Perjalanan yang kini mereka lewati terasa begitu canggung sejak kejadian tadi.
Sedikit, amarah Yoongi dan Seokjin mereda meski mereka masih bungkam ditempat masing-masing. Bahkan ketika waktu makan tiba dan mereka harus menepi tak ada satupun dari mereka yang menegur Jimin.
Kini merka berhenti disalah satu pelataran parkir supermarket yang berada di Mokpo. Butuh beberapa jam perjalanan lagi agar mereka bisa tiba di pelabuhan.
Mereka memutuskan untuk istirahat sejena sembari melihat apaka ada sesuatu yang bisa mereka gunakan didalam supermarket yang terlantar itu.
Mereka berjalan sambil memegang senjata masing-masing. Seperti biasa, Namjoon berdiri paling depan dan ditutup dengan Jimin diakhir barisan yang kini terus mengerutkan dahinya menahan sesuatu.
Mereka menemukan banyak makanan disana. Sambil memeriksa jika didalam sana bersih dan aman, mereka mengambil kebutuhan mereka masing-masing.
Jungkook memperhatikan Jimin yang hendak berjalan menjauh dari mereka. Tapi saat ia hendak mengikuti, Jimin menyadari keberadaannya dan terenyum seraya berkata jika ia hanya akan pergi untuk buang air. Dan Jungkook tidak punya pilihan alasan lagi untuk mengikutinya.
Tanpa mereka ketahui jika didala toilet sana, Jimin terus-terusan memukul dadanya yang sesak. Ia merobek paksa ujung baju kaosnya untuk dia gunakan sebagai tali pembebat. Ia mengikat kakinya didaerah lutut dengan teramat kencang. Persetan dengan darah yang membeku, selagi virus itu bisa terhambat ia akan menahan rasa sakitnya sendirian dengan cara apapun.
{Bangtan Apocalypse}
Masih belum diketahui apa pemicu para mayat hidup itu hingga mereka menyerang para manusia. Bisa jadi suara, gerakan, atau imunitas tubuh yang menurun. Mereka tidak tau.
Tapi yang pasti, saat merek baru saja selesai dengan makan siang mereka yang terlambat―tanpa Jimin―tiba-tiba sebuah mobil truk besar menabrak pintu depan supermarket hingga tembus kedalam.
Para zombie sekitar puluhan atau mungkin ratusan kini menyerbu supermarket itu.
Namjoon melihat supir yang mengendarai mobil itu kini sudah tak bergerak dan berlimpahan darah. Mobil van mereka yang tadi terparkir rapih tepat didepan pintu utama kini ternyata telah remuk tak berbentuk setelah dihantam mobil muatan yang biasa menyuplai bahan-bahan pangan beberapa menit yang lalu dihadapan mereka.
Ia mengumpat pelan.
Mereka berlari menyelamatkan diri masing-masing. Mereka mengayunkan senjata, tapi karena jumlah para zombie yang terus berdatangan ereka akhirnya tersudut dan kewalahan.
Selagi mereka terus mencoba, Hoseok yang mengedarkan pandangannya kesegala arah menemukan pintu keluar darurat disisi timur dengan permukaan kaca transparan. Disana ia melihat sebuah mobil caravan yang terparkir asal dengan lampu depan yang masih menyala. Ia menyikut Namjoon, memberi kode jika mereka harus pergi kesana.
“Hyung, Tae, Kook.” Panggil Namjoon. Mereka menoleh sekilas masih sambil mempertahankan fokus mereka agar tak lemah. Ia menggedikkan dagunya kearah pintu yang di tunjuk Hoseok tadi. Mereka mengangguk mengerti dan perlahan mulai mengambil langkah.
“alihkan perhatian mereka.” Ucap Namjoon sambil memimpin langkah.
“biar aku Hyung.” Taehyung mengambil inisiatif. Tiba-tiba ia melempar setumpuk daging kearah yang berlawanan dari arah mereka. Membuat para zombie sedikit teralihkan dan menjauh dari mereka sementara waktu.
Jungkook memandang Taehyung skeptis, “untuk apa kau menyimpan daging hyung?”
“yah, siapa tau kita perlu untuk pesta barbeque dadakan.” Jawabnya sambil mengusap tengkuknya.
“pabo.” Balas Jungkook sebelum meninggalkan Taehyung berjalan dibelakang.
{Bangtan Apocalypse}
Yoongi memeriksa keadaan mobil yang ditunjuk oleh Hoseok. Kuncinya masih berada disana, tapi seseorang yang mengendarai mobil ini entah menghilang atau telah menjadi bagian dari mayat-mayat tadi.
“semua naik.” Ucapnya. Ia menyalakan mobil sambil melirik kearah parameter bahan bakar yang terisi penuh.
Setelah memastikan semua naik dan bersiap untuk menginjak pedal gas, suara Jungkook menginterupsinya.
“hyung, Jimin hyung belum kembali.” Ucapnya panik. Bertambah panik lagi saat melihat ekspresi Yoongi yang mendadak kaku dan terlihat muak. Jangan bilang jika mereka akan meninggalkan Jimin disini.
“hyung tunggu sebentar lagi.” Ucapnya sambil memandang kearah pintu cemas. Tapi bisa ia lihat gelagat Yoongi yang terus-terusan menginjak pedal gasnya dengan geram meski belum menarik persnelingnya.
“hyung jebal.” Jungkook menatap para hyung-nya yang lain untuk meminta pertolongan.
Bagaimanapun sudah bertahun-tahun mereka bersama. Tidak bisa ia bayangkan jika salah satu dari mereka tertinggal diantara mayat-mayat hidup ditempat ini.
Lima menit berlalu namun Jimin tak kunjung terlihat. Jungkook yang cemas beranjak mendekati pintu untuk turun menyusul Jimin yang akhir-akhir ini terlihat aneh.
“Jungkook kau mau kemana?!” tanya Seokjin yang daritadi seolah-olah tak peduli.
“aku akan menyusul Jimin hyung.” Ucapnya dingin sambil meraih linggis miliknya yang persis sama dengan milik Jimin.
Seokjin akan berteriak memanggil Jungkook untuk kembali sebelum ia melihat Taehyung juga ikut mengambil kampak miliknya dan ikut menyusul turun.
“Tae―”
“hyung, Jimin temanku. Silahkan kalau kalian ingin pergi, tapi aku akan membawa temanku kembali.” Dan Taehyung ikut berlari menyusul Jungkook yang telah mencapai pintu masuk.
{Bangtan Apocalypse}
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Apocalypse • BTS ✔
FanfictionBangtan in Zombie Area. Bisakah mereka keluar, atau menjadi bagian dari mereka?