Sebelum baca part ini, gue mohon abis baca, kalian ke part terakhir yg judulnya 'announcement' ya! Thankyou and enjoy! Xx
Suara dehaman seseorang membuat tawa mereka berdua terhenti seketika. Bryan langsung melepaskan tangannya dari Karin agar tidak terjadi salah paham. Sedangkan Karin hanya bersikap seperti biasa.
"Gue mau ngomong sama lo, bisa?" tanya Davin pelan sambil menatap Karin.
Bryan seakan mengerti posisinya, langsung berdiri dan berkata, "gue mau ke toilet dulu ya!" ucapnya dengan cepat lalu pergi.
Karin merutuki Bryan dalam hati karena meninggalkannya begitu saja. Ia sedang tidak ingin mengobrol dengan Davin. Apalagi hanya berduaan dengannya.
Davin menghela nafasnya dan berjalan menghampiri Karin. Ia berlutut di depan Karin. "Maafin gue, Rin," ucap Davin dengan nada bersalah.
"Gak papa, Vin," balas Karin sambil menghindari tatapan mata Davin. Kalau ia menatap matanya, ia yakin ia akan kembali luluh padanya. Dan ia tidak ingin itu.
"Serius, maafin gue. Gue bener-bener gak suka soalnya lo terlalu ramah sama cowok lain," jelas Davin lagi.
Karin menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Iya, gue ngerti, Vin. Cuma, gue gak-"
"DAVIN!" Suara teriakan Ashley memotong ucapan Karin. Davin yang melihat Ashley berlari ke arahnya pun langsung berdiri.
"Lo kemana aja sih?" tanya Ashley sambil melingkarkan tangannya di lengan Davin dengan manja.
"Gue tadi cuma perlu refreshing aja tadi," balas Davin yang terlihat biasa dengan Ashley yang menempel di lengannya.
Lalu, Bryan pun kembali dari 'toilet'. Begitu melihat Davin dan Ashley, ia langsung menatap Karin dengan pandangan bertanya. Karin hanya menjawabnya dengan mengangkat kedua bahunya dan tersenyum sedih.
"Yaudah, kita main yang lain yuk!" ajak Denny dengan bersemangat.
"Yuk, Rin." Bryan mengulurkan tangannya dan disambut dengan cepat oleh Karin. Ia ke sini bukan untuk bersedih. Ia juga ingin bersenang-senang selagi masih di sini.
Mereka mencoba hampir semua permainan di Dufan. Seakan tidak ada hari esok untuk datang lagi. Karin dan Davin pun sama sekali tidak berbicara. Karin lebih memilih menyibukkan diri tertawa bersama Bryan daripada memikirkan Davin.
"Weh, naik bianglala yuk!" ajak Aira saat mereka berjalan melewati bianglala besar.
Semuanya mengangguk dengan serentak dan berjalan menuju bianglala. Bryan dan Karin masih sibuk bercerita dan tertawa saat mereka sudah naik di atas bianglala. Davin yang duduk di samping Karin melirik mereka dengan pandangan tidak suka. Tapi, ia sendiri juga tidak bisa melakukan apa-apa karena di sampingnya juga ada perempuan lain.
"Liat! Sunset woi!" pekik Ashley dengan heboh. "Dave! Liat cepet."
Yang lain ikut menoleh dan menikmati pemandangan indah yang ada. Mereka beruntung karena bisa menikmati sunset dari atas sana. Ini akan menjadi kenangan yang sulit dilupakan.
Saat mereka sedang menikmati pemandangan yang ada, Karin merasakan sebuah tangan meraih tangannya yang berada di atas pangkuannya dan membawanya ke dalam genggaman tangan orang itu. Karin tahu jelas itu tangan siapa. Ia ingin menarik tangannya, tapi Davin tidak membiarkannya. Maka, ia memilih diam dan menikmati moment-moment yang ada. Ia tidak tahu kapan ia akan bisa menggenggam tangan Davin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curiosity
Teen Fiction(SUDAH DAPAT DITEMUKAN DI GRAMEDIA) Hari pertama sekolah, Karin sudah membuat satu sekolah heboh. Dan yang membuat heboh adalah Davin, ketua kelas yang cuek pada semua perempuan, menggendongnya ke uks. Sejak saat itu, Karin mulai penasaran dengan se...