bertengkar

899 143 33
                                    

"Aku pulang!",

"Kakaaakk!!!",

Bocah berumur 5 tahun itu berlari begitu saja ketika mendengar suara kakaknya. Minhyun hampir saja terhuyungnke belakang ketika Jihoon, adik kecilnya itu tiba-tiba saja memeluknya.

"Kakak kenapa baru pulang?",

"Jihoon kenapa belum tidur?",

"Menunggu kakak! Uwah kakak dapat buku! Ibuu!! Kakak dapat buku!!",

Bocah itu berlari masuk ke dalam rumah. Berteriak senang seakan kakaknya itu baru saja memenangkan sebuah pertandingan besar. Minhyun melanjutkan acara membuka sepatunya yg tertunda dan berjalan masuk ke dalam rumah sambil menenteng buku-buku baru yg dia dapatkan tadi. Minhyun sempat bertanya kepada Jaehwan, apa buku-buku itu darinya karena hanya Jaehwan yg bersamanya kemarin namun bukan sebuah jawaban yg Minhyun terima, tendangan di tulang keringnya justru yg dia terima. Sifat Jaehwan masih susah ditebak untuknya.

"Dari mana buku sebanyak itu?",

"Oh ini... aku juga tidak tahu! Tadi kepala yayasan memanggilku dan tiba-tiba saja memberiku buku-buku ini!",

"Ada apa? Maksud ibu, kenapa tiba-tiba memberi buku?",

"Entahlah! Bukankah itu baik?",

"Ehm... cepat mandi lalu makan malam! Ibu akan menghangatkan makanan untukmu!",

Minhyun kembali menenteng buku-bukunya menuju kamarnya.











Minhyun menuju ruang makan ketika dia sudah selesai mandi. Wangi harum masakan ibunya langsung menyapa indra penciumannya. Dengan semangat, dia segera mengambil nasi dan lauk pauknya.

"Pelan-pelan!",

Minhyun hanya meringis ketika ayahnya memukul pelan kepalanya. Ayahnya ikut duduk bersama anak sulungnya itu sembari meminum teh hangat yg baru saja dibuatkan oleh sang istri.

"Minhyun, ada yg ingin ayah bicarakan!",

"Apa itu?",

"Berhentilah bekerja paruh waktu! Jika hanya untuk membeli buku dan uang jajanmu, ayah bisa memenuhinya!",

"Aku tidak apa-apa ayah! Percayalah! Bukan soal buku atau uang jajan, daripada aku berdiam diri di rumah, bukankah lebih baik aku melakukan kegiatan yg bermanfaat? Lagi pula, aku hanya bekerja disaat aku ada waktu luang ayah! Aku pasti akan mementingkan sekolahku",

"Ayah hanya takut sekolahmu terganggu. Lihat kau pulang malam sekali hari ini!",

"Aku baik-baik saja ayah! Percayalah!",

"Terserah kau saja! Satu lagi, ayah lihat akhir-akhir ini kau menjadi bersemangat? Kau terlihat bahagia akhir-akhir ini",

"Apa salah jika aku bahagia?",

"Tidak, hanya..... siapa gadis itu?",

"Uhuk!!",

Ayah Hwang segera mengambil segelas air ketika melihat Minhyun yg tiba-tiba tersedak. Minhyun segera menghabiskan air dalam sekali tegukan.

"Apa maksud ayah?",

"Ayah hanya bertanya, mengapa reaksimu berlebihan? Ayah hanya menggodamu saja! Kau benar-benar sedang dekat seorang gadis sepertinya. Apa dia cantik?",

"Ayah!",

"Baiklah baiklah! Habiskan makananmu! Ayah mau tidur dulu! Ayah lelah!",

Minhyun hanya mengangguk pelan dan melanjutkan acara makannya yg tertunda. Lagi pula, kenapa Minhyun harus malu?
























trust me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang