perawatan spesial

723 134 25
                                    

Cuma mau ngingetin, ini GS yaa..
















"Argh...",

Jaehwan mengerang pelan sambil memegang perutnya. Semalam adalah hari pertamanya datang bulan dan entah kenapa perutnya terasa sakit sekali. Jaehwan menyandarkan kepalanya ke meja, berusaha menyembunyikan wajahnya yg menahan sakit.

"Jaehwan, kau baik-baik saja?",

Bagaimana pun Jaehwan menyembunyikannya, sepertinya guru yg sedang mengajar saat itu tetap bisa menyadari bahwa muridnya itu tidak baik-baik saja. Jaehwan hanya bisa meringis pelan. Mulutnya bahkan terlalu kaku untuk berbicara karena rasa nyeri yg begitu parah. Sang guru segera membantu Jaehwan, membawanya ke ruang kesehatan, setelah sebelumnya beliau sempat mengomel karena tidak ada satu pun teman sekelasnya yg peduli. Mereka hanya menatap tanpa ada yg berniat membantu.
















"Rasa nyerinya akan segera hilang, bersabarlah! Sambil menunggu, cobalah kau kompres untuk mengurangi sedikit rasa nyerinya!",

Jaehwan hanya mengangguk lemas. Rasa nyerinya berangsur berkurang setelah dokter jaga memberinya obat nyeri tadi. Dokter itu juga menyiapkan botol berisi air hangat. Setelah dirasa cukup, dokter itu pun pamit, meninggalkan Jaehwan dan membiarkan gadis itu untuk istirahat. Jaehwan menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuhnya, mencoba memejamkan matanya, berharap ketika bangun nanti rasa nyerinya sudah hilang.















Tidur Jaehwan terganggu ketika dia merasa cahaya masuk ke matanya. Seingat dia, sebelum tidur tadi, dia sudah menutup tubuhnya dengan selimut. Jaehwan membuka matanya dan menyadari dia tidak lagi sendiri.

"Bagaimana bisa kau tidur seperti itu? Kau bisa bernafas? Bagaimana perutmu? Apa sudah baik-baik saja?",

Jaehwan tidak peduli siapa yg disana, dia tidak peduli apa yg dilakukan, yg dia pedulikan adalah....





















.... bagaimana bisa Minhyun disini??? Dari mana Minhyun tahu kalau dia sakit???

"Kenapa? Perutmu masih sakit?",

Jaehwan menggeleng pelan karena memang perutnya sudah tidak terlalu sakit.

"Aku tidak tahu apa yg harus aku bawa, tapi aku sempat bertanya pada ibu bahwa air hangat bisa mengurangi rasa sakitnya, jadi aku membawakanmu teh hangat. Itu ada bekalmu juga, aku mengambilnya di mejamu, maaf jika aku lancang!",

"Terima kasih!",

"Daehwi sedang mengerjakan tugasnya jadi dia tidak bisa kemari! Tak apa kan? Ayo makan lalu minum obatmu!",

Jaehwan bangun dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya ke tembok. Minhyun dengan sabar membuka kotak bekal Jaehwan. Dia sempat mengernyit heran ketika melihat isinya. Hanya ada buah disana, tidak ada nasi, lauk, sayur apapun itu.

"Kau hanya membawa buah?",

"Kata mama, buah baik!",

"Kenapa tidak nasi?"

"Sakit!",

"Perutmu semakin sakit jika makan nasi?",

Jaehwan mengangguk.

"Baiklah! Tapi habiskan ya?",

Minhyun menyodorkan kotak bekal Jaehwan. Jaehwan mulai memakannya hingga akhirnya matanya menangkap Minhyun yg sibuk dengan ponselnya. Pemuda itu tidak makan. Jaehwan melihat ke meja, sepertinya Minhyun tidak membawa apapun untuk dimakan.

trust me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang