Part 4

225K 10.2K 284
                                    

Guys, Curiosity emang baru 6 part, okay? Gue lagi edit ulang dan post satu persatu :)

"Pagi, Ra!" sapa Karin dengan semangat sambil menaruh tasnya di atas meja.

"Pagi, Rin. Udah bikin pr belom?"

Karin langsung menepuk jidatnya. "Astaga! Gue lupa!" teriaknya dengan panik. Ia benar-benar lupa soal pr biologi yang harus ia kumpul hari ini.

Aira menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah biasa melihat Karin lupa mengerjakan pr. "Ambil deh tuh di tas gue," ucapnya sambil fokus bermain game di ponselnya.

"Ah, makasih, sayang!" Karin langsung mengambil buku Aira dan menyalinnya dengan cepat. Bel akan berbunyi lima menit lagi. Sialnya, pelajaran biologi di jam pertama. Mau tidak mau, Karin harus menyalin dengan kecepatan maksimum.

"Rin, ada yang cariin tuh!" seru Dodi, teman sekaligus ketua kelasnya dari arah pintu.

"Nanti aja bilangin. Gue lagi berjuang antara hidup dan mati," balas Karin tanpa mengangkat kepalanya dari buku. Ia harus cepat sebelum gurunya masuk.

Saat ia selesai mencatat jawaban, ia mengembalikan buku Aira. "Makasih banget ya!"

Aira mengangguk. "Lagian, lo lupa mulu sih bikin pr."

Karin memberikan cengiran khasnya. "Yah, gue lupa aja. Gak inget mulu," jawabnya.

Seketika, ia teringat pada ucapan Dodi tadi tentang orang yang mencarinya. "Do! Tadi siapa yang nyariin?" tanyanya pada Dodi yang sedang mengobrol dengan kumpulannya.

"Itu si Davin."

Tepat setelah itu, bel berbunyi. Artinya Karin harus menunggu jam istirahat untuk bertanya pada Davin. Ia penasaran setengah mati. Kenapa Davin mencarinya?

"Cie, dicariin sama dia," goda Aira sambil menaikturunkan kedua alisnya.

"Gue aja gak tau kenapa dia nyariin gue," jawab Karin dengan bingung.

Belum sempat Aira menjawab lagi, guru biologi yang dikenal guru killer  berjalan masuk ke dalam kelas.

Karin duduk di meja kantin yang kosong sambil menunggu Aira yang sedang membeli makan. Matanya terus tertuju pada pintu masuk kantin. Menunggu seseorang.

"Lo yakin gak mau makan?" Aira menaruh nampan berisi makanannya di atas meja.

Karin menggeleng. "Lo mesti tanya pertanyaan itu tiap hari ya? Dari gue masuk sampai sekarang, lo masih suka aja nanya itu," gerutu Karin.

Aira tertawa pelan. "Kan artinya gue perduli sama lo. Gimana sih? Eh, tuh yang nyariin lo." Aira mengisyaratkan Karin agar menoleh ke belakang.

Saat Karin menoleh, ia melihat seseorang yang ia tunggu dari tadi berjalan menghampirinya. Karin tersenyum tipis. "Hai, lo nyariin gue tadi?"

Davin mengangguk dan duduk di sampingnya. "Lagi berjuang antara hidup dan mati sama siapa lo?"

Karin memasang cengiran. "Gue lagi bikin pr tadi. Super ngebut," jawabnya.

Davin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jadi, lo nyariin gue gara-gara apa?" tanya Karin lagi.

"Lo gak makan?" Davin mengahlikan pembicaraan. Ia sendiri juga tidak tahu alasan ia mencari Karin tadi pagi. Setelah ia mengantarkan Karin pulang hari itu, ia tidak bisa berhenti memikirkan perempuan itu.

"Iya, gue gak biasa sarapan," jawab Karin.

"Bener tuh. Tiap istirahat gak pernah makan," timpal Aira yang sedang asik dengan nasi gorengnya.

CuriosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang