Begitu Karin selesai makan, Davin masih saja diam. Ia tidak bisa berhenti berpikir mengapa ada perempuan yang tidak memperhatikan kesehatan diri sendiri seperti Karin.
"Woi, udahlah marahnya sama gue. Kan gue ini udah makan." Karin berusaha membujuk Davin dengan memberikan puppy eyes.
Davin memutar kedua bola matanya. "Gak mempan sama gue."
"Yauda. Jangan marah lagi, gue janji deh makannya rutin. Tiga kali sehari," ucap Karin dengan yakin.
"Oke, kita lupain dulu soal itu. Mau kemana?" tanya Davin. Berusaha untuk tidak memikirkan masalah maag Karin lagi. Bisa-bisa ia menjadi gila terlalu banyak memikirkan perempuan itu.
Saat Karin sedang asik berpikir, sesuatu muncul di otaknya. Dan ia ingin sekali melakukan hal ini dengan laki-laki yang ia suka. Ia harus melakukannya hari ini juga.
"Gue tau, yuk!" Karin langsung menarik tangan Davin.
"Mau kemana?" tanya Davin.
"Udah, ikut aja," jawab Karin tanpa melepas tangannya dari Davin saking bersemangatnya.
"Photobox?" Davin mengangkat sebelah alisnya ke arah Karin.
Karin mengangguk dengan cepat. "Mau kan?"
"Gak ah, ngapain?" tolak Davin sambil menggelengkan kepalanya.
Karin memohon-mohon pada Davin agar ia mau photobox bersama. Karin selalu ingin melakukan hal ini karena ia pernah melihat sepasang kekasih melakukannya dan menurutnya itu hal yang sangat keren.
Davin akhirnya menganggukkan kepalanya. "Oke, fine. Kita photobox."
Karin tersenyum senang karena usahanya membujuk Davin berhasil. Mereka pergi membeli koin dan kembali ke tempat photobox.
"Ayo, senyum!" Karin menarik pipi Davin ke atas agar ia tersenyum.
Foto pertama, mereka berdua sama-sama tersenyum. Davin dengan senyum terpaksa dan Karin dengan senyum bahagia. Foto kedua, Davin melirik Karin dengan kesal dan Karin tertawa seperti anak kecil. Foto ketiga, Davin menatap ke kamera dengan pandangan datar dan Karin menjulurkan lidahnya ke arah Davin. Foto keempat, mereka berdua saling melirik dengan senyuman yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Yes, akhirnya kesampean mau photobox," ucap Karin dengan senang saat mereka sedang menunggu hasil foto.
Davin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Karin. "Emang sebelumnya belom pernah?"
"Belom. Habis, gak ada yang bisa diajak foto bareng." Karin mengerucutkan bibirnya mengingat kakaknya yang menolak mentah-mentah saat diajak photobox.
"Tuh, udah tuh," ucap Davin saat melihat foto mereka keluar dari mesin.
Karin mengambil foto itu dengan semangat dan memperhatikan wajah mereka.
"Lucu banget gila fotonya." Karin tertawa melihat ekspresi mereka berdua di foto.
Davin mengambil foto tersebut dari tangan Karin dan melihat hasilnya. Ia tertawa pelan melihat wajahnya yang tidak photogenic. Bahkan, ia sama sekali tidak tersenyum dengan ikhlas.
"Nih, simpen deh," ucap Davin sambil memberikan fotonya pada Karin.
"Lo gak mau ambil dua?" Karin mengangkat sebelah alisnya.
Davin menggeleng. "Gak usah lah. Ngapain?"
"Ish, ini pasti juga pertama kalinya buat lo kan? Gue bawa gunting kecil di tas, bentar." Karin membuka tasnya dan mencari gunting lipat yang selalu ia bawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/19164078-288-k233482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Curiosity
Genç Kurgu(SUDAH DAPAT DITEMUKAN DI GRAMEDIA) Hari pertama sekolah, Karin sudah membuat satu sekolah heboh. Dan yang membuat heboh adalah Davin, ketua kelas yang cuek pada semua perempuan, menggendongnya ke uks. Sejak saat itu, Karin mulai penasaran dengan se...