Sun Woo dan A Ro dikepung oleh banyak orang. Diantara mereka ada pri dan juga wanita. Sun Woo menyuruh A Ro masuk ke dalam lebih dulu. A Ro sempat ragu tapi karena Sun Wo memaksa, A Ro pun pergi.
Setelah A Ro pergi, Soo Ho dan Ban Ryu datang. A Ro masuk ke dalam kamar Soo Myung, memberitahukan bahwa di luar ada perampok. Ia meminta Soo Myung diam di dalam karena di luar berbahaya.
Soo Myung sempat membuka sedikit jendela kamar dan mengintip ke luar.Kembali pada Sun Woo dan teman-temannya. Sun Woo teringat dengan hadiah dari keluarga kerajaan yang aka diberikan untuk Baekje. Mereka ingin mengamankan hadiah itu tapi para perampok itu menghalangi mereka.
Soo Ho sempat akan mencabut pedang, ingin menyerang para perampok itu, tapi tiba-tiba Ji Dwi datang menghadang. Ia melarang Soo Ho membunuh mereka karena mereka itu hanyalah petani yang kelaparan. Mereka juga tidak memiliki persenjataan yang layak.
Soo Ho masih tidak mau mendengarkan kata-kata Ji Dwi, tapi entah kenapa kemudian para perampok itu mengundurkan diri begitu saja.
So Hoo jadi marah dan memukul Ji Dwi. Mengatakan kalau Ratu dan Raja harus menghadapi bahaya gara-gara insiden tadi, ia tidak akan membiarkan Ji Dwi. (Waduh! Andai Soo Ho tau Ji Dwi raja, pasti pingsan dia.)
Ji Dwi mempertanyakan kenapa Soo Ho masih saja berpihak pada Raja padahal Raja itu tidak kompeten, bodoh dan juga pengecut.
Soo Ho semakin marah dan akan memukul Ji Dwi lagi, tapi Sun Woo menghentikannya.
Ji Dwi pun pergi. Sudut bibirnya berdarah.—
Yang dikhawatirkan semalam benar-benar terjadi. Kereta yang membawa hadiah tinggal gerobaknya saja. Ban Ryu tidak mengerti kenapa para perampok bisa tahu mereka lewat di sana.
Sun Woo bilang mereka itu petani lokal yang memiliki lahan pertanian dekat perbatasan. Mereka itu merampok karena lapar.
Soo Myung kemudian datang dan melihat semua hadiah dan uang yang akan diberikan untuk Baekje diambil.
Soo Ho meminta maaf dan mengatakan akan segera mengejar perampok itu. Tapi Sun Woo bilang tidak perlu, karena para perampok itu miskin dan lapar, ia yakin semuanya sudah dijual.
Soo Myung diam saja lalu kembali ke dalam. Soo Ho menatap Ji Dwi, menyalahkan Ji Dwi yang sudah menyebabkan hadiah mereka hilang. Ji Dwi diam saja.
Setelah Soo Ho dan Ban Ryu pergi, Sun Woo bertanya alasan Ji Dwi membiarkan para petani itu hidup. Para petani itu juga tidak ada hubungannya dengan Ji Dwi.
“Kau bilang mereka itu hanya petani biasa. Mereka adalah rakyat… Tidak ada satu pun rakyat di Silla yang mati tanpa alasan apa pun”, ucap Ji Dwi lalu pergi. Sun Woo seperti memikirkan kata-kata Ji Dwi tadi.
—
Soo Myung lalu mengadakan rapat mendadak. Ia tidak bisa kembali ke ibukota dengan tangan kosong. Ia teta harus pergi ke Baekje.
Soo Ho mengingatkan Soo Myung bahwa mereka tidak bisa membuat perundingan perdamaian tanpa membawa apa pun. Mereka juga tidak punya lagi perbekalan makanan.
Tapi Soo Myung merasa ia tidak punya pilihan lain. Dalam 3 hari kedepan Raja Baekje akan berulang tahun sementara Putra Mahkota Chang sangat agresif. Bisa saja PM—singkatan dari Putra Mahkota— Chang akan memanfaatkan momen itu untuk menyerang Silla. Sebelum itu terjadi, mereka harus menghentikannya. Soo Myung meminta semuanya bergegas untuk berangkat lagi.
—
Sementara itu, Ahn Ji menemui Ratu Jiso untuk memberitahukan bahwa ia tidak bisa menjadi tabib Ratu lagi karena ada wabah di desa cheonin dan ia harus pergi ke sana.
Ratu tentu saja tidak terima karena Ah Ji lebih memilih merawat cheonin, kelas terendah di Silla daripada dirinya Ahn Ji bilang, Ratu punya tabib istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwarang : The Beginning (TAMAT)
Historical FictionBagi yang belum pernah/sudah pernah nonton drakor Hwarang dan ingin mengulang kembali kisahnya, silahkan bisa baca di sini.. ⚠warning The Beginning (nama lainnya adalah Flower Knights: The Beginning) merupakan kisah tentang sekumpulan pemuda elite y...