14

3.8K 282 3
                                    

a.n
Hai kalian, readers yang baik hati dan tidak sombong! Gue udah mulai stress di kelas 9 ini. Gila banget ya. Dari senin sampe sabtu gue les+pm. Mumet banget otak gue. Doain aja ya gue gak sakit dan bisa dapet nilai yang terbaik. Amin. Maaf banget ya kalo suka telat update huhu.

Thanks yang udah read, vote dan comment! Yang read dan vomment gue doain sukses terus dan cepet dapet pacar. Amin.

Enjoy yaa! xx

ps. udah gue edit yaaa;)

##

Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan bagi Natha. Bagaimana tidak? Nasha beracting bersama Dika. Ditambah di film ini, mereka berakting menjadi sepasang kekasih.

Tentunya Natha sangat cemburu dengan mereka. Karena hal itu, semua yang dikerjakan Natha salah. Mulai dari kostum peran pembantu sampai kostum untuk pemeran utama.

Semuanya kacau. Tidak jarang, pimpinan produksi atau pimpro di tugas ini selalu marah padanya.

"Nat, lo kenapa sih? Daritadi kayaknya lo ngerjain perintah gue gak ada yang bener. Masa baju pemeran utama kebalik sama pemeran pembantu." kata Faya.

Natha menghela napas, "Sorry, Fay. Gue lagi gak enak badan." ucap Natha bohong.

"Ya udah. Kalo lo sakit, mendingan lo istirahat dulu."

"Gak usah, Fay. Gue kuat kok. Lagian cuma gak enak badan."

Di saat yang sama, Dika sangat resah dengan peran yang ia mainkan. Sebenarnya adegannya hanya adegan biasa namun tidak enak rasanya kalau pasangannya bukan Natha.

Dika sudah berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Natha. Tapi, rasa itu tidak pernah bisa hilang. Cara apa pun telah dia lakukan kecuali menjauhi Natha. Sulit baginya jauh dari Natha. Rasanya seperti perangko dan amplop. Tidak dapat dipisahkan.

"Eh, guys. Break dulu ya. Gue capek." kata Dika tiba-tiba. Yang lain pun mengganguk tanda setuju dengan perkataan Dika.

Dimas langsung mengganguk. "Ya udah. Istirahat 20 menit cukup kan?"

"Iya." kata para pemeran dan kru secara bersamaan.

Dika pun berjalan menuju tempat Natha. Terlihat dari jauh, Natha sedang memandangi kertas sambil memijit kepalanya. Mukanya agak pucat. Dika mulai khawatir dengan keadaan Natha.

"Nat? Lo kenapa?" tanya Dika saat sampai di sebelah Natha.

Natha pun mendongak dan tersenyum. "Eh, elo, Dik. Gak apa-apa kok. Gue cuma pusing."

"Istirahat aja dulu, Nat. Nanti lo kenapa-napa lagi."

"Serius deh, Dik. Ini cuma pusing biasa." elak Natha. "Udah lah mending lo ngobrol sama yang lain aja."

Dika agak terkejut melihat sikap Natha yang berbeda hari ini. Natha menjadi lebih emosian. Mungkin dia kecapekan., batin Dika.

"Mau gue ambilin minum? Atau makanan?" tanya Dika yang dibalas dengan tatapan tajam dari Natha serta gelengan kecil.

"Makasih, Dik. Sekali lagi gue bilang sama lo. Gue gak apa-apa." kata Natha dengan menekankan setiap kata yang dia katakan.

Gue gak mau merasa hal yang sama untuk keberapa kalinya. Maafin gue kalo bersikap kayak anak kecil terus. Maafin gue ya, Dika., batin Natha lalu pergi meninggalkan Dika yang terdiam seribu bahasa karena Natha.

##

"Natha yang cantik, pinter, baik dan tidak sombong! Dengerin omongan gue sekali aja bisa gak sih?!" teriak Farrah. "Capek gue dikacangin mulu!"

Natha pun menengok ke arah Farrah. "Eh, maaf ya, Far."

"Mikirin apa sih, Nat? Dika?" tanya Farrah penasaran. "Atau jangan-jangan lo mikirin Zafran?"

"Enggak, Far. Ya ampun deh lo kok gak banget sih."

Dika yang kebetulan berada di dekat Natha dan Farrah tidak sengaja mendengar perkataan Farrah.

Natha mikirin gue? Apa dia juga suka sama gue? Apa yang harus gue lakuin? Ngelepas Natha buat Zafran yang notabenenya sahabat sejati gue atau perjuangin rasa ini?,batin Dika.

##

Gadis yang memakai dress itu berlari menuju seorang laki-laki yang ada di depannya. Sampai akhirnya, dia berhasil menepuk pundak laki-laki itu.

"Zaf."

"Lho?! Kenapa?"

"Bisa bicara bentar sama gue? Gue pastiin lo gak bakal nyesel," kata gadis itu. "Tapi gak di sini."

"Oke. Di cafe deket sekolah aja ya." kata laki-laki itu lalu berjalan menuju mobilnya. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, mereka pun sampai.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya laki-laki itu.

"Ya ampun." kata gadis itu terkaget-kaget. "Oke. Gue mau bantuin lo."

"Bantuin apa?"

"Gue tau lo suka sama dia. Gue mau bantu lo buat deket sama dia. Ya meskipun lo udah minta tolong sama sahabat lo itu. Tapi gue gak yakin sahabat lo itu sanggup nolongin lo."

"Kenapa lo bisa gak yakin gitu?"

"Lo gak tau? Dia suka sama cewe yang sama kayak lo."

Blue & CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang