue.

##

Author's POV

"Far." panggil seorang gadis yang sedang termenung sambil memikirkan sesuatu.

Farrah pun menengok, "Apa? Suntuk banget lo. Ada masalah?"

"Gue mau curhat." jawab gadis tadi yang bernama Natha.

"Lo kayak gak biasa curhat sama gue aja deh. Biasanya juga langsung ngomong."

"Gue bete banget. Ini akut. Parah."

Farrah menghela napasnya, "Langsung to the point aja deh. Lo tau kan gue bukan orang yang suka basa-basi?"

"Tadi, Daisy ngomong sama gue. Katanya gue harus ngejauhin Dika."

"Daisy? Ngomong kayak gitu ke lo? Kenapa deh?" tanya Farrah yang mulai penasaran.

"Iya. Katanya sih Nasha suka sama Dika."

"Ya ampun. Masa gara-gara itu lo jadi gak boleh deket sama Dika. Udah biarin aja. Anggep dia gak pernah nyuruh lo jauhin Dika."

"Gue gak tau kenapa, Far. Rasanya tuh gue gak mau jauh dari Dika. Apa ini artinya gue suka sama Dika?" tanya Natha lalu menunduk sambil cemberut. "Gue gak mau suka sama siapa-siapa. Karena gue takut pada akhirnya gue sakit karena cowo itu."

"Nat, perasaan itu gak bisa dipaksa. Perasaan itu bisa muncul tiba-tiba. Kapan pun, dimana pun. Lo suka sama dia."

"Terus Nasha gimana? Dia juga suka sama Dika, Far."

"Lo punya hak buat suka sama siapa pun. Gak usah peduliin dia. Gue bakal ngebantu lo buat makin deket sama Dika." janji Farrah lalu memeluk Natha.

##

Hari sabtu pun tiba. Natha sudah siap dengan dress berwarna krem dan sepatu yang senada. Rambut panjangnya dia ikay ponytail dan diberi jepit berbentuk pita.

"Lica, di depan udah ada temen kamu tuh. Pernah ngejemput kamu deh kalo gak salah." kata ibu Natha.

"Iya, bu."

Natha pun segera keluar dari kamarnya dan pamit kepada kedua orang tuanya. Kakaknya sedang pergi ke Singapura bersama teman-temannya.

Ternyata, Zafran menjemputnya. Ada sedikit rasa kecewa karena buka Dika yang menjemputnya.

"Hai, Di-Zaf maksud gue." sapa Natha gelagapan karena salah mengucapkan nama Zafran.

"Hai, Nat. Lo...cantik banget." puji Zafran yang mengakibatkan pipi Natha berubah warna seperti kepiting rebus.

Di kejauhan, ada seorang gadis yang sedang memandangi mereka. Dia tersenyum sinis. "Gue tau siapa yang bisa buat Natha jauh dari Dika."

##

Blue & CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang