"Ada beribu alasan dibalik suatu pertemuan. Dan pertemuan ini akan menjadi awal dari suatu kisah dan akan menjadi akhir dari kisah yang lain"
Joven Escritor
Di kediaman keluarga Fernandez, terlihat Rafa anak bungsu dari pemilik sekolah ternama di beberapa negara di Asia, Arya Fernandez masih tertidur diatas kasur king sizenya, meski jam telah menujukan pukul 09:00 WIB, dan tak menghiraukan suara ketukan pintu dan panggilan dari seorang wanita paruh baya yang mengurusnya semenjak ibunya tiada.
"Deeen... Den Rafa bangun den." Teriak wanita tersebut namun yang didalam tetap tak bergeming sedikitpun.
"Den Rafa cepat bangun, tuan akan pulang sebentar lagi." Teriaknya lagi.
Akhirnya rafa membuka mata setelah mendengar ucapan wanita tersebut, lalu bergegas masuk ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke rumah sepupunya, karena ia sangat membenci kehadiran papanya yang jarang pulang itu.
Setelah keluar dari kamar mandi, ia mengambil jaket Boomber warna navy dan kunci motor ninjanya.
"Bi, aku mau pergi." Pamit Rafa pada bi Asih. Lalu ia segera menaiki motornya,
dan melesat membelah jalanan ibu kota menuju rumah sepupunya. Di sepanjang jalan, ia selalu mengerutu kesal. Karena orang yang sangat ia benci kehadirannya pulang kerumah. Sampai akhirnya ia sampai di depan rumah kembaran ayahnya.
◾◾◾
Rafa memasuki halaman rumah sepupunya, dari kejauhan terlihat seorang cewek berdiri yang sedang menatap ke arahnya. Ia pun kaget dan mengerem mendadak seiring dengan jeritan cewek di depannya. Rafa pun kesal, diapun melepas helm fullfacenya dan turun. Mata mereka sempat bertemu di sepersekian detik, sampai akhirnya cewek didepannya itu berlari sambil berteriak masuk kerumah.
"Aaaa......!" Jerit Zahra yang membuat teman temannya panik sekaligus kebingungan.
"Ada apa sih ra?" Tanya Hintan cewek berponi rata."I-itu.....ada....." Ucap Zahra menggantung yang semakin membuat teman temannya kebingungan. Setelah sekian detik, Zahra tidak menemukan si pemilik rumah bersama teman-temannya di ruangan itu, akhirnya ia berlari menuju dapur.
Setelah sampai di dapur dengan terengah-engah dan keringat bercucuran di pelipisnya, akhirnya Zahra menemukan temannya selaku pemilik rumah itu.
"Huh....huh...A a del!" Teriak zahra pada Adel teman pemilik rumahnya itu dengan nafas tak beraturan.
"Apa-." belum sempat Adel bertanya tentang apa yang terjadi pada Zahra, tetapi Zahra sudah menjerit hebat.
"Aaaaa....!" jerit Zahra seperti melihat sosok setan menyeramkan.
Tiba tiba saja tubuh zahra melemas dan akhirnya pingsan tergeletak di lantai dapur. Adel panik setengah mati melihat sahabatnya yang pingsan.
"Eh eh Zahra lo kenpa?" Panik Adel yang kemudian melihat ke arah pandang Zahra sebelumya yang berada tepat di belakangnya.
"Loh elo! Ngapain?"Tanya Adel kepada Rafa dibelakangnya dan tetap sambil mengoyang goyangkan badan Zahra.
"Bantuin woi!" suruh Adel pada Rafa.
◾◾◾
Rafa berjalan mendekat ke arah Adel dan Zahra dan berjongkok disamping Adel. "Cepet angkat!" Pinta Adel, namun Rafa tetap mengamati wajah pucat lemas tak terkulai didepannya dengan muka dingin dan datarnya."Aduh... Cepet bantuin, muka lo jangan kayak triplek mulu sih, situasi genting juga muka tetep sama, dasar!" Ejek Adel pada Rafa yang tetap diam walau melihat situasi itu.
"Ogah..!" Tolak rafa.
"Ya ampun, gimana sih otak lo gaada belas kasihan sama sekali sama orang-" Oceh Adel dan terhenti saat Rafa meletakkan tangan ya pada tengkuk dan lipatan kaki Zahra.
"Udah jangan ngoceh, mau ditaruh dimana ini?" Tanya Rafa sambil mengangkat tubuh Zahra.
"Kamar gue aja." jawab Adel.
Dan tanpa bertanya apapun Rafa membopong Zahra dengan kepala Zahra yang bersandar di dada bidangnya ala bridal style.Rafa melewati ruang tamu dan berjalan menuju arah tangga. Sedangkan Adel mengikutinya dari belakang dengan raut wajah cemas.
Teman temannya melihat ke arah mereka dengan muka bingung, gadis kuncir kuda yang bernama Fayra menghentikan langkah Adel.
"Itu Zahra kenapa?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Adel. Hintan dan Fayra akhirnya mengikuti mereka menuju kamar Adel.
Rafa meletakkan Zahra diatas kasur putih bersih milik Adel dengan hati hati, teman temannya dengan khawatir dan bingung harus berbuat apa, lalu mendekati Zahra di samping kasur.
"Ngapain sih kalian, ambil minyak kayu putih sana!" Bentak Rafa yang heran atas teman teman Adel yang malah diam. Kemudian Fayra berlari mengambil kotak p3k yang berada di atas nakas.
"Ini nih." Ucap Fayra mengulurkan kotak itu pada Hintan namun direbut oleh rafa.
"Biar gue aja." Kata Rafa.
Kotak itu diambil dan dibuka Rafa yang kemudian mengambil minyak katu putih dan dioleskannya pada ujung hidung Zahra dengan hati hati. Zahra mengerutkan keningnya, lalu perlahan membuka kedua matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.
Setelah membuka mata secara jelas mata Zahra bertemu dengan pria yang berada di sampingnya dan, "Aaaaa.....!" Zahra menjerit sekali lagi dan kembali tidak sadarkan diri.
◾◾◾
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Juga Akhir
Teen FictionAku yang tak pernah ingin mengenal cinta Takut akan patah Takut akan penghianatan Tapi mengapa disaat kamu datang Aku tak ragu membuka hati Dan lama kelamaan perasaanku menjadi jadi dan itu karnamu - Zahra Aries Viscara Aku tak peduli dengan cinta ...