Malam ini rindu datang lagi. Kembali mengingatkanku pada kisah klasik putih abu-abu kita. Aku, kamu.
Mengingatkan bahwa kamu pernah menjadi seseorang yang bersedia berteriak semangat paling keras, sekadar agar aku kembali percaya diri.
Kamu punya banyak cara, bujuk rayu agar aku tak bersedih dan menangis.
Aku pun pernah menjadi wanita yang kamu beri kesempatan untuk mendengarkan rencana masa depanmu.
Kamu pun pernah memberi aku kesempatan mengeluarkan bujuk rayu agar kamu tak marah lagi karena aku sempat mengabaikan pesan singkatmu.
Aku juga pernah jadi seseorang yang kamu mintai pendapat dan saran saat kamu bingung menentukan langkah selanjutnya.
Kamu pernah menjadi orang yang paling mengkhawatirkan aku di saat kurang enak badan.
Ingat gak, kamu nemanin aku mulai makan, selesai makan, minum obat, sampai aku selesai minum obat. Setelah semua selesai, barulah kamu pergi ke kantin. Kamu merelakan jam istirahatmu hanya untuk memastikan kalau aku sudah melakukan semua itu.
Lucunya lagi, kamu tanpa sadar, selalu samperin aku buat pegang dahiku sekadar cek suhu badanku dan kasih aku ucapan "cepat sembuh ya" 3 kali dalam 1 hari hahahah
Takjub. Baru kali itu aku lihat kamu se-khawatir itu
Banyak sekali moment yang tercipta. Bukan aku dan bukan kamu saja yang menciptakan. Tapi aku dan kamu yang ciptakan itu bersama.
Terima kasih karena kamu, masa putih abu-abu menjadi kisah klasik yang baik dan sangat indah untuk aku kenang.
Ketika ada orang bertanya tentang bagaimana masa putih abu-abuku dulu.
Dengan bangga dan senang hati aku menceritakan indahnya cerita kita di masa itu.
Masa putih abu-abuku adalah kamu.