Part 10

168K 8.5K 436
                                    

Happy Chinese New Year! :) enjoy xx

Davin membalikkan badannya saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Apa, Den?" tanyanya pada Denny yang sedang berlari menghampirinya.

"Gue cuma mau tanya. Jadi, gimana soal rencana lo mau nembak Karin pas camping besok? Jadi gak?" tanya Denny dengan nafas terengah-engah.

Davin menatap Denny dengan bingung. Kenapa sahabatnya rela berlari-lari di koridor pagi-pagi hanya untuk menanyakan hal itu? Seperti bukan Denny.

"Jadi, Den. Kenapa emang?" tanya Davin balik.

Denny menggeleng dan menepuk pundak Denny. "Gue mau kasih tau lo sesuatu. Semoga aja ini gak akan ngerubah keputusan lo itu."

Davin mengernyit. "Lo kenapa deh, Den? Kesambet apaan pagi-pagi?"

"Enggak. Cuma, gue baru tau soal ini barusan. Dan gue yakin lo pasti belum tau soal ini," ucap Denny dengan nada yang membuat perasaan Davin berubah tidak enak.

Pasti ada yang salah, batinnya dalam hati.

"Ada apaan, Den? Kasih tau gue lah cepet," desak Davin karena Denny tidak kunjung memberitahunya.

Denny menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum berkata, "dia balik, Vin. Dia balik lagi."

Denny menatap Davin, menerka-nerka reaksi yang akan diberikan Davin. Tapi, Davin tidak bereaksi sama sekali. Tubuh Davin membeku. Benar-benar membeku. Rasanya untuk bernafas normal saja sulit. Apalagi untuk berbicara.

Dia balik? Buat apa? tanya Davin dalam hati.

Ia tidak mengerti kenapa perempuan itu harus kembali lagi setelah meninggalkannya tanpa penjelasan apapun. Kenapa perempuan itu harus kembali muncul di hidupnya saat ia sudah berhasil menemukan orang lain. Intinya, kenapa dia harus kembali saat ia ingin memulai hidupnya yang baru?

"Dav?" Denny menyentuh pundak Davin pelan.

Davin menatap Denny dan berbisik, "kenapa, Den? Kenapa dia harus balik?"

"Gue gak tau," balas Denny pelan, prihatin dengan sahabatnya. Ia jelas tahu seberapa besar rasa sakit hati yang dirasakan Davin dulu saat Ashley meninggalkannya begitu saja tanpa alasan. Ia ada di sana dan ia melihat betapa terpuruknya Davin.

Davin memejamkan kedua matanya dan berusaha mengatur nafasnya. Berulang kali ia mengingatkan dirinya bahwa Ashley sudah merupakan masa lalunya. Ia harus bersikap biasa dengannya seakan akan tidak pernah ada hubungan spesial di antara mereka.

Lalu, Denny teringat sesuatu. "Oh iya, dia juga ikut camping besok."

Davin membuka kedua matanya dan menatap Denny dengan tidak percaya. "Gimana bisa? Dia kan baru masuk hari ini," tanyanya.

Denny mengangkat kedua bahunya. "Kata kepala sekolah, dia udah dikasih tau soal camping dari kemarin kemarin itu. Jadi, dia udah bayar juga," jelas Denny.

Davin mengacak-acak rambutnya. Kenapa semua harus jadi kacau seperti ini? Di saat dia sudah memantapkan niatnya untuk menyatakan perasaannya pada Karin, kenapa Ashley harus muncul lagi?

"Lo gak pindah hati lagi kan?" tanya Denny dengan hati-hati karena ia tahu betapa Davin mencintai Ashley dulu.

Davin menggeleng cepat walaupun dirinya sendiri tidak yakin. Tapi, ia tidak boleh pindah hati. Pilihannya sudah jatuh pada Karin. "Gue tetep bakal nembak dia besok," ucap Davin dengan nada yang tidak terlalu meyakinkan untuk Denny.

"Oke kalau gitu. Yuk, masuk kelas," ajak Denny sambil menepuk pundak Davin.

Davin mengangguk dan mereka berjalan menuju kelas mereka. Davin sibuk dengan pikirannya, Denny sibuk memikirkan sahabatnya. Ia takut kalau Davin akan kembali pada Ashley dan meninggalkan Karin begitu saja. Ia tidak mau perempuan sebaik dan seperhatian Karin dicampakkan oleh Davin. Karin adalah perempuan yang pantas untuk sahabatnya. Bukan Ashley.

CuriosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang