Fourth Page

165 27 6
                                    

Risha menghela napas setelah melemparkan tubuhnya ke atas ranjang miliknya. Entah kenapa, dia terus memikirkan gadis yg bernama Takamitsu tadi.

Cemburu? Mungkin. Takamitsu tampaknya menaruh hati pada Tatsuya. Gadis itu juga memiliki peluang lebih untuk memiliki Tatsuya dibandingkan Risha, yang hanya sebatas saudara.

Sebegitu beruntungnya Takamitsu itu. Risha mendengus.

Pintu kamar terbuka. Risha langsung bangkit dari posisinya. Tolehkan kepala ke arah pintu kamar dan temukan Tatsuya berdiri di ambang pintu. Kakaknya itu terlihat ingin pergi keluar rumah.

"Aku ingin pergi keluar. Kau ingin menitip sesuatu?"

Biasanya, Tatsuya akan mengajaknya. Namun, tidak kali ini.

"Aku ingin pocky matcha!" serunya riang, menutupi rasa sedihnya yanh muncul. "Lima!"

Tatsuya tertawa, seraya menghampiri Risha yang duduk di atas kasurnya. "Oke. Hanya itu?"

Mata Risha berbinar. "Tatsu-nii mau mentraktirku?"

"Ahaha, tidak," jawab Tatsuya.

Risha mengerucutkan bibirnya. "Mou, kukira Tatsu-nii ingin mentraktirku."

"Aku bercanda. Jadi pocky matcha lima bungkus? Dengan tambahan seporsi sup asparagus?" terka Tatsuya.

Risha mengangguk kuat. "IYA!"

"Akan kubelikan. Tapi kurasa, aku akan pulang jam enam malam. Tidak masalah?"

"Tentu," balas Risha.

Tatsuya merendahkan tubuhnya, mengecup singkat puncak kepala Risha dan mengelus kepalanya sejenak. "Baiklah, aku pergi dulu."

"I-itterashai, Tatsu-nii!"

Tatsuya tersenyum, kemudian keluar dari kamar Risha. Belum lama, kepala Tatsuya menyembul dari balik pintu. "Kalau kau ingin berkeliling, juga tidak apa-apa. Hati-hati. Oh, jangan lupa untuk mengganti seragammu dahulu."

Risha menatap pintu kamarnya yang kembali ditutup. Kemudian kembali menjatuhkan dirinya di atas ranjang miliknya. Rasanya malas meski sekedar mengganti seragamnya. Tapi, mengingat besok seragamnya akan kembali dipakai, Risha kembali bangkit. Mengganti seragamnya.

Selesai berganti, Risha keluar dari kamarnya. Diikuti dengan suara ketukan dari pintu depan. Dihampirinya pintu, kemudian membukanya. Tampilkan gadis bersurai silver yang tak asing di mata Risha.

"Eng, mencari Tatsu-nii?"

"Ah, um. Iya." Takamitsu mengangguk. Kemudian tersenyum, tampak mengharapkan sesuatu. "Apa dia ada?"

Risha menggeleng. Masih dengan wajah datarnya. "Tatsu-nii baru saja keluar."

"Astaga!" Takamitsu tampak panik.

"Eng, kenapa?" tanya Risha. Gadis itu memiringkan kepalanya. "OH! Ada pesan untuk Tatsu-nii? Aku bisa menyampaikannya nanti."

"Terima kasih tawarannya. Tapi, tidak perlu. Aku akan menemuinya sekarang di sana," tolak Takamitsu halus.

Risha mengernyit heran mendengar ucapan Takamitsu. "Di sana?" ulangnya heran. "Senpai punya janji dengan Tatsu-nii?"

"Ah, iya," jawab Takamitsu. "Padahal aku sudah bilang akan menjemputnya. Tapi, dia melarang. Ternyata dia itu orangnya tidak main-main. Haha."

Takamitsu tertawa pelan. Sementara, Risha menatap tidak suka. Tapi, ia tidak bisa mengatakan langsung pada Takamitsu bahwa dia tidak menyukainya.

"Ya sudah, aku pamit dulu. Sampai jumpa! Etto, adiknya Himuro-san!"

"Tapi, aku kan juga Himuro," balas Risha, berusaha bercanda untuk mengusir rasa tidak sukanya pada Takamitsu.

"Kau benar." Takamitsu kembali tertawa. Membatalkan niatnya yang ingin pergi barusan. "Jadi, boleh aku mengetahui nama lengkapmu?"

Risha diam sejenak. Kemudian membuka mulutnya. Mengucap dengan wajah polosnya, "Aku Himuro Risha. Adik dari Himuro Tatsuya."

Takamitsu tersenyum manis melihat ekspresi polos Risha. "Aku juga akan mengenalkan diriku kalau begitu."

"Takamitsu Airina. Teman sekelas kakakmu. Kuharap kita bisa akrab," lanjutnya.

Risha mengangguk. Mungkin ini bisa jadi cara agar dia bisa mengusir rasa tak suka pada gadis di hadapannya. "Kuharap begitu, Takamitsu-senpai."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Kurasa aku benar-benar telat. Sampai jumpa, Risha-san!" pamit Takamitsu.

"Sampai jumpa."

20 Agustus 2018,
xxRisha

Oniichan: Ore no Aisuru NiichanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang