hoodie dan bento

929 143 18
                                    

"Yak! Minhyun memang hebat!",

Minhyun membungkukkan badannya dihadapan sang guru. Tanda terima kasih karena sekali lagi, guru olah raganya itu memujinya. Berbeda dengan gurunya yg menatapnya bangga, teman-temannya justru menatap Minhyun malas. Mereka bosan mendengarkan pujian yg ditujukan untuk Minhyun! Murid berprestasi di sekolah tidak hanya Minhyun kan?

"Dia pasti akan besar kepala!",

"Jika bukan karena beasiswanya, dia pasti akan menjadi anak sombong!",

"Cih! Dia hanya berpura-pura baik!",

"Dasar anak penjaga toko sok!",

Bohong jika Minhyun tidak mendengarnya. Dia mendengar semuanya jelas, namun dia tidak peduli. Toh hanya dia yg tahu bagaimana hidupnya. Orang lain hanya bisa mengkritik tanpa tahu apa yg terjadi sebenarnya!

Minhyun asyik meminum air mineral hingga akhirnya matanya tidak sengaja menatap sebuah keributan. Para murid perempuan bergerumbul, mengerumuni sesuatu. Apalagi yg terjadi sekarang?

Tanpa disadari, Minhyun beranjak dari tempatnya. Menghampiri kerumunan itu. Tak perlu bersusah payah, Minhyun bisa melihat apa yg terjadi disana. Rahangnya tiba-tiba mengeras. Gadis itu lagi! Pakaiannya basah kuyub, entah apa yg terjadi. Murid di sekitarnya hanya tertawa, tidak peduli pada temannya yg sudah kedinginan itu.

"Bangun! Kenapa? Dingin? Hahahaha",

Gadis itu masih saja diam. Dia tidak bergerak sama sekali.

"Bubar!",

Kerumunan gadis itu tiba-tiba terdiam ketika mendengar suara dingin itu.

"KU BILANG BUBAR ATAU AKAN KU LAPORKAN PADA WALI KELAS KALIAN!",

Para gadis itu membubarkan diri, menatap ganas ke arah Minhyun yg bisa-bisanya mengganggu acara bermain mereka!

Ya yg baru saja berteriak adalah Minhyun. Minhyun merasa tidak bisa diam saja melihat gadis itu ditindas seperti itu. Minhyun semakin jengkel ketika mengetahui gadis itu bahkan tidak bergerak atau sekedar berteriak untuk membela diri. Apa yg dia pikirkan sebenarnya?

"Mereka menindasmu seperti ini dan kau masih diam? Apa yg kau pikirkan?",

Gadis itu tidak menjawab. Dia terlihat menggigil. Dengan sisa tenaganya, dia mencoba berdiri.

"Mereka menyirammu dengan air dingin?", seru Minhyun ketika menemuka sebuah botol dengan sisa embun di permukaannya dan Minhyun yakini, awalnya botol ini berisi dengan air dingin namun tandas karena airnya digunakan untuk menyiram gadis di depannya itu.

Gadis itu mencoba berjalan, sempoyongan. Minhyun diam-diam mengikutinya dari belakang. Takut terjadi apa-apa karena gadis itu benar-benar menggigil. Satu langkah, gadis itu terlihat seperti orang mabuk. Dia memegang erat ujung kaos olah raganya. Dua langkah, gadis itu hampir saja tumbang. Tiga langkah,
































Bruk!

Untung saja Minhyun dengan cepat menangkapnya!

















































Jaehwan bangun dari tidurnya. Entah tidur atau pingsan, yg pasti Jaehwan merasa kepalanya pusing. Dia menatap sekelilingnya. Ini bukan kamarnya! Bukankah ini ruang kesehatan? Jaehwan hanya ingat tadi dia kedinginan karena sekali lagi dia dibully habis-habisan oleh teman-temannya dan sekali lagi Jaehwan tidak melawan. Sebentar, Jaehwan tadi kedinginan, kenapa sekarang dia merasa hangat? Jaehwan sadar, dia sudah berganti pakaian. Dia memakai seragam biasa, bukan seragam olah raganya yg basah kuyub. Tidak hanya itu, Jaehwan juga memakai sebuah hoodie, entah milik siapa. Hoodie itu cukup besar untuk gadis mungil sepertinya. Membuat tangannya tidak terlihat karena terbungkus hoodie. Hoodie itu bahkan menutupi hampir separuh tubuh Jaehwan. Semungil itu kah dia?

trust me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang