"Ini adalah hasil kuis kalian kemarin."
Yunho mengacungkan kumpulan kertas di tangan kanannya dengan rahang berkedut samar. Para siswa di kelasnya kompak menciut, masing-masing menyembunyikan diri di balik meja demi menghindari tatapan garang Sang Wali Kelas. Bila auranya sudah dingin begini, biasanya ini pertanda bahwa nilai kuis mereka tidak begitu memuaskan.
"Donghyuk, tolong bagikan."
Donghyuk segera berdiri, lantas menghampiri meja guru. Matanya membesar ketika mendapati kertas paling atas adalah kertas miliknya. Ia segera melipat kertas itu dan menyimpannya di dalam saku, sebelum membagikan kertas yang lain.
"Saya harap kalian dapat belajar lebih baik lagi, mengingat bulan depan kalian sudah akan menghadapi ujian tengah semester."
"Ne, Sonsaengnim." para siswa menjawab dengan lesu.
Bisik-bisik ribut mulai terdengar disana-sini setelah hasil kuis hampir selesai dibagikan. Paling banyak mendiskusikan tentang ide belajar kelompok sepulang sekolah atau merekomendasikan tempat les matematika yang bagus.
"Baiklah kalau begitu, selamat beristirahat. Dan... Ah iya, Kim Jinhwan, tolong ikut saya ke kantor." tambah Yunho sebelum meninggalkan kelas.
Jinhwan melirik Hanbin yang masih meratapi nilai lima puluh empat di kertasnya dengan agak berlebihan. Mengangkat bahu acuh, Jinhwan beranjak meninggalkan Hanbin tanpa mengatakan apapun.
Di kantor, Jinhwan masuk dan membungkuk pada setiap guru yang ia temui hingga dirinya sampai pada meja Wali Kelas-nya. Yunho sedang mengamati selembar kertas saat itu. Ketika menyadari keberadaan Jinhwan, Yunho pun menyerahkan kertas tersebut pada pemiliknya tanpa ekspresi.
Benar, itu adalah hasil kuis Jinhwan yang tidak didapatkannya dari Donghyuk tadi.
"Kau sepertinya agak kesulitan memahami integral." kata Yunho, yang dibalas dengan anggukan oleh Jinhwan.
Saat melihat angka nol ditintakan merah pada kertas kuisnya, Jinhwan tidak begitu terkejut sih. Karena benar, dia memang tidak bisa menjawab satu soal pun.
"Saya belum pernah belajar yang seperti ini." cicit Jinhwan.
"Bahkan pada sekolahmu yang lama? Seharusnya dasar-dasar intergral sudah diperkenalkan sejak semester kemarin."
Kening Jinhwan berkerut samar. Apa saja yang ia pelajari di sekolahnya yang lama? Jinhwan tidak begitu ingat. Kalau dipikir-pikir lagi, sepertinya dirinya memang tidak pernah bertemu dengan huruf alien semacam integral ini sebelumnya.
Melihat Wali Kelas sekaligus Guru Matematikanya itu mengangkat sebelah alis menagih jawaban, akhirnya Jinhwan mengangguk saja seolah membenarkan.
Yunho jadi manggut-manggut paham. "Seharusnya ada seseorang yang dapat membantumu mempelajari integral. Tidak mau coba ambil les matematika saja?"
Jinhwan bergumam pelan, lalu menggaruk tengkuk. Bingung harus menjawab apa. Pasalnya, selama ini ia dan ibunya tak pernah mendiskusikan soal nilai di sekolah, apalagi sampai menyuruh les.
"Permisi, Sonsaengnim. Ini tugas Matematika yang Saem minta kemarin."
Seseorang datang membawa tumpukan buku dan meletakkannya di atas meja Yunho.
Tersentak akan suara berat yang tidak asing, Jinhwan serta-merta mengangkat kepala. Pantas saja. Orang yang barusan datang adalah Song Minho. Jinhwan agak heran, bagaimana seniornya yang satu ini bisa ada dimana-mana?
"Terima kasih, Minho." kata Yunho. Mengambil beberapa buku paling atas untuk memeriksa isinya sekilas.
"Ne, Sonsaengnim."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST.
FanfictionAda hal dari masa lalunya yang harus Jinhwan kubur dalam-dalam. Namun, siapa yang mengira bila tempat pelariannya yang baru justru menjadi tempat paling tepat untuk mengingat kembali masa-masa kelamnya yang lalu? •7 Agustus 2018