Pembalasan Bidadari Hitam II

4.6K 498 3
                                    

 

Appa....” remaja cantik itu menundukkan kepalanya dalam, tidak berani melihat gurat kecewa yang menghiasi wajah ayahnya, “Maafkan Joongie, Appa. Joongie sudah membuat Appa kecewa. Mianhae....”

“Ani, itu bukan salah Joongie.” Mata lelah namja dewasa itu menatap sendu putra kesayangannya yang masa depannya kini terancam, “Tapi yakinkah Joongie bahwa Appa aegya adalah namja itu?”

Sang remaja menunduk lemah, “Mian Appa....”

“Bukan salah Joongie.... Uljimma!” dipeluknya sang putra erat seolah-olah takut akan hilang lagi dari pengawasannya.

.

.

.

.

.
Dua tahun berlalu sejak kepindahan Hyunno dan sang Umma....

“Dia pintar seperti ayahnya.” Ucap Junsu, “Usianya baru 16 tahun dan dia sudah memahami ilmu bisnis selayaknya orang dewasa. Kau mengajarinya dengan baik, Chun.”

Namja tampan berpipi sedikit gempal (chubby) itu hanya diam. Matanya menatap namja remaja tampan yang hari ini merayakan kelulusannya, “Dia semakin mirip ayahnya. Aku takut ‘mereka’ akan menyadari keberadaannya. Terlebih dalam pelelangan saham perusahaan Orion nanti ‘mereka’ juga akan datang.”

“Itu artinya semuanya akan segera dimulai?” tanya Junsu.

“Ya. Dan ku harap hal itu tidak membebani anak itu.” jawab Yoochun.

Junsu mengangguk pelan, “Dia masih terlalu muda untuk terlibat dalam urusan orang dewasa.”

“Sayangnya dia harus tetap ikut terlibat untuk mengambil apa yang memang sudah menjadi haknya.” Sahut Yoochun. Namja itu tersenyum begitu melihat remaja tampan yang sejak tadi diperhatikannya berlari kecil ke arahnya.

Yah! Kau semakin tinggi saja, Little Bear!” puji Junsu.

“182. Aku lebih tinggi dari Dolpino Ahjumma sekarang.” Remaja tampan itu tersenyum hingga membuat mata kecilnya terlihat seperti bulan sabit yang indah dan menawan, “Kajja! Aku sudah tidak sabar ingin menemui Umma.”

“Yakin?” Yoochun menunjuk keruman yeoja yang memakai seragam sama seperti remaja tampan yang kini berdiri di hadapannya, “Ku rasa mereka masih ingin mengambil foto kenang-kenangan bersamamu.”

“Mereka lebih tua dariku Ahjushi. Kalau mereka secantik Ummaku, aku tidak keberatan berkencan dengan mereka. Sayang Ummaku lebih seksi daripada mereka.” Remaja itu tersenyum dan segera masuk ke dalam mobil, “Kajja! Umma sudah menungguku!”

“Dasar anak Umma!” sindir Junsu.

.

.

Buket bunga besar yang dibawanya tidak mengurangi semangatnya untuk berlarian di sepanjang bangsal yang siang itu cukup ramai. Tidak sekali dua kali suster atau dokter yang berpapasan dengannya menegurnya karena kelakuannya yang terlihat seperti seorang bocah berumur lima tahun yang sedang mencari-cari ibunya. Senyumnya melebar begitu menemukan sosok yang paling ingin ditemuinya.

Ummaaa....” lengkingan suaranya membuat beberapa pasien yang sedang berbincang di depan ruang perawatan mereka pun sontak menoleh ke arahnya. “Umma....”

Umma bisa didepak dari rumah sakit ini bila kelakuanmu seperti itu.” sosok cantik yang tengah duduk tenang di atas kursi rodanya itu tersenyum bahagia meliihat keceriaan yang putranya tunjukkan.

✔️Pembalasan Bidadari Hitam/ YunJae FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang