Bagian 3 : Keputusan

41 9 2
                                    

Mira memasuki ruang kelas sambil membawa cireng kesukaannya. Ia berjalan santai ke tempat duduk paling depan. Saat ini masih pagi dan semua temannya belum ada yang masuk. Mira bosan lalu berjalan keluar kelas.

Terlihat Dandi sudah berdiri didepan pintu kelas dengan senyum yang mengembang. Mira menatap aneh alien didepannya ini.

Mira melengos begitu saja ketika Dandi menatap kearahnya. Ia melanjutkan langkahnya untuk keluar kelas. Tapi tangannya dicekal oleh Dandi.

"Mau kemana obat datang bulan?"

"Nama gue Miranti goblok!!! Bukan kiranti!!!" Emosi Mira seketika memuncak tapi dibalas kekehan ringan dari mulut Dandi.

"Lepasin tangan gue!"

Mira membuang tangan Dandi begitu saja kemudian berjalan cepat meninggalkan Dandi dipintu depan kelas.

Tak lama kemudian Sara datang. Dandi menyunggingkan senyumnya lebar-lebar seakan menanti kabar paling bahagia dipagi ini.

"Gimana Sar? Lo setuju?"

"Emm gimana ya..."

Sara tampak berpikir keras kemudian menarik nafasnya perlahan untuk mengatakan sebaris kalimat.

"Iya gue mau,"

Yes!!! Dandi meloncat-loncat riang gembira sambil mengajak Sara untuk meloncat-loncat juga. Sara hanya ikut mengikuti gerakan Dandi yang absurd ini.

Dandi terlihat bahagia dengan keputusan Sara ini. Entah apa alasannya ia tidak tahu juga.

"Yaudah ntar lo temuin Aksa di taman belakang ya. Sepulang sekolah dan harus on time." Dandi memberi perintah kepada Sara dengan wajah berseri-seri.

Sara mengangguk sebagai tanda bahwa ia menyetujui apa yang diminta oleh Dandi.

***

Bel istirahat berbunyi, semua siswa-siswi SMA NIRWANA berhamburan keluar kelas dan berbondong-bongong memadati kantin. Lain halnya dengan Sara dan Mira yang tetap tinggal di kelas.

Sara masih sibuk dengan tugas matematika dan Mira yang berdecak terus menerus karena Sara tidak mau diajak ke kantin.

Sara memang menyebalkan! Selalu saja mager tiap diajak ke kantin. Untung saja Sara teman baik Mira, jika tidak mungkin Sara sudah dicemplungin di kandang buaya.

Mira menahan kekesalannya kemudian ia berdiri dan berjalan gusar keluar kelas. Sara tersenyum tipis kemudian melanjutkan tugas yang diberi Bu Ani tadi.

Di sisi lain, Aksa, Rian dan Dandi sedang asik menikmati jajan yang ia beli di kopsis. Hanya ada jokes receh yang selalu terlontar dari mulut Dandi. Bagi mereka, jokes receh cukup untuk menghibur tiga sohib yang sudah lama berteman itu.

"Sara bilang 'iya' Sa." Dandi berkata dengan heboh.

"Hah?"

"Iya Sara mau jadi pacar pura-pura lo."

"Yang bener?" Rian sangat antusias dengan percakapan ini.

"Iyalah! Ntar pulang sekolah lo temuin dia di taman sekolah. Be on time, yeah!"

"Oke." Kata Aksa.

Kemudian ia beranjak dari tempat duduk. Ia menuju ke ruangan seni musik, tempat dimana ia sehari-hari menghabiskan waktu disana hanya untuk bermain gitar ataupun bass.

Ia membuka pintu masuk kemudian menerikkan sesuatu disana, "Latihan untuk hari ini libur dulu ya, gue ada urusan."

Aksa kemudian meninggalkan tempat latihan itu. Ia berniat untuk segera ke kelas. Seperti ada gaya tarikan magnet yang membuat ia cepat-cepat untuk kembali ke kelas.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang