Masih tentang conversation mereka berempat yaa!
------------------------
Louis : "Senang sekali, kita bisa berkumpul kembali."
Evan : "Yeah, ternyata sepasang sahabat ini ingin kita double date lagi."
Rachel : "And here we are."
Aimee : "Hm yeah! And now, kita akan melakukan apa?"
Louis : "Bagaimana kalau truth or truth?"
Evan : "Boleh juga, daripada kita mati kebosanan disini."
Aimee : "Hey! Kenapa tidak ada darenya?"
Louis : "Terlalu membosankan kalau dengan dare. Bagaimana menurutmu, Rachel?"
Rachel : "Yeah, not bad."
Aimee : "Okay baiklah, aku menyerah."
Rachel : "Dimulai dari siapa?"
Louis : "Putar botol saja!"
Evan : "Putar botol itu, Lou."
Louis : "Baiklah.... NAH! Kena kau, Van!"
Evan : "Yayaa, siapa yang akan mengajukan pertanyaan padaku?"
Louis : "AKU! AKU!"
Evan : "Whoa! Santai saja lah, Lou. Apa pertanyaanmu?"
Louis : "Baiklah, jadi pertanyaanku adalah.... Mengapa kau bisa jatuh cinta pada sahabatku yang gila ini pada satu kali pertemuan?"
Evan : "Satu kali? Mungkin yang dia dan kalian tahu, pertemuan itu adalah pertemuan pertama kami. But, itu bukan pertemuan pertama kami. Jauh sebelum itu, ketika kita semua akan lulus SD, aku bertemu dengannya, saat itu aku sedang dilanda sedih yang luar biasa. Bagaimana tidak? Saat pengumuman siswa dengan nilai tertinggi dan namaku disebut, orang tuaku tidak hadir disana. Tapi, gadis kecil yang datang memberiku cupcake coklat, mampu membuatku tersenyum. Aku...jatuh cinta pada senyumannya."
Aimee : "Kaukah...anak culun itu? Kau serius?!"
Evan : "HEY! Aku tidak culun kok!"
Aimee : "Maaf.. Tapi yang kuingat, anak itu sangat culun apalagi ditambah dengan bibirnya yang menukik ke bawah. Aku jadi terdorong untuk memberikan cupcake-ku, karena yang ku tahu cupcake dapat meningkatkan mood seseorang."
Evan : "Benarkah? Menurutku tidak. Bagiku, bukan cupcake-nya yang memiliki khasiat tersebut. Tapi, karena kau yang memberikannya padaku, sehingga memberi efek besar pada kesehatan jantung ku."
Aimee : "Aah! Kau bisa saja, Van."
Louis : "Ciee Ai blushing!"
Rachel : "Sudah sudah, jangan diganggu. Lebih baik kita pergi saja."
Evan : "Enak saja kalian ini! Curang sekali. Masa, cuma aku yang kena?"
Rachel : "Ups! Ketauan deh, hehe."
Evan : "Bagaimana kalau kita buat bergilir saja?"
Louis : "Maksudmu?"
Evan : "Dari aku, lalu kau, Lou. Setelah itu, Rachel dan yang terakhir, Ai."
Rachel : "Yaa, boleh juga."
Louis : "Baiklah, sekarang giliranku bukan? Siapa yang akan mengajukan pertanyaan padaku?"
Ai : "Aku! Boleh?"
Evan : "Tentu boleh, sayang."
Ai : "Lou, kau sayang Rachel?"
Louis : "Tentu saja! Kenapa kau bertanya seperti itu?"
Ai : "Tidak, tidak! Lanjutkan saja permainannya."
Evan : "Aku yang bertanya padamu, ya?"
Rachel : "Baiklaah.."
Evan : " Kau dan Louis, sudah melakukan apa saja?"
Louis : "Eh? Melakukan apa, maksudnya?"
Evan : "Jangan pura-pura polos, Lou. HAHA"
Rachel : "Hm.. Kita menonton bioskop bersama, pernah memasak bersama, makan ber-"
Evan : "Lebih spesifik, Rachel!"
Rachel : "Err.. Dia pernah menciumku, dua kali. Di bibir."
Louis : "AH! Racheell, kenapa kau katakan?"
Ai : "uhuk!"
Evan : "Kau kenapa, Ai?"
Ai : "Ti..dak papa, lanjutkan saja.."
Rachel : "Giliranmu, Ai. Apa yang kau lakukan jika kau menyukai sahabatmu?"
Ai : "Aku.. Aku.. Aku akan..memendamnya. Iya, memendamnya."
Rachel : "Apa.. Kau sedang merasakannya?"
Ai : "Peraturannya hanya satu pertanyaan, Rachel."
Louis : "Ai? Jawab saja."
Evan : "Pasti tidak kan, Ai? Kau menyukaiku, kan?"
Ai : "Aku.. Aku.. Huh! Evan aku mau pulang."
Evan : "Tapi kita belum selesai."
Ai : "Aku bisa pulang sendiri kalau kau tidak mau."
(a/n) maafkeun aku baru updatee, abis us rasanya butuh refreshing heheee. Btw aku punya cerita baru, judulnya stuck! Baca yaaa☺️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets
FanfictionApa jadinya saat kau menyukai sahabatmu. Tapi dia memilih gadis lain? Sakit? Dan kalian sadar, kalian memang selalu bersama, tapi tidak ditakdirkan untuk bersatu.