10. Afterwards (END)

7.1K 1K 108
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.


Abeoji maafkan kami.”

Mereka menangis. Ada yang tersedu-sedu, ada juga yang hanya diam dengan air mata yang mengalir deras.

Mereka bersimpuh didepan ayah Jimin yang kini terdiam dengan pandangan kosong. Sementara ibu Jimin, kini tengah menangis keras dipelukan Jihyun si anak bungsu.

Mereka semua merasakan sesak itu. Bagaimana kepergian Jimin yang begitu membuat mereka terpukul.

Seminggu lalu mereka masih bersama. Menertawakan banyak hal bahkan sampai yang tidak penting sama sekali dan sekarang kini mereka kehilangan satu dari tujuh.

Mereka kehilangan satu dari seseorang yang menjadi malaikat diantara mereka. Seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesah mereka dengan baik, seseorang yang selalu mentraktir mereka es krim, seseorang yang selalu memeluk mereka disaat mereka menangis, seseorang yang mereka tidak tau jika apapun yang ia lakukan semua begitu berarti.

{Bangtan Apocalypse}

Seorang namja turun dari kapal dengan senyum sendu yang terukir dibibirnya.

Ia menghirup napas dalam sebelum melangkahkan kakinya dengan dibantu sebuah kruk dan pergi menuju tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Setibanya ia dirumah yang besar itu, ia kembali menghela napas dalam. Ia benar-benar sudah menantikan hal ini.

Tangannya terangakat untuk mengetuk. Ketika suara peraduan tangan dan pintu kayu itu terdengar, ia mati-matian menjaga detak jantungnya agar berdetak normal.

Tidak lama setelah itu langkah kaki terdengar dari dalam. Pintu terbuka dan menampilkan seorang namja dengan wajah yang tertekuk kesal karena disuruh membuka pintu. Matanya yang tadi hanya melihat kebawah kini membuka lebar seketika saat tau siapa yang datang ke mansion keluarga Kim yang kini mereka tinggali sementara waktu.

































































“JIMIN HYUNG!!”






















{Bangtan Apocalypse}

Jimin pingsan tak lama setelah kapal berangkat meninggalkan dermaga. Ia ambruk diantara kerumunan orang-orang dengan wajah pucat dan napas tersengal.

Petugas medis dengan segera melarikanya ke tenda darurat untuk segera diperiksa.

“lepas ikat ikat pinggang, sepatu dan jaketnya. Beri dia oksigen.”

Para petugas dengan cekatan memberikan pertolongan pertama. Namun saat salah seorang dari mereka mencoba melepas sepatu Jimin, ia melihat warna kaki namja itu yang kini berubah seperti membusuk. Mereka berinisiatif untuk membuka celana Jimin menyisakan celana pendek yang dipakainya.

Dan alangkah tercekatnya mereka ketika melihat kaki Jimin yang sudah membusuk namun hanya dari bagian lutut ke telapak kaki. Darahnya tersumbat dan membeku karena ikatan tali yang begitu kencang. Sebuah luka gores melintang dikakinya yang sudah membusuk dan mengeluarkan nanah dan darah.

“bawa dia ke ambulan, kita rujuk dia kerumah sakit.”

.

.

.

Setelah tiba dirumah sakit, Jimin segera dibawa keruang gawat darurat. Para perawat dan dokter berlarian kesana kemari untuk mengurus para korban yang berdatangan.

Salah seorang dokter yang akan menangani Jimin terkejut dengan apa yang terjadi pada namja itu. Baru kali ini ia melihat kasus seseorang yang begitu menolak dirinya akan terinveksi virus yang tengah beredar saat ini.

Namun dilihat dari segi pencegahan, Jimin telah melakukan hal yang baik agar virus itu tidak meyebar ke seluruh tubuh dan mencapai saraf otaknya. Dilihat dari segi perubahan fisik, ini adalah hari ketiga dimana virus itu akan bergenerasi sebelum menyebar dan menguasai tubuh orang yang terinfeksi secara total.

Sang dokter menghela napas dalam. Pasti telah banyak hal yang pemuda ini lewati pikirnya dalam hati.

Saat ia masih meneliti dan memeriksa kondisi Jimin, tiba-tiba tubuh namja yang tengah sekarat itu bergetar. Ia kejang-kejang dan memberontak meski matanya tetap tertutup rapat.










“siapkan ruang operasi, dia harus melakukan amputasi.”

{Bangtan Apocalypse}

hyung!! Hyung!!”

Jungkook menangis saat melihat Jimin dihadapaannya saat ini.

Sudah satu bulan terlewati. Ia pikir mereka akan kehilangan Jimin setelah waktu itu, apalagi kini pemerintah tengah melakukan pembersihan keseluruh korea selatan untuk membasmi para zombie yang telah terinfeksi secara total.

Namun yang mereka lihat dari berita, pemerintah menemukan cara baru untuk pecegahan seseorang yang telah terinveksi virus ini. bagian tubuh yang terinfeksi harus segera dipisahkan dari tubuh agar penyebarannya terputus dan tidak mencapai saraf otak. Hal ini mereka teliti setelah menangani seorang pemuda yang katanya mereka temukan pingsan dipelabuhan Yeosu satu bulan lalu.

Namun tangis lega Jungkook terganti menjadi tangis penyesalan ketika melihat sebelah kaki Jimin yang kini sudah menghilang.

Namjoon dan yang lain yang mendengar suara Jungkook dari depan penasaran dengan apa yang terjadi. Dan ketika mereka sudah tiba didepan, mereka tidak bisa untuk tidak ikut terkejut.

Jimin yang melihat semua teman-temannya kini berada dihadapannya tidak bisa untuk tidak tersenyum.













hyung, aku kembali.”


{Bangtan Apocalypse}

Officially End.

.

.

.

Terima kasih untuk kalian semua yang sudah berkenan mampir ke work ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan commentnya.

Silahkan cek work ku yang lain, berikut listnya⬇️

Completed:

1. Abang [Book 1]✔ 
2. Suga Eyes ✔
3. Catatan Akhir Sekolah
4. Chances ✔
5. Mahasiswa
6. Engagement ✔

On Going:

1. Adek [Book 2] ▶️
2. Little Sibling [Book 3]▶️
3. This Is War ▶️
4. Mahasiswa S2 [slow update]▶️
5. Bangtan Recommended Fanfic ▶️
6. Ordinary ▶️
7. Underground Rules ▶️
8. Platform 9¾  ▶️

9. BTS Imagine ▶️
10. Syndrome ▶️

Bangtan Apocalypse • BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang