Warning : This is YunJae Fan Fiction (Boys Love), M-Preg. Yuuki masih butuh banyak belajar. Kesalahan ejaan dan pemilihan kata harap dimaklumi, Miss Ty bertebaran, Penceritaan ngebut. Paragraf/ dialog yang penulisannya menggunakan Blod, Italic ataupun under line berarti itu adalah kejadian dimasa lampau (flash back) TANPA EDIT..
.
PASTIKAN BACA WARNINGNYA DULU
.
.
Sebulan yang lalu harabojie meninggal dan dimakamkan di Seoul. Hanya aku dan Umma yang menghadiri pemakaman harabojie di Seoul, rekan kerja harabojie di pabrik pengolahan makanan laut kaleng tidak satu pun yang menunjukkan batang hidungnya. Aku bisa mengerti karena gaji buruh pabrik tidaklah seberapa, mereka toh sudah mengucapkan rasa duka citanya ketika haraboji masih disemayamkan di rumah kecil kami yang berada di Busan. Kini rumah itu sudah dijual, Umma pun sudah keluar dari pekerjaannya sebagai juru masak di salah satu rumah makan. Dan sekarang... suara kereta inilah yang menjadi penghibur laraku.
Hari ini aku dan Umma sedang dalam perjalanan menuju Seoul. Umma memutuskan kami harus pindah dari Busan. Aku pun sudah terdaftar menjadi salah satu siswa di SMA yang berada di Seoul. Semuanya serba mendadak, aku bahkan tidak sempat berpamitan pada teman-teman sekolahku. Lahir dan besar di Busan, berteman dengan anak-anak nelayan dan lautan... bisakah aku menyesuaikan diri dengan kehidupan metropolitan Seoul?
“Hei... memikirkan apa, hm?”
Cantik bukan? Dia Ummaku. Umma kebangganku yang membesarkanku sepeninggal Appaku. Atau setidaknya seperti itulah yang pernah harabojie jelaskan padaku ketika aku mempertanyakan keberadaan Appaku.
“Aku takut tidak mendapatkan teman di sekolah baruku nanti, Umma.”
“Anak Umma adalah namja tampan yang pintar, siapa yang tidak mau berteman denganmu, hm?”
Umma... anak-anak Seoul biasanya sombong dan gengsinya tinggi. Mana mau anak-anak itu berteman denganku yang berasal dari kampung nelan dan miskin ini Umma?
Aku hanya bisa menatap langit senja yang sedikit mendung. Sebentar lagi... sebentar lagi kami akan sampai.
“Umma, kita akan tinggal dimana? Apartemen atau flat kecil seperti yang sering Umma lihat di drama-drama itu?”
“Kita punya rumah.”
“Eoh?”
.
.
Rumah? Inikah rumah yang dimaksud oleh Umma? Rumah ini yang akan kami tinggali selama tinggal di Seoul? Sungguh?!
Aku hanya bisa terbengong-bengong ketika beberapa orang keluar dari dalam rumah untuk mengambil koper dan tas yang kami bawa. Aku hanya bisa tercengang ketika ada dua orang namja dewasa tersenyum dan memeluk Umma, salah satunya bahkan menangis sampai wajahnya terlihat sangat sembab.
“Mereka adalah Park Yoochun ahjushi dan Kim Junsu ahjushi, tapi kau bisa memanggil Junsu dengan sebutan ahjumma bila mau.”
“Dia putramu, Jae?”
Ahjushi... ah, ahjumma bernama Kim Junsu itu memelukku erat sambil menangis sengungukkan. Ku rasa kaus yang ku kenakan basah pada bagian bahu. Eum, entahlah.... Kenapa orang ini seperti orang yang sudah menahan kerinduannya selama bertahun-tahun. Aku tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Pembalasan Bidadari Hitam/ YunJae Fanfiction
Fanfiction. "Hanya ingin memberikan salam pada Appa. Sangat tidak adil kalau kami tidak pernah bertemu sama sekali. Aku ingin tahu apakah Appa akan terkejut begitu melihatku atau tidak. Bagaimana menurut Umma?"