10

18 1 0
                                    

Menurut gue Cinta itu hanya ada Dua pilihan. Mencintai atau Dicintai. Kalaupun ada yang sama-sama mencintai, gue Rasa itu hanya sebatas keberuntungannya saja.
.
.
~fathur Aldry Mahesa~

***

Fathur Pov

Gue gak tahu salah gue apa. Tapi gue ngerasa kalau Nesya berubah dan berusaha menjauh dari gue. Ini yang paling gue takutkan, kehilangan orang yang paling gue sayang. Setelah menahan Rasa sayang selama bertahun-tahun dan lo semua juga pasti tahu itu rasanya gak enak, tapi apaboleh buat sepertinya gue harus merasakan sakit yang lebih mendalam dari sekedar mencintai dalam diam, yaitu kehilangangan.

Nes, ada banyak Hal yang lo gak tahu tentang gue. Terutama isi hati gue. Sampai kapan semuanya kayak gini? Berapa lama Lagi Nes? Gue capek. Disaat gue Pingin bilang yang sejujurnya hati kecil gue berteriak 'jangan, persahabatan lo bakal hancur' gue mesti gimana, ya tuhann!!

-----

Gue berjalan ke Arah lapangan Basket, kebetulan Bel Istirahat sudah terdengar lima menit yang lalu. Biasanya, disaat fikiran gue lagi kacau gue suka main basket. Ya, walaupun kalau ketauan pak Ibran pasti gue langsung dimarahin. Masa bodo deh. Alasannya si Simple, dia gak mau ngajar dikelas gue kalau ada siswa yang keringetan karna pasti bakalan ada bau yang gak dia suka.

Entah sekacau apa fikiran gue saat ini, disaat gue mau melempar Bola ke Ring basket Bola itu malah meleset dan mengenai seseorang yang sedang berjalan diteras sekolah

"Duhh," gue mendengar rintihan yang keluar dari mulutnya

"Maaf, gue gak sengaja." Ternyata dia Luna, perempuan berhati malaikat yang sampai saat ini Care bangat sama gue

Luna tersenyum sambil berusaha berdiri "it's okay,"

Gue menggaruk Tengkuk gue yang tidak gatal "hmm, kepala lo gak benjol kan tapi?"

"Nggak kok Fath, lagian kamu kenapa main basket di jam istirahat? Nanti pak Ibran marah lho," ucapnya sambil melirik koridor sekolah

Gue tersenyum "lo perduli banget ya sama gue?"

"Aku cuma ngingetin aja kok, mau didenger atau nggak ya itu terserah kamu." Ucapnya Simple, lalu melanjutkan kembali perkataannya "aku ke perpustakaan dulu ya kalau gitu,"

Tanpa berfikir panjang, gue meengikutinya dari belakang. Sambil memainkan Bola basket yang ada ditangan, gue memperhatikan gerak-gerik Luna. Sejenak, gue bisa lebih mengenalnya. Dia perempuan yang lemah-lembut, bahasanya santun, dan ya dia lumayan Cantik. Mungkin lebih tepatnya Dia cantik. Gak beda jauh Sama Nesya.

Seandainya Cinta bisa memilih, gue pasti akan memilih untuk jatuh kepada hati yang juga mencintai gue. Namun, perasaan tidak semudah itu. Ada banyak hal yang harus dikorbankan.

Luna perempuan yang baik, dan gue merasa sebagai laki-laki bodoh yang sudah menyia-nyiakan perasaannya. Gue gak tahu mesti berbuat apa. Gue  berharap Dewi fortuna berpihak sama gue, supaya Nesya juga bisa Cinta sama gue. Meskipun itu seribu tahun lagi. Ah berlebihan!!!

"Fath, aku mau pinjam buku fisika. Kamu sendiri kesini mau ngapain?" Tanya Luna seketika setelah kita sampai diperpustakaan.

Coretan Tinta BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang