Part 3

4.7K 119 11
                                    

Christian Cole POV

Aku mendengar suara langkah kakinya yang menjauh dan menaiki anak tangga dengan suara koper yang sesekali membentur anak tangga. Tapi aku masih bisa mendengar suara debaran jantungku sendiri. Beberapa perawat terdahulu hanya bertahan beberapa minggu bahkan hitungan hari, mereka sangat takut melihat temperamen yang kutunjukan pada mereka.

Bahkan aku sendiri pun bingung dengan diriku sendiri. Perawat yang datang selama ini selalu menunjukan rasa kasihan padaku, sesuatu yang tidak kuinginkan. Meskipun aku tidak dapat melihat raut wajah mereka, tapi aku bisa merasakan apa yang mereka pikirkan tentangku.

Tapi, perawat yang hari ini sangat berbeda dari yang lainnya. Bahkan mendengar suaranya saja sudah membuat hatiku bergejolak. Ada apa dengan diriku hari ini. Aku mengelus telapak tanganku yang di balut perban olehnya. Aku masih bisa merasakan kelembutan tangannya saat itu. Aroma tubuhnya yang menyebar begitu dia memasuki dapur ini, membuat pikiranku kacau, terlebih saat aku menarik lengannya.

Aghhh ada apa denganku, mengapa aku menarik lengannya, Karena kau ingin menciumnya. Tidak... bagaimana aku bisa punya keinginan mencium wanita asing bahkan aku tidak melihat wajahnya seperti apa.

Aku teringat surat kontrak yang dia pernah singgung, aku meletakan piring makanku di tempat cucian piring dan bergegas masuk ke ruang kerjaku. Sejak aku tinggal di rumah mom, ia mengubah ruang keluarganya untuk kugunakan sebagai ruang kerja sementara. Aku sangat mempercayai sekretarisku selama ini, tapi hari ini, aku mendapati dia berani mempermainkanku.

Aku sangat benci dengan kondisi mataku saat ini, di tambah menanti kabar dari temannya Jack Stuart yang bekerja sebagai dokter, mengenai donor mata yang kubutuhkan membuat diriku selalu terbawa emosi dengan kondisi dan kelemahanku saat ini.

"Sekretaris Christian Cole, dengan..." Aku mendengar salam normal yang selalu dia berikan setiap kali menjawab telepon.

"Ya aku tahu kau siapa..."

"Mr. Cole... senang mendengar suara anda. Apakah anda ingin saya datang ke tempat anda?"

"Ya... tolong beritahu padaku, surat apa yang aku tanda tangani sewaktu James datang ke tempatku minggu lalu bersamamu."

"Seharusnya kau menandatangani perjanjian dengan perusahaan Michigan, tapi masih ada masalah dengan legal untuk beberapa hal. Jadi saat ini surat kontrak tersebut masih ada di bagian legal."

"Jadi apa yang aku tanda tangani minggu lalu? James jelas-jelas mengatakan itu perjanjian dengan Michigan." Aku mengulang pertanyaan tidak sabar.

"Aku hanya meminta beberapa persetujuan operasional yang kami butuhkan, dan hal itu sudah saya serahkan ke bagian general operasional. Selain itu tidak ada lagi."

"Apakah kau yakin aku tidak menandatangni yang lainnya?" Aku bertanya sekali lagi untuk memastikan.

"Ya... Hmmm.. ohh Maaf kalau aku berbicara seperti ini, bukan maksudku menjelekannya, tapi sepertinya aku ingat sesuatu, hari itu James yang memeriksa dokumen yang kau tanda tangani, tapi aku tidak tahu kalau mungkin saat itu ada salah satu berkas yang kau tanda tangani bersamaan. Maaf kan aku. Ini hanya perkiraanku. Bisa jadi aku salah." Hmmm ada yang keliru di sini. Apa yang sedang James rencanakan di balik semua ini.

James, dia adalah bos yang sudah seperti ayah bagiku. Real figure ayah yang aku temui di dirinya yang tidak aku dapati pada ayah kandungku sendiri. Oleh dia lah aku bisa menjadi seperti diriku yang sekarang. Rasa sayang yang dia tunjukan padaku bagaikan ayah yang menyanyangi anaknya. Bahkan terkadang aku merasa sungkan atas kebaikan dan jasa yang dia berikan padaku selama ini.

Walau aku tahu dia mempersiapkan diriku menjadi pribadi yang berkualitas untuk di sandingkan dengan putrinya. Tapi entah mengapa, aku masih belum siap untuk di jodohkan dengan putrinya itu. Aku pernah melihat dari foto yang dia pajang di meja kerjanya. Foto yang seakan selalu mengingatkanku bahwa "Inilah Calon Istrimu Kelak." Wanita yang cantik, dan periang, meskipun belum pernah bertemu langsung dengannya, aku tahu dia wanita yang baik.

Destiny (Versi Indonesia) (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang