Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜
.
Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜
.
Matahari mulai merangkak naik menuju singgasananya.Tujuh orang pemuda kini tengah berada dalam perjalanan menuju Jeju dengan mobil van tua mereka.
Dalam perjalanan yang sunyi dan tenang, mereka tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang berlari ketengah jalanan dalam keadaan mengenaskan. Seorang wanita yang kini dikejar oleh lebih dari lima mayat hidup.
Yoongi yang mengendarai mobil mereka menginjam rem mendadak, membuat teman-temannya yang hampir terlelap ikut terlonjak hampir saling membentur.
“apa apa hyung?”
“waeyo?”
Mereka sibuk bertanya-tanya.
“tunggu sebentar, aku akan menolong wanita itu.” ucap Yoongi meraih tongkat baseball yang berada didekat kakinya.
Disana mereka melihat wanita tadi berlari dengan susah payah. Kakinya pincang dan para mayat hidup merentangkan tangannya jauh-jauh untung meraih si wanita. Wanita yang putus asa ini menatap kearah mobil mereka dengan putus asa. Matanya bersibobrok dengan milik Yoongi yang langsung saja mengambil tindakan dengan segera.
“jangan hyung.”
Tapi ucapan seorang Park Jimin mengalihkan atensinya.
“tidak apa Jim, aku akan segera kembali.”
Saat Yoongi hendak membuka pintu Jimin langsung menarik tangan itu, “jalan saja hyung.” Jimin berucap dingin.
Mereka yang berada didalam mobil van tua itu mendadak bingung. Tidak pernah sekalipun seorang Jimin melarang seseorang untuk menolong atau melakukan sesuatu.
Saat Seokjin ingin bertanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara gedoran kaca dari arah sampingnya. Itu Wanita tadi yang butuh pertolongan.
“tolong!” suaranya terdengan samar-samar.
Seokjin ingin menurunkan kaca jendelanya saat lagi-lagi Jimin melarangnya berbuat sesuatu.
“hyung jangan.”
“tidak kah kau lihat dia butuh pertolongan Jim?” Seokjin mulai tak suka dengan sikap Jimin yang seperti ini. Dia mengabaikan Jimin dan meraih handle pembuka jendela khas mobil tua saat Jimin langsung menarik tangan itu.
“aku bilang jangan ya jangan hyung!”
Jendela terbuka sedikit. Angin dingin berhembus bersamaan dengan suara si wanita yang masih mengemis meminta pertolongan pada mereka.
“tolong.. hiks.. tolong aku..”
“hyung jalan saja.” Ucap Jimin ke Yoongi.
“Jim―”
“jalankan saja hyung apa susahnya!!” teriak Jimin frustasi.
“kau yang kenapa! Apa susahnya―” sebelum Seokjin melanjutkan kalimatnya, Jimin sudah lebih dulu menarik persneling dan menekan kaki Yoongi paksa dengan ujung tumpul linggis miliknya untuk menginjak pedal gas.
Mobil melompat kedepan seketika. Meninggalkan wanita tadi yang masih meraung putus asa meminta pertolongan. Ia masih berlari susah payah mengejar mobil mereka sebelum sebuah zombie melompat kearahnya.
Yoongi yang diperlakukan seperti itu menjadi geram dan menekan pedal gas mobil kuat-kuat. Membawa mereka pergi dari jalanan sepi disana dengan amarah yang melingkupinya.
“brengsek! Jimin! kalau kau tak mau menolong dia biarkan aku yang membawa dia bersama kita!!” teriak Seokjin marah. Ia meraih baju Jimin dan siap melayangkan pukulannya sebelum suara Namjoon menginterupsinya.
“Jimin ada apa denganmu?” tanya Namjoon dingin. Bukannya dia tak mau turun tangan tadi. Tapi melihat Jimin yang enggan menolong orang itu bukan Jimin sekali.
Sementara Seokjin melepaskan cengkramannya dan menghela napas kasar.
“tidak hyung.” Jawab Jimin pelan. Ia menundukkan kepalanya.
“tatap aku jika aku bicara denganmu.”
Jimin menoleh, ia menatap Namjoon tak kalah dingin.
“kau baru saja membunuh orang lain. tidakkah kau pikirkan sikapmu tadi? Jika kita membantunya kita bisa menyelamatkan satu nyawa.”
Mobil berguncang. Yoongi membawa mobil masih dengan kecepatan tinggi karena emosi yang masih ia simpan.
Mereka yang ada dibelakang meraih pegangan masing-masing dan menahan napas. Yoongi hyung yang marah itu berbahaya.
Namjoon menyudahi pembicaraannya dan mengalihkan pandangannya. Sementara Jimin masih terdiam dengan kepala yang tertunduk. Menyisakan Yoongi, Seokjin dan Namjoon dalam keadaan marah, serta Taehyung, Hoseok, dan Jungkook yang menatapnnya penuh tanya.
‘Virus itu meyebar dalam jangka waktu tiga hari hyung. Wanita itu sudah terinfeksi. Kakinya sudah terinfeksi. Terlihat jelas dari jalannya yang tertatih, bekas gigitan dan juga dengan tubuhnya yang kian memucat. Saat aku menatap matanya aku sudah tau, wanita itu sudah tidak memiliki kesempatan lagi. Seperti aku hyung, yang menyisakan waktu dua hari lagi untuk tetap bisa tinggal bersama dengan kalian.’
{Bangtan Apocalypse}
To be continued.
![](https://img.wattpad.com/cover/155688922-288-k854371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Apocalypse • BTS ✔
FanfictionBangtan in Zombie Area. Bisakah mereka keluar, atau menjadi bagian dari mereka?