Jika dihitung sudah sebulan lebih seungmin tak sadarkan diri. Changbin yang duduk di samping ranjangnya mengusap wajah kasar, sampai saat ini dirinya belum menemukan felix.
Baru saja matanya terpejam, sebelum kembali terjaga karena pergerakan kecil dari seungmin. Tak lama mata seungmin terbuka perlahan, ia langsung membantunya duduk.
"K- kak changbin?"
"Minum dulu." sela changbin sambil menyodorkan segelas air putih.
"Kakak panggilin dokter dulu ya." seungmin mengangguk pelan,
tak lama changbin kembali dengan seorang dokter dan memeriksa nya.
"Bagaimana perasaanmu seungmin, masih pusing?"
"Sedikit dok. Ngomong omong, kenapa kaki saya s- susah digerakin dok?"
Changbin sedikit menegang mendengar pertanyaan seungmin, banyak hal buruk yang terlintas dibenaknya.
"Benturan yang terjadi saat kamu jatuh terlalu keras, hingga menyebabkan keretakan pada tempurung lutut. "
Mendengar penjelasan itu seungmin hanya menunduk dalam,
"Apa bisa di sembuhkan dok?" tanya hyunjin yang baru saja datang, sambil melirik seungmin yang masih setia bungkam.
Dokter itu tersenyum dan mengusap rambut seungmin, "Tentu saja bisa. Asal selalu rutin mengikuti terapi dan minum obat."
Setelah kepergian dokter, hyunjin langsung berjalan mendekati seungmin dan memeluknya erat.
Changbin berjalan mendekati keduanya, "Apa ini semua bener - bener karna felix?" tanya nya lirih.
Seungmin mengangkat wajahnya dan menatap kedua orang dihadapan nya saat ini. "Dimana kak felix?"
Keduanya menggeleng kompak, "Belum ada yang nemuin dia, nggak tau kemana perginya."
"Gue nanya min, apa felix bener - bener ngelakuin semua ini?"
seungmin menggeleng pelan dan menatap changbin dengan tatapan bersalah.
"Ini semua salah aku kak, kalo waktu itu aku nggak ceroboh pasti nggak bakal jatuh."
"Maksudnya? " tanya changbin.
"Waktu itu kak felix berusaha ngejar aku, karna aku ngerjain dia. Bawa lari kalung yang kakak kasih, terus pas mau turun tangga aku kepleset. Kak felix nggak salah sama sekali." jelas seungmin sambil terisak sesekali.
Setelah mendengar semuanya, changbin pamit keluar. Ia berusaha menghubungi jisung untuk memberitahu nya.
"Sung-"
"Ada apa changbin?"
Changbin terdiam. tunggu, ini bukan suara jisung.
"Maaf, tapi ini siapa?"
"Ini om, changbin. Ada apa?"
"Om Brian?"
Terdengar dehaman dari seberang line telepon,
"Bisa saya bicara dengan jisung, om?"
"Dia masih tidur."
"Oh, yaudah om. Maaf mengganggu."
Kok ada om brian? jangan bilang jisung balik ke mansion nya batin changbin sambil berjalan tergesa menuju motornya.
.
.
.
Mungkin jika ada penghargaan sebagai aktor terbaik, brian akan menjadi salah satu nominasi nya. Dengan semua kebohongan yang ia rangkai sejauh ini, semua nya terlihat berjalan dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Placebo |Changlix
Nonfiksi[complete] ft Minsung ❝ because no one else can see my wound ❞