12| TTEOKBOKKI

527 93 25
                                    

Seporsi besar tteokbokki diletakkan di hadapan Jinhwan dan Minho. Kepulan asap menguar dan bau pedas menusuk indera penciuman keduanya. Kedua mata Jinhwan berbinar memperhatikan lelehan keju memenuhi mangkuk tteokbokki-nya. Sungguh mengundang selera.

"Kau suka tteokbokki dengan keju, kan?" tanya Minho. Pemuda itu menyendokkan tteokbokki ke dalam piring yang lebih kecil, menambahkan keju yang lengket lebih banyak di atasnya sebagai porsi untuk Jinhwan.

Pemuda mungil di depannya menerima dengan senyum terkembang yang lucu.

"Aku tidak tahu." Jinhwan meraih sumpit. "Ibu tidak pernah membuatkan atau membelikanku makanan ini sebelumnya."

"Kau selalu suka tteokbokki dengan keju."

Satu kue beras dengan keju yang lembut mendarat di mulut Jinhwan. Ia mengunyahnya pelan, lantas mendesah riang akan rasa lezat yang memanjakan lidahnya.

"Ini enak sekali."

Jinhwan tanpa ragu memasukkan kue beras lain ke dalam mulutnya.
Ekspresi lucu pemuda mungil itu ketika menikmati makanan kesukaannya selalu menjadi pemandangan yang Minho suka. Telah lama ia merindukan pemandangan tersebut, dan sekarang ia dapat kembali menikmatinya. Rasanya semua masih seperti mimpi.

Jinhwan yang berada di depannya, menikmati tteokbokki keju yang ia belikan, hingga tersenyum ceria karenanya, adalah kenangan yang Minho pikir tidak akan mampu ia temukan lagi.

"Sunbae tidak makan?" tegur Jinhwan. Berhasil mengembalikan Minho dari lamunannya yang panjang.

Minho pun mengulas senyum. "Ini semua kubelikan untukmu. Habiskan saja."

"Eyy... mana boleh begitu."

Tangan-tangan mungil itu mengambil piring kecil di depan seniornya, lalu menyendokkan beberapa kue beras ke dalamnya. Pemuda yang lebih muda itu menyerahkannya dengan senyuman yang tidak pernah dilihat Minho sebelumnya tatkala mereka sedang berada di sekolah. Ia meraih piring kecil di hadapannya bersama letupan kebahagiaan yang memenuhi dada.

Minho pikir, senyum di wajahnya sekarang pastilah terlihat sangat bodoh.

"Habiskan ya, Sunbae. Nanti aku ambilkan lagi."

"Terima kasih." ...Jinanie.

Jinhwan kembali menikmati tteokbokki-nya dengan riang tanpa menghiraukan raut wajah sang senior yang melembut kerenanya.

Ting!

Sebuah notifikasi tanda pesan masuk menghiasi layar ponsel Jinhwan. Pemuda itu meletakkan sumpit dan meraih ponsel hitam miliknya. Minho melirik penasaran.

Hanbin:
Besok aku tampil pukul 1 siang.

Dahi Jinhwan otomatis mengerut setelah membaca pesan tersebut. Apa-apaan pemuda itu? Dia bisa mengiriminya pesan di tengah kencan-nya bersama Yunhyeong? Luar biasa sekali.

Tidak berniat mengacuhkan pesan tersebut, Jinhwan lantas menghitamkan layar ponselnya dan kembali menikmati tteokbokki.

"Siapa?" tanya Minho.

"Tidak ada. Hanya operator."

Begitulah, sampai Jinhwan dan Minho menikmati makanan mereka hingga isi di dalam mangkuk besar itu habis. Keduanya melewati malam itu beriringkan tawa, ditemani dengan perasaan rindu di hati masing-masing yang akhirnya dapat mereka salurkan.

.

.

Jinhwan kecil hanya bisa menangis di atas kedua lututnya yang ia peluk.

LOST.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang