Pembalasan Bidadari Hitam IV

4.6K 475 19
                                    

.

.

.

Jaejoong mengusap lembut kepala putranya yang terlelap di sampingnya. Semenjak dirinya dirawat di rumah sakit Hyunno memang selalu tidur bersamanya, remaja tampan yang berhasil dikeluarkan dari perutnya melalui operasi sesar 16 tahun lalu itu benar-benar keras kepala, sepertinya sifat itu menurun dari ayahnya mengingat Jaejoong adalah tipe anak penurut ketika dirinya masih remaja dulu.

“Joongie.... Dokter bilang bila keadaanmu sudah stabil, hari ini kau boleh pulang.” Junsu masuk ke dalam ruang rawat Jaejoong sambil menenteng sebuah bungkus plastik berisi makanan.

Jaejoong mendudukkan dirinya di atas ranjang secara perlahan, enggan menganggu tidur damai putranya, “Ahjumma, katakan padaku! Apa yang sebenarnya Ahjushi dan Hyunno rencanakan?”

“Aku tidak pernah mencampuri apa yang Chunie sedang kerjakan, Joongie. Apalagi bila menyangkut urusan dengan keluarga Jung. Chunie tidak akan membiarkanku mengetahui apa yang sedang dia rencanakan dan kerjakan.” Jawab Junsu, “Ada yang mengganggu pikiranmu?”

“Mungkin perasaan kekanakan sebagai seorang ibu...” gumam Jaejoong, “... aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi pada putraku. Entah kejadian baik atau buruk.....”

Junsu meraih tangan Jaejoong, menggenggam kuat-kuat jemari lentik keponakannya, “Aku dan Chuniee tidak akan membiarkanmu dan Hyunno terluka lagi!”

Gomawo Ahjumma....”

.

.

Dengan semangat Hyunno mendorong kursi roda yang diduduki oleh ibunya, wajah tampannya tersenyum sumpringah sepanjang bangsal, membuat matanya terlihat seperti bulan sabit terbalik.

“Apa yang membuatmu begitu bersemangat, Littel Bear?” tanya Junsu yang sibuk menenteng tas berisi baju dan perlengkapan yang selama ini terpaksa diungsikan ke rumah sakit semenjak Jaejoong di rawat di sana.

“Tidak ada.” Jawab Hyunno, “Hanya saja rasanya akan sedikit berbeda bila Umma pulang. Rumah akan terasa lebih hidup dan menyenangkan untuk ditinggali.”

“Hyunno....”

Ne, Umma?”

“Bagaimana dengan kuliahmu? Menyenangkan?” tanya Jaejoong.

“Tidak buruk.” Hyunno masih tersenyum bahagia, mengabaikan tatapan beberapa suster dan pengunjung yang menatapnya –menatap wajah tampannya, “Terasa berbeda dari masa SMA dulu tetapi tidak buruk. Hanya saja sedikit malas bila harus mengerjakan tugas kelompok apalagi bila kelompok yang ku dapat memiliki sifat pemalas. Aku tidak suka, Umma! aku lebih suka mengerjakan semuanya sendiri. Cepat dan akurat! Tidak perlu melakukan diskusi yang sia-sia atau pun membuang waktu berharga....”

“Hyunno....” panggil Jaejoong.

Ne?”

“Jangan menjadi seperti laki-laki itu! Umma tidak suka.”

Hyunno tersentak mendengar ucapan ibunya, membuat langkah kakinya terhenti selama beberapa saat lamanya sebelum kembali melangkah mendorong kursi roda ibunya menuju pintu masuk tempat mobil mereka menunggu.

Arraso Umma....” lirihnya.

.

.

Sebelum benar-benar pulang, Jaejoong meminta untuk diantar ke makam ayahnya. Rasanya sudah lama sekali dirinya tidak mengunjungi ayahnya. Jaejoong ingin mengutarakan kegelisahan yang beberapa waktu terakhir ini dirasakannya.

✔️Pembalasan Bidadari Hitam/ YunJae FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang