Jadi ini conversation antara Evan dan Aimee yaaa<3😘😘😘
---------------
"Jadi, kamu temannya Louis?"
"Yap! Dan kau pasti sahabatnya Louis. Perkenalkan, aku Evan."
"Aku Aimee."
"Sejujurnya, aku sudah tau."
"Haha.. Louis yang memberi tahu?"
"Memangnya, siapa lagi? Dia sering menceritakanmu."
"Benarkah? Apa saja yang dia ceritakan?"
"Semua, tentangmu. Dia bilang kau cantik, ramah, ceria dan cerdas. Aku jadi penasaran, apakah kau secantik yang dia ceritakan. Tapi, ternyata Louis berbohong padaku."
"Lho? Kenapa? Aku jelek ya?"
"Bukan. Kau lebih cantik dari yang ia katakan."
"...."
"Pipimu memerah, Ai! Hahaha.."
"Jangan bercanda, Van."
"Tidak kok. Untuk apa aku bercanda? Tapi, kok bisa ya Louis tidak jatuh hati padamu?"
"Menurutnya, aku tidak cantik, mungkin. Dan aku tidak masuk kriterianya. Lagipula, aku kan sahabatnya."
"Masa sih? Aku saja langsung suka padamu."
"Pardon?"
"Kau mau aku mengulanginya lagi? Aku tau kau mendengarnya, Ai."
"Kamu? Suka aku? Apa tidak terlalu cepat?"
"Hanya suka, apa salahnya?"
"Tidak salah. Aku juga suka kamu kok."
"Wah! Suka yang bagaimana nih?"
"Ya aku tertarik padamu. Kau asik, sih."
"Oh, hanya tertarik."
"Memang kau ingin yang bagaimana?"
"Sudahlah, tidak usah dibahas."
"Baiklah. Ngomong-ngomong kau sudah berteman berapa lama dengan Louis?"
"Cukup lama. Aku bertemu ia di party ulang tahun adikku."
"Waah! Kau punya adik?!"
"Punya. Dia gadis yang cantik dan manis."
"Beruntung sekali kau punya adik manis seperti itu."
"Kau ingin punya adik?"
"Sebenarnya, aku ingin punya kakak laki-laki yang bisa melindungiku. Tapi adik pun tidak masalah, yang penting aku tidak kesepian di rumah."
"Kau mau aku jadi kakak laki-lakimu?"
"Wah! Memangnya kau mau?"
"Kalau aku tidak diperbolehkan jadi pacarmu, jadi 'kakak' pun aku sudah bahagia."
"Pacar?"
"Iya. Kenapa? Tidak boleh?"
"Kau ini sedang menyatakan perasaanmu, eh?"
"Menurutmu begitu?"
"Tidak romantis sekali."
"Kau suka yang romantis ternyata."
"Huft."
"Baiklah. Aimee, ketika aku melihat tawamu, melihat senyummu, melihat caramu berjalan, aku merasa ada yang berbeda. Walaupun kita baru pertama kali bertemu, tapi aku merasa sudah mengenalmu sangat lama. Aku ikut bahagia melihatmu tertawa. I think I'm falling in love with you. Ai, will you be mine?"
"Err.. Sejujurnya tadi aku hanya bercanda. Menurutku, ini terlalu ce--"
"Tidak masalah kalau menurutmu begitu. Aku tunggu jawabanmu lusa."
"Lusa?"
"Iyap! Aku dan Louis sudah menyiapkan double date. Kuharap kau mau datang bersamaku ya?"
"Double date? Jangan bilang...Louis dan Rachel?
"Mereka pacaran. Kenapa? Kau cemburu?"
"Ti..dak. Hanya kaget."
"Baguslah. Aku masih punya harapan."
"Uhm.. Evan?"
"Yaa?"
"Setelah aku pertimbangkan, aku mau."
"Mau?"
"Yeah, I will be your girlfriend."
"KAU SERIUS?!!"
"I..ya."
"Terimakasih! Aku berjanji akan membahagiakanmu, Ai!"
"Kupegang janjimu, Evan."
"Aku sangat bahagia sekarang!"
"Ya, aku juga. Hmm.. Boleh aku pulang sekarang?"
"Mau aku antar?"
"Boleh. Thank you, Van."
"Anytime, Princess."----------------------------
YAH EVAN DIJADIIN PELARIAN GARAGARA LOUIS DAN RACHEL PACARAN:""" dijadiin pelarian itu sakit, Ai. Kamu jahat:(
Chapter depan conversationnya Louis dan Racheel ;) votee dan comment yaa readerss<34567
KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets
FanfictionApa jadinya saat kau menyukai sahabatmu. Tapi dia memilih gadis lain? Sakit? Dan kalian sadar, kalian memang selalu bersama, tapi tidak ditakdirkan untuk bersatu.