#chapter 3

92 33 3
                                    

"cinta itu.... Perasaan dimana kita ingin selalu dekat, ingin selalu ada, ingin selalu menjaga, dan ingin selalu bersama dengan seseorang yang kita cinta."-Joven Escritor

                                           ◾◾◾

       Setelah membersihkan diri, Zahra mengganti pakaiannyabdengan piama tidur bergambar teddy bear miliknya. Zahra membaringkan tubuhnya diatas kasur, ia mengingat kejadian beberapa saat lalu bersama orang yang baru saja dikenalnya. Hingga membuatnya senyum-senyum sendiri, namun senyum itu pudar saat memori di otaknya memutar kejadian yang paling ia benci dan hindari, tetapi malah ia menyaksikannya sendiri.

     "Shit! Teriak Rafa.
Fathur turun dari motornya dan berjalan kearah motor Rafa. Rafa pun membuka helm dan turun diikuti oleh Zahra yang ada dibelakangnya.Fathur berjalan mendekati Zahra. "Ini cewek lo, lumayan" Ucapnya sambil melihat Zahra dari atas sampai bawah lalu tersenyum miring. Tangannya bergerak menyentuh pipi Zahra, namun belum sampai menyentuh, terdengar suara bariton yang menghentikannya.
"Jangan sentuh dia!" Namun Fathur malah memegang pipi Zahra dan membuatnya ketakutan.

"Jangan sentuh dia BANGSAT" Lalu menarik kerah Fathur dan memukul rahangnya.
Tiba-tiba terdengar suara motor dan berhenti disekitar mereka, dan ternyata mereka adalah anak geng Avenger yang diketuai oleh Fathur itu sendiri. Mereka mendekati Fathur dan membantunya berdiri. Anak-anak geng Avenger yang berjumlah 3 itu mengepung Zahra dan Rafa. Zahra mulai terisak karena takut, Rafa yang mengetauinya segera menggenggam tangan mungil Zahra dan mencoba menenangkannya.
"Lo jangan takut,gue bakal ngelindungin lo."

"Hiks...hiks...a-aku takut." lirih Zahra.

"Lo tenang, gue akan ngelawan mereka dan lo lari kesana" Sambil menunjuk kearah pohon diseberang jalan. Zahra menurut dan berlari kearah pohon itu.

     "PECUNDANG LO SEMUA" Teriak Rafa kemudian menarik kerah Fathur dan menonjok pipinya hingga menimbulkan lebam biru di sudut bibir Fathur. Fathur tak tinggal diam, dia membalas dengan tendangan diperut Rafa, hingga Rafa tersungkur.

     Kedua teman Fathur mendekat kearah Rafa hendak memegangi tangannya agar Fathur lebih leluasa memukul dan menghabisi Rafa. Bukan Rafa jika ia tetap diam, dengan cepat Rafa bangkit sebelum kedua teman Fathur berhasil menangkapnya. Rafa kesal, ia mendorong Fathur sampai punggungnya menghantam tembok besar dibelakang Fathur. Tak hanya itu, tonjokan demi tonjokan ia berikan pada tubuh lemas Fathur.
"Bugh..bugh...bugh.."

     Diam-diam salah satu dari teman Fathur membawa sepotong kayu yang cukup besar, ia ayunkan kayu itu agar lebih keras mengenai punggung Rafa, namun dengan sigap Rafa berbalik badan dan nelangkah kesamping. Rafa menendang tulang kering pria itu, hingga dia berteriak kesakitan. "Akh....." Rafa berlari kebelakang pria itu dan siap bertarung dengan teman Fathur yang terlihat masih perkasa. Mereka saling pukul sampai akhirnya pria itu limbung bersama dengan teman-temannya. Dengan mengendalikan kecepatan larinya, Rafa sampai disamping motornya, tergesa-gesa ia memakai helm dan menaiki motornya, bukan karena takut jika musuhnya kembali menyerangnya, namun karena satu wanita yang sedari tadi memenuhi pikirannya. Rafa menjalankan motornya meninggalkan ketiga pria yang tergeletak untuk mencari Zahra.

     Rafa menghentikan motornya karena ternyata Zahra bersembunyi tak jauh dari tempat perkelagiannya. Ia berjalan kearah Zahra yang menangis menyembunyikan wajahnya diantara tekukan lututnya.
"Hiks...hiks.."
Tanpa berkata-kata Rafa Memeluk Zahra dari samping , bermaksud menenangkan Zahra yang ketakutan. Zahra mengangkat kepalanya, melihat seseorang yang tengah memeluknya.
"Ta-takut..kak....hiks..." Gumam Zahra sesenggukan.
Rafa berdiri, menarik tangan Zahra, membawaya kearah motor sportnya.
"Hapus air mata lo!" Suruh Rafa kemudian menaiki motornya, Zahra menurut, menghapus air matanya dan mengikuti Rafa menaiki motornya.

Awal Juga AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang