Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜
.
Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜
.
Seokjin menghela napas frustasi melihat dongsaeng-dongsaengnya kembali masuk ketempat itu lagi. Tapi benar apa yang dibilang Taehyung, Jimin temannya, teman mereka, maka tidak ada alasan lain bagi mereka untuk meninggalkan Jimin ditempat seperti ini.Saat Seokjin masih berpikir sebuah tepukan mendarat dibahunya. Ia menoleh dan mendapati Namjoon berdiri dibelakangnya. Lelaki berlesung pipi itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya sebelum berjalan kebelakang untuk membongkar isi mobil itu.
“Hoseok bantu aku.” Ucapnya yang dibalas anggukan oleh Hoseok.
Mereka berdua sibuk mencari benda-benda yang bisa mereka gunakan saat mata Namjoon menatap sebuah lemari yang berisi satu senapan dan beberapa pistol. Tanpa ragu ia mengambil benda itu untuk diberikan kepada para hyungnya.
“hyung, kalian bisa memakai benda ini?” tanyanya.
Yoongi menganggukkan kepalanya. Ia pernah sekali mencoba memakai benda ini dulu waktu ia mengikuti kegiatan olahraga kampus. Sementara Seokjin dan Hoseok masih perlu berpikir sejenak sebelum mencoba mencari tau bagaimana kegunaan benda itu.
“ah, mirip seperti di game. Kupikir aku bisa.” Ucap mereka akhirnya.
Dan setelah semua dirasa siap, mereka keluar dari mobil itu untuk membawa teman mereka kembali.
{Bangtan Apocalypse}
Mereka sekarang sedang dalam perjalanan menuju sebuah pelabuhan di Yeosu yang biasa mengantarkan orang-orang untuk menyebrang ke pulau Jeju.
Dalam perjalanan yang akan mereka tempuh dalam waktu satu setengah jam itu, mereka saling membungkam mulut masing-masing. Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara sampai suara kecil hampir seperti bisikan milik Jihoon terdengar memecah keheningan.
“hyung ini mobil samchon.” Ucap Jihoon pelan.
Ia yang sudah bangun sedari tadi melihat Jimin terdiam. Ia tidak enak hati sehingga ia mencoba untuk mengajak Jimin bicara.
“benarkah? Lalu dimana samchon-mu?” tanya Jimin merespon ucapan Jihoon. Tangannya mengelus kepala itu pelan sambil memperhatikan wajah manis milik Jihoon yang tertutupi oleh debu dan bercak-bercak darah.
Tapi sayangnya apa yang dia tanyakan malah membuat genangan air mata terbentuk bawah kelopak mata itu.
“samchon.. samchon hiks... samchon digigit zombie. Jihoon ingin pipis waktu itu. lalu, lalu samchon mengajak Jihoon ke toilet. Tapi saat Jihoon selesai ada zombie besar berdiri didepan Jihoon. Lalu, lalu hiks.. lalu samchon memukul dan mendorong zombie itu pergi agar tidak mengganggu Jihoon tapi, tapi samchon digigit hyung hiks.. samchon uhuhuhu..” anak kecil itu menangis pada ujung ceritanya.
Jimin meraih tubuh kecil itu pada pelukannya sambil mengusap punggungnya lembut. Sudah pasti apa yang anak itu lihat tepat didepan matanya akan membawa sebuah trauma sendiri dalam memorinya. Apalagi diusianya yang masih sangat muda.
“uljima.. hyung mau tanya, appa dan eomma Jihoon ada di Jeju bukan?” tanya Jimin yang dibalas anggukkan.
“samchon akan mengantar Jihoon ke appa dan eomma kan?” Jihoon mengangguk lagi.
“nah sekarang, hyung yang akan mengantar Jihoon ke appa dan eomma. Jadi Jihoon jangan menangis lagi ya?”
Pada akhirnya Jihoon tertidur setelah sedikit tenang karena mendengar ucapan Jimin. Anak itu ia baringkan disebuah kasur kecil yang tersedia di caravan itu. Setelah memindahkan Jihoon, ia berjalan kedepan untuk berkumpul kembali bersama teman-temannya yang sedari tadi mendengar pembicaraan ia dan Jihoon.
“hyung aku ingin minta maaf.” Ucap Jimin yang sudah duduk dibelakang Seokjin yang sedang mengemudi.
“sudahlah Jim, tidak usah dipikirkan yang penting kau selamat.” Jawab Seokjin tanpa menoleh kebelakang.
Sedikit ia merasa bersalah pada Jimin yang sudah ia tuduh macam-macam.
“Seokjin hyung benar. Setidaknya kita semua sudah aman disini.” Namjoon ikut menjawab sambil tersenyum. Tapi kemudian ia mengerutkan dahinya saat melihat wajah Jimin yang pucat dengan keringat sebesar biji jagung yang terlihat di pelipis dan lehernya.
“Jim kau baik?” tanyanya khawatir.
“tidak apa hyung, aku baik. Aku hanya kelelahan.” Jawab Jimin sambil tersenyum tipis.
Jungkook yang sedari tadi memperhatikan tidak percaya dengan apa yang Jimin ucapkan. Karena ia sendiri telah sadar sejak awal melihat gelagat-gelagat aneh dari hyung-nya ini. Dan yang paling menjadi bagian terdasar atas kekhawatirannya pada Jimin ialah, Jimin yang kini berjalan dengan pincang.
{Bangtan Apocalypse}
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Apocalypse • BTS ✔
FanfictionBangtan in Zombie Area. Bisakah mereka keluar, atau menjadi bagian dari mereka?