9. Good Bye

4.8K 1K 106
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.


Mobil caravan itu akhirnya tiba di pelabuhan Yeosu saat hari sudah beranjak sore dan langit yang gelap karena awan mendung.

Tempat itu kini dipenuhi oleh ratusan warga Korea Selatan yang ikut mengantri untuk dievakuasi.

Para angkatan militer, pasukan medis dan sukarelawan tersebar dibeberapa titik untuk mengawasi kegiatan evakuasi agar berjalan lancar.

Namjoon, Seokjin, Yoongi, Hoseok, Taehyung, Jungkook, Jimin dan Jihoon turun dari mobil dengan barang bawaan masing-masing. Mereka harus berjalan cukup jauh agar segera bisa sampai di kapal karena padatnya orang-orang.

Dibelakang sekali, Jimin berjalan dalam diam dengan berbagai pikiran dalam kepalanya.

Ia terus-terusan menunduk sambil menatap puncak kepala Jihoon. Ia bimbang akan keputusan apa yang ia buat nanti.

hyung.” Gumamnya pelan. Ia tidak berharap ditempat yang ramai ini suaranya bisa terdengar oleh mereka, tapi ternyata mereka mendengar suara Jimin.

“ada apa Jim?” Hoseok bertanya sambil menoleh kebelakang.

“ada yang ingin aku katakan pada kalian.”

“tentang?” tanya Yoongi.

“apa yang aku sembunyikan selama ini.”

Awalnya mereka tidak terlalu peduli, tapi mendengar apa yang Jimin ucapkan barusan membuat langkah mereka terhenti.

“apa yang kau sembunyikan?”

“aku harap kalian tidak marah padaku.” Jimin menghela napas berat. Ia pikir ia harus mengatakan ini pada mereka sebelum mereka tidak bisa bersama lagi.

“kau ini kenapa? Sudah sejak kemarin aku curiga padamu yang terlihat aneh.” Seokjin berucap ketus. Jimin memaklumi hal ini sehingga ia hanya bisa tersenyum tipis.







“aku.. sebenarnya..






sudah terinveksi.”









Mereka semua terkejut. Jika Jimin bercanda disaat seperti ini sungguh mereka tidak akan segan-segan memukul anak itu.

“berhenti bercanda dalam keadaan seperti ini Jim.” Ucap Taehyung. Alisnya berkerut tanda ia tidak suka.

“aku tidak.”

“brengsek!”

Tanpa diduga Taehyung mengarahkan tinjunya pada Jimin. Mereka terjatuh dengan Taehyung yang terus memukul Jimin membuat perhatian orang-orang tertuju pada mereka. Tapi itu hanya sementara sebelum Namjoon menarik Taehyung mundur.

Jihoon yang bingung dengan keadaan kini bergetar dalam pelukan Yoongi. Ia tidak mengerti kenapa Jimin tiba-tiba dipukul.

“tidak hyung.” Jungkook berucap pelan. ia menggelengkan kepalanya sebelum tertawa seperti orang sinting. Ia tertawa tapi air matanya mengalir deras dari matanya.

“sudah dari awal aku curiga padamu ada yang tidak beres. ternyata benar dugaanku.”

“maafkan aku.”

“karena kau membantuku bukan? Di basement hari itu? kamu menolongku dan membiarkan dirimu diserang oleh makhluk sialan itu?” matanya memicing tajam. Ia sedih dan juga terluka, Jimin seperti ini karena dirinya.

“maafkan aku.”

Sungguh, bukan permintaan maaf yang mereka inginkan.

“aku ingin lihat kakimu.” Ucap Jungkook pada akhirnya.

“tidak, jangan.” Tolak Jimin. Karena sungguh keadaannya sudah begitu buruk dan mengerikan.

Tapi ketika ia melihat pandangan menuntut yang dilemparkan oleh teman-temannya ia akhirnya menghela napasnya.

‘Untuk yang terakhir.’

Ia berbalik dan menarik ujung celananya pelan. Hanya sedikit, namun berhasil menampilkan sebuah pemandangan yang begitu mengerikan. Kakinya telah berubah warna menjadi biru, nyari hitam seperti telah membusuk dengan luka gores panjang yang melintang. Setelah ia rasa cukup ia kembali membawa celana itu turun untuk menutupi kakinya.

Tidak ada yang melihat. Hanya mereka. Berenam ditambah Jihoon. Lalu tetesan air mata perlahan turun menambah suasana mendung disana.

{Bangtan Apocalypse}

Mereka telah sampai dibarisan dimana orang-orang mengantri untuk naik ke atas dek kapal. Didekat papan jembatan, beberapa petugas militer berjaga untuk memeriksa indentitas tiap orang yang akan naik kapal. Jimin dan kawan-kawannya berbaris rapih.

“hyung, jika petugas bertanya tentang Jihoon katakan jika ia anak menteri Song. Dia tidak membawa identitas apapun jadi tolong beritahu pada petugas nanti.” Ucap Jimin pada Yoongi yang tengah menggendong Jihoon.

Kini giliran mereka tiba untuk pemeriksaan. Diawali pada Seokjin, Yoongi dan Jihoon, Hoseok, Namjoon, Taehyung, Jungkook dan Jimin yang berbaris dibelakang mereka.

Jimin menatap punggung mereka sendu.

“aku akan tetap disini.” Ucapnya sambil melangkah mundur menjauhi barisan.

Jungkook yang samar-samar mendengar suara Jimin langsung menoleh kebelakang. Ia melihat Jimin yang mundur dan digantikan oleh orang lain yang akan naik kapal.

Jimin sengaja berdiri dibarisan paling akhir agar ia bisa memastikan jika mereka semua sudah aman berada dikapal bersama ratusan penumpang lain.

hyung! Jimin hyung!”

Jungkook berusaha memanggil Jimin yang bergeming. Ia ingin berlari kebelakang dan menarik Jimin agar tetap bersama mereka, tapi sayangnya ia terdorong oleh para penumpang lain.

Dan tak lama setelah itu pemeriksaan identitas selesai dan papan jembatan dinaikkan.

Jimin menatap para hyung dan dongsaeng-nya beserta Jihoon dengan mata yang berkaca-kaca.

Kisahnya telah sampai disini. Semua masa yang telah mereka lewati akan terkenang selalu dilubuk hatinya yang paling dalam. Meskipun ia tak akan ada lagi, ia selalu berharap untuk kebahagiaan orang-orang terkasih yang berada disekitarnya.








“Yoongi hyung, Seokjin hyung, Namjoon hyung, Hoseokie hyung, Taehyungie, Jungkookie, terima kasih karena telah mewarnai hari-hariku selama ini.”

{Bangtan Apocalypse}

End.

Bangtan Apocalypse • BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang