.
.
.
Mata setajam musang itu membulat ketika melihat sosok indah itu, sosok yang sedang berbicara dengan seorang pelayan. Bibir tipisnya menarik sebuah senyuman terpatri pada wajah tampannya, kaki-kaki jenjangnya segera melangkah menghampiri sosok itu dengan langkah-langkah lebarnya.
"Andwe!" Hyunno panik, hendak mengejar Yunho namun lengannya dicekal oleh namja jangkung yang sejak awal diam membatu di sampingnya.
"Jung Yunho!" pekik Jessica yang juga ikut panik. Jessica memang berharap saudaranya itu bisa bicara dengan Jaejoong, tetapi bukan sekarang, bukan hari ini ketika semuanya terasa sempurna dirinya dan ayahnya.
.
.
"Choi Jaejoong!"
Jaejoong tersentak kaget ketika tiba-tiba lengannya ditarik dan tubuhnya dipeluk paksa. "Perasaan ini... kenapa begitu familiar?" gumamnya yang belum menyadari siapa yang tengah memeluknya kini.
.
.
Sosok menawan yang masih memakai seragam Junior High School salah satu sekolah paling elit diseluruh Korea Selatan itu berkacak pinggang di depan pintu gerbang sekolahnya, mengabaikan tatapan teman-teman satu sekolahnya yang menatap penasaran padanya maupun hanya berniat menggodanya. Perasaan kesal itu menyeruak ketika tahu ayahnya lagi-lagi ingkar janji, ayah yang sangat dicintai dan dibanggakannya itu tidak menjemputnya lagi hari ini padahal mereka sudah berjanji akan pergi ke kebun binatang melihat gajah bersama. Bibir merah namja yang Februari lalu berulang tahun yang ke-14 itu merengut kesal.
"Lalu kenapa harus Ahjushi yang menjemputku?" tanyanya dengan suara ketus.
"Berapa kali ku katakan padamu, Bocah? Panggil aku Hyung! Bukan Ahjushi! Aku masih berusia 24 tahun, Pabo." bibir berbentuk hati itu menyeringai, "Tentunya kau tidak lupa kalau hari ini si tua bangka Woo Sung itu mengundangmu makan siang bersamanya?"
"Betapa sopannya kau, Ahjushi? Ckckckck... kau memanggil ayahmu sendiri seperti itu?"
Namja yang memakai setelan jas mahal itu mendengus kesal, membukakan pintu penumpang yang berada di samping kursi kemudi untuk remaja berwajah cantik yang menurutnya sangat menyebalkan dan terlalu cerewet untuk anak seusianya itu, "Masuk atau aku sendiri yang harus membopongmu seperti tuan putri!"
"Aku adalah pangeran!" bibir merah penuh itu merengut kesal namun tidak urung masuk dan mendudukkan dirinya di atas kursi empuk mobil mewah itu.
"Dalam mimpimu, Bocah!"
.
.
"Aku tidak mau menikah dengan Ahjushi!" bibir merah darah itu menjerit histeris.
"Aku pun tidak mau menikah denganmu, Bocah!" pemilik bibir berbentuk hati itu pun membentak marah.
"Hiks... lebih baik Joongie menikah dengan Yihan hyung saja daripada Ahjushi galak sepertimu."
"Cih! Dasar bocah cengeng! Bocah manja!"
"Yihan hyung lebih baik darimu! Yihan hyung bahkan lebih tampan dan hebat darimu! Kau hanya Ahjushi bermata musang menyebalkan yang galak dan Hmpppp!"
![](https://img.wattpad.com/cover/20265098-288-k259040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Pembalasan Bidadari Hitam/ YunJae Fanfiction
Fanfiction. "Hanya ingin memberikan salam pada Appa. Sangat tidak adil kalau kami tidak pernah bertemu sama sekali. Aku ingin tahu apakah Appa akan terkejut begitu melihatku atau tidak. Bagaimana menurut Umma?"