Bagian 6 : Jalan-jalan

21 5 1
                                    

Maaf kalau cerita ini semakin gaje.

Aku pemula dan masih mencari ide yang bagus untuk membuat cerita ini semakin menarik.

Makasih banget yang udah mau baca, comment dan vote di lapak aku. Kalian moodbosterku!

Selamat Membaca💕

Aksa dan Sara kini berada di salah satu restoran di Ibukota. Tidak ada percakapan diantara mereka. Hanya ada suara keramaian yang mendominasi ruangan ini.

Aksa dengan ponselnya dan Sara dengan pikirannya. Ia masih kepikiran tentang poster yang bergambarkan dirinya. Ia takut jika guru BK memanggilnya, terlebih lagi jika orang tuanya harus datang ke sekolah. Sara tidak mau itu semua terjadi.

Sara melamun sambil menggigit jarinya, pikirannya berkecamuk, kakinya terus bergerak seolah-olah ia panik. Hidupnya menjadi tidak tenang, gosip tentang dirinya sudah menyebar hampir seluruh penjuru sekolah

Ternyata kehidupan tak seindah drama. Nyatanya berpacaran dengan anak hits sekolah malah memancing masalah. Bukannya bahagia tetapi semakin merana.

Ia menyesali semuanya. Menyesali membantu Aksa untuk melakukan permainan gila ini. Ini baru sehari bagaimana dengan beberapa hari kedepan? Bisa-bisa pecah kepalanya.

Lamunannya terbuyar saat pelayan datang membawakan pesanannya dan Aksa. Aksa langsung melahap habis makanan yang ada didepannya. Ia bagaikan orang yang tidak makan selama satu tahun! Menjijikan!

Sara mendesis. Ia semakin kesal kepada orang didepannya ini. Orang itulah yang menceburkan dia kedalam sumur permasalahan. Dasar trouble maker kelas kakap!

Aksa menghabiskan spaghetti yang dipesannya tadi. Ia seketika melahap habis makanannya itu. Sudah dari tadi perutnya tidak bisa diajak kompromi. Para usus dkk mungkin sudah tidak ada kerjaan, makanya mereka merengek minta dibukakan lowongan.

Dilihatnya Sara yang beum menyentuh makananya sama sekali. Sesekali gadis itu juga bergerak sendiri. Aksa bisa menebak apa yang dipikirkan Sara kini.

"Makan." Aksa membuka suara memecah keheningan.

"Belum lapar."

"Cepet makan." Aksa masih mencoba membujuk Sara untuk makan.

"Gue belum lapar, Sa!" Sara berkata dengan sedikit penekanan.

"Gue suapin deh." Aksa mengangkat piring yang ada didepan Sara kemudian mengambil makanan dengan sendok dan disodorkannya makanan itu sampai didepan mulut Sara.

"Apasih lo! Malu-maluin gue!!!" Sara geram dengan tingkah Aksa yang memperlakukannya seperti anak-anak.

"Makan dulu sayang."

Jantung Sara hampir berhenti berfungsi. Apa-apaan ini? Sayang? Sejak kapan mereka berdua saling memberi dan menerima kasih sayang? Sara mengontrol ekspresi wajahnya yang kaget. Ia tidak mau jika Aksa mengetahui bahwa dirinya sedang gugup.

"Sayang pala lo peyang?" Sara memundurkan sendok yang diada didepan mulutnya.

"Lo makan atau gue cium lo disini?" Ancam Aksa dengan wajah yang serius.

Sara tersenyum licik, "coba aja kalo lo ber-"

Cup.

Ciuman singkat itu mendarat dipipi kanan Sara. Tubuhnya seketika itu langsung mematung. Ia tidak menyangkan Aksa melakukan hal gila seperti ini. Aksa ternyata amat sangat berbahaya!

"Gimana? Ciuman dari gue sukses buat lo salting?" Tebak Aksa dengan senyum devilnya.

"A-apa apaan sih lo! Mesum!" Sara masih mengusap-usap pipi kanan yang kesuciannya sudah hilang.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang