Taehyung dan Jungkook kembali masuk ke dalam gedung supermarket itu. Mereka berpencar untuk mencari dimana keberadaan Jimin. Masih sambil dalam keadaaan was-was, karena mayat para mayat hidup masih berada didalam sana.
Jungkook hendak mengecek ke arah toilet saat ia melihat Jimin keluar dari sebuah koridor idengan seorang anak kecil dalam genggaman tangannya.
“hyung!” panggil Jungkook pelan.
Jimin menoleh dan tersenyum saat melihat Jungkook ada disana. Ia dan anak kecil itu mendekat ke arah mereka.
“siapa dia?”
“aku menemukannya tadi di toilet. Jihoon, ini teman hyung panggil saja Jungkook hyung, arra?” ucap Jimin dan anak kecil itu mengangguk. Mata besarnya basah bekas jejak-jejak air mata.
“ayo kita keluar dari sini.” Taehyung mengambil langkah didepan. Mereka berjalan dengan pelan kearah pintu keluar sebelah timur. Tapi tidak sengaja tas kecil yang sedari tadi menempel dipunggung Jihoon menyenggol minuman kaleng yang berada di rak-rak yang berjajar.
Ia membungkam mulutnya dengan tangan sambil mendongak menatap Jimin takut.
Setelah suara dentingan kaleng bersahut-sahutan, suara langkah kaki yang terseret pun terdengar. Itu para zombie yang perhatiannya telah tertuju kepada mereka.
“lari!”
Jimin meraih Jihoon kedalam gendongannya. Mereka berlari melewati rak-rak makanan dan minum yang berjajar namun sial para mayat hidup itu berdatangan dari arah yang berbeda-beda.
Jungkook dan Taehyung mengayunkan senjata mereka untuk memukul mundur para zombie itu. Namun karena kalah jumlah mereka akhirnya terkepung.
Jimin melihat sebuah kereta belanja tidak jauh dari mereka berdiri. Tanpa berpikir panjang ia meraih benda itu dan mendorongnya dengan kaki sekuat tenaga kearah kumpulan zombie saat suara tembakan terdengar.
Itu berasal dari sebelah timur.
Disana Namjoon, Hoseok, Yoongi dan Seokjin berdiri dengan senjata api ditangan mereka.
Dari mana mereka dapat benda itu?
Tapi itu bukanlah hal yang harus dipikirkan sekarang. Mereka mengambil kesempatan itu untuk segera lari dari sana masih dengan Jihoon yang berada dalam pelukan Jimin.
Setelah mereka mencapai pintu darurat, Hoseok dibantu Seokjin mendorong rak-rak yang berjajar itu sehingga jatuh bertumpuk satu sama lain.
“ayo pergi.”
{Bangtan Apocalypse}
Jimin berhenti berlari dengan napas yang terengah-engah. Ia menurunkan Jihoon yang berada di dalam gendongannya. Masih sambil mengatur napas, ia menyuruh Jihoon masuk kedalam mobil saat ia melihat Seokjin berdiri menjulang menghalangi pintu.
“hyung?”
“kita pergi tanpa anak itu Jim.”
Jimin mengerutkan dahinya.
“hyung biarkan kami naik.” Ucap Jimin. Mereka harus segera masuk. Tidak menjamin jika para mayat itu tidak akan datang ketempat ini.
“tanpa anak itu. Tidakkah kau lihat ia berlumuran darah? Apa jaminanmu kalau anak itu tidak terinveksi?”
“hyung! Dimana hati nuranimu?!” Jimin membentak geram.
“bukankah kau yang mengajarkan kami untuk tidak sembarangan mengajak orang pergi bersama kita?” tantang Seokjin.
“dia hanya anak kecil!”
“anak kecil yang terjebak diantara kumpulan zombie sendirian. Hebat sekali.” Seokjin tertawa mengejek.
Jimin merasa emosinya naik mencapai ubun-ubun. Ia menatap Jihoon yang sekarang sudah berlinangan air mata sambil menggenggam bajunya erat.
“sial!” umpatnya.
Jimin berlari pergi dari sana sambil menarik tangan Jihoon. Mendekati mobil yang tidak jauh dari mobil caravan besar tadi. Ia meraih gagang pintu dan mencoba membukanya paksa.
Semakin kesal karena mobil itu tidak mau terbuka bagaimanapun caranya. Ia mencoba mendobrak sambil menggeram emosi.
Jihoon yang tadi hanya menangis tanpa suara kini terisak kencang. Ia menarik tangan Jimin dan menunjuk mayat-mayat itu yang kini mendekat kearah mereka.
Dengan cepat Jimin memeriksa setiap mobil dan kecewa dengan hasilnya yang hanya sia-sia.
“arghhh!!” ia menendang mobil itu kesal.
Sialan.
Kepalanya masih berdenyut-denyut dengan kakinya yang perlahan mati rasa dan bertambah kian sakit saat ia emosi dengan keadaan yang rumit seperti ini.
Kemana ia harus pergi sekarang?
Ia tengah memejamkan matanya sambil menunduk saat mendengar suara mobil didekatnya.
“cepat naik.”
Jimin medongak dan melihat Yoongi yang kini berada dihadapannya. Ia dengan cepat menaikkan Jihoon kedalam mobil disusul dirinya kemudian.
Begitu masuk kedalam, ia melihat Seokjin yang tengah menyetir sambil mengerutkan dahi dan tatapan-tatapan berbeda dari teman-temannya. Tapi ia tidak peduli, ia terus berjalan ke dalam sampai ke bagian belakang mobil.
Jimin mendudukan dirinya dilantai sambil meluruskan kakinya. Jihoon duduk disampingnya masih menggenggam tangannya erat dengan sisa-sisa air mata.
“istirahatlah, hyung disini.” Ucap Jimin sambil mengusap kepala Jihoon pelan.
Sementara ia melihat Jihoon mulai terlelap, Jimin menutup matanya erat. Kepalanya pusing, pandangannya buram, dan kakinya tidak bisa diajak kompromi.
Masih ada sisa satu hari lagi, dan satu setengah jam menuju pelabuhan di Yeosu.
Breaking news!
Berita terbaru yang dikemukakan oleh para ilmuwan yang meneliti fenomena zombie di Korea Selatan saat ini.
Anak kecil memiliki kesempatan sangat kecil untuk bisa terinveksi virus karena daya tahan tubuh mereka yang berbeda dari daya tahan tubuh orang dewasa. Riset mengatakan jika 0.01% kemungkinan anak kecil dan bayi bisa terserang virus zombie. Jika pun mereka terkena dampak ataupun terinfeksi hanya ada satu kemungkinan yang akan terjadi,
Mereka akan mati.
{Bangtan Apocalypse}
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Apocalypse • BTS ✔
FanfictionBangtan in Zombie Area. Bisakah mereka keluar, atau menjadi bagian dari mereka?