3. Survive

6.7K 1.2K 107
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.

Mereka berjalan meniti tangga dalam cahaya remang. Mayat hidup tadi sudah terkapar tak berdaya setelah kepalanya dipukul berkali-kali oleh Namjoon.

Tangga itu memiliki sembilan tingkat untuk sampai ke bawah sana.

Dada mereka bergemuruh hebat. Masing-masing tangan memegang senjata sembari telinga memasang indra digema tangga yang berdebu.

Namjoon melongokkan kepalanya kebawah, seperti itu meski sesekali menatap pijakan tangga saat melangkah di tangga.

Dilantai basement mereka berhenti. Disana ada dua pintu yang saling berhadapan―satu pintu keluar dan satu pintu gudang perlengkapan.

“biar aku periksa” ucap Yoongi.

Dia berjalan kearah pintu disudut belakang tangga. Pelan-pelan ia membuka pintu itu. Sedikit mundur antisipasi dan menghela napas saat melihat didalam sana hanyalah peralatan perkakas. Yoongi berjalan masuk mencari beberapa benda yang bisa dipakai lalu keluar kembali dengan dua linggis dan satu kampak ditangan besarnya.

“Jungkook, Taehyung, Jimin ambil ini”

“oke Hyung

Setelah mendapatkan apa yang mereka butuhkan, mereka kembali merapat ke pintu keluar.

“mobil ada dimana hyung?” tanya Namjoon.

“sebelah kiri, tidak jauh” Seokjin mengintip lewat jendela kecil dipintu.

“aah!”

“ada apa hyung?” mereka terkejut dan menahan Seokjin yang tadi tiba-tiba tersentak kebelakang.

“aku terkejut, mereka ada satu dibalik pintu ini. Kurasa itu keamanan yang terkena virus disini. Kulihat ia pakai seragam”

Mereka terdiam mengatur napas masing-masing. Termasuk Jungkook yang sekarang tengah bersembunyi dibalik punggung Namjoon.

Namjoon membuka pintu perlahan. Ia mengintip sebentar sebelum membuka pintu lebar-lebar untuk yang lain keluar dari sana. Mereka menahan napas sambil berjalan mengendap dibalik mobil-mobil yang terparkir.

Satu per satu, langkah per langkah, mereka berhati-hati dalam berjalan, sesekali merunduk untuk mengindari tatapan zombie yang menolehkan kepalanya.

Mereka berjalan pelan namun pasti. Mereka juga menghitung jumlah zombie yang ada disana. Total ada dua belas termasuk satu yang berada didekat mobil van mereka.

Setelah mencapai  mobil van berwarna putih hijau itu, mereka bersembunyi dibelakang. Menunggu Seokjin yang berjalan dengan gemetar menuju pintu depan untuk membuka kunci mobil.

Sesekali gerakannya terhenti kala zombie yang berjarak dua meter dari van mereka itu menolehkan kepala karena mendengar suara gesekan sepatu dengan lantai semen yang berdebu. Tangan Seokjin yang bergetar juga sedikit menghambat pergerakannya untuk memasukkan kunci kelubangnya karena memang mobil itu jenis mobil tua.

Cklek!


Akhirnya pintu terbuka. Seokjin masuk sambil terus membungkuk agar tidak terlihat. Ia membuka kunci pintu belakang dan mengode yang lain untuk masuk lewat pintu belakang.

Mereka berjalan mengendap, satu per satu masuk ke dalam van menyisakan Jungkook yang berada diurutan paling belakang. Saat ia hendak melangkah pergi, ransel besarnya tersangkut di kawat dinding parkiran. Sedikitnya suara tarikan yang ia lakukan menghasilkan suara gemerincing dari zipper tas yang berbahan besi.

Jungkook mendadak panik. Pasalnya zombie yang berada di sisi kanan dekat pintu tangga darurat tadi mulai menoleh dan berjalan mendekati sumber suara.

Jimin yang sudah berada didalam mobil menegok keluar saat menghitung jumlah dari mereka yang janggal. Kurang satu, Jungkook tertinggal. Ia meletakkan tasnya di atas kursi penumpang sebelum meraih linggis yang Yoongi berikan tadi dan juga pisau kecil dikantung kecil tasnya.

“mau kemana Jim?” tanya Hoseok bingung.

“Jungkook masih dibelakang hyung. Sepertinya dia kesulitan, aku akan membantunya sebentar” Hoseok mengangguk sembari melongok keluar pintu untuk mengawasi Jimin yang perlahan jalan kebelakang.

Benar seperti yang Jimin duga, Jungkook tersangkut sedangkan tangannya tak bisa menggapai sisian belakang tasnya.

Ia mencoba mendekat untuk membantu Jungkook, tapi tanpa sengaja sudut matanya melihat satu zombie yang mencoba mendekat. Ia mendadak panik, menolehkan kepala mencari sesuatu untuk mengalihkan perhatian si zombie.

Didekat ban mobil disampingnya ia melihat batu. Ia mengulurkan tangan ke sisi seberang mobil, melemparkan batu ke arah sana membuatnya berbunyi keras menghantam mobil. Jimin meringis kecil sambil menggumamkan maaf.

Tapi yang Jimin dapati setelah ia melempar batu itu adalah si zombie yang ternyata tetap berjalan kearah mereka. Tidak tertarik sedikitpun dengan suara keras yang Jimin buat tadi.

Merasa itu tidak berhasil, Jimin langsung merapat kearah Jungkook dan memutus tali tasnya dengan pisau kecil tadi. Menyuruh Jungkook berjalan terlebih dahulu untuk masuk kemobil sementara Jimin menyusul dibelakang. Menatap was-was zombie yang tinggal berjarak satu meter lagi dari hadapannya.

“Jimin cepat!” teriak Namjoon dari jendela mobil.

Jimin mencoba berlari, tapi zombie tadi telah terlebih dahulu melompat kearahnya. Memegang kaki kirinya dan mencoba menggigit disana.

Jimin berusaha menendang-nendangkan kakinya tapi cengraman zombie dikakinya terlalu kuat. Ia mengayunkan linggisnya untuk menghantam kepala zombie, tapi zombie itu tetap kuat mencengkram. Maka tanpa pilihan lain, Jimin mengarahkan sisi tajam linggis tadi kearah tengkorak ubun-ubun. Menancapkannya kuat sambil memejamkan mata hingga ia merasakan percikan darah yang mengenai wajahnya. Dalam hatinya ia merapalkan maaf berkali-kali lalu setelah merasa tangan itu mulai merenggang, ia menendang-nendang kakinya sampai zombie itu terlepas.

Ia masuk kedalam mobil dengan napas yang terengah-engah. Linggis yang ia pegang tadi meninggalkan jejak tetesan darah. Taehyung memberikan sahabatnya minum dan kemudian Jin melajukan mobil keluar dari basement menuju jalan raya.





{Bangtan Apocalypse}




Tbc.

Bangtan Apocalypse • BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang