terganggu!

724 134 29
                                    

Minhyun merasa risih dengan gadis yg sedari tadi menatapnya. Minhyun tidak tahu siapa gadis itu. Dia hanya itu, gadis itu tadi datang bersama Jaehwan dan dia terus menatapnya sejak mereka masih berada di rumah hingga mereka kini berada di rumah sakit, menunggu panggilan untuk diperiksa. Minhyun mencoba bergeser ke arah Jaehwan, namun gadis itu masih mengikutinya. Minhyun duduk dianatara keduanya. Jaehwan sendiri tidak ada niat untuk mengajaknya bicara, membuat Minhyun tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

"Jaehwan..",

Jaehwan menoleh dan menatap Minhyun bingung. Wajah Minhyun pucat seakan menahan sesuatu.

"Minhyun mau pipis?",

"Bukan! Ini... siapa dia? Siapa yg kau bawa?",

Jaehwan membulatkan bibirnya. Dia paham apa maksud Minhyun. Gadis itu beranjak dari tempatnya menghampiri temannya itu. Dia menarik tangan temannya itu, menarik tangan Minhyun juga dan membuat keduanya bersalaman.

"Minhyun!", seru Jaehwan sembari menunjuk Minhyun tepat di hidungnya.

"Sungwoon!", seru Jaehwan lagi sembari menunjuk temannya.

Jaehwan kembali duduk di kursinya. Sesingkat itu perkenalan yg Jaehwan lakukan. Bahkan kedua temannya itu masih mencoba mencerna apa yg dilakukan Jaehwan barusan.

"Oh! Kenalkan namaku Sungwoon!",

Sungwoon yg paham maksud Jaehwan pun segera mengenalkan dirinya terlebih dahulu. Gadis itu mengulurkan tangan kembali namun Minhyun mengacuhkannya.

"Minhyun!", ucap pemuda itu.

"Saudara Hwang Minhyun!",

Tak lama seorang suster memanggilnya. Minhyun berusaha berdiri dengan bantuan Jaehwan namun Sungwoon tiba-tiba saja melepas tangan keduanya dan berusaha membantu Minhyun berdiri. Melihat tindakan Sungwoon barusan, Minhyun justru melepaskan tangannya dan beralih untuk memegang tangan Jaehwan kembali hingga akhirnya dia bisa berdiri tegak.

"Kau tunggu disini saja! Aku bersama Jaehwan saja!", ucap Minhyun dingin.

Minhyun segera menggandeng Jaehwan, mengajak gadis itu ke dalam ruang dokter, meninggalkan Sungwoon sendirian. Sungwoon menatap keduanya malas. Dia kesal!















































Karena lagi-lagi Jaehwan mendapat semuanya!





















Minhyun berjalan tertatih menuju kelasnya. Setidaknya kondisinya tidak separah kemarin yg bahkan berdiri saja susah. Semua orang menatapnya kasihan, tapi dia tidak peduli. Dia tidak merasa perlu dikasihani. Begitu masuk ke dalam kelas, dia terkejut melihat seorang gadis duduk di tempatnya. Sejak kapan teman sebangkunya ganti? Apa selama dia tidak masuk kemarin ada pertukaran teman sebangku? Minhyun berjalan ke bangkunya, mencoba mencari tahu.

"Kau?",

"Hai!",

Minhyun terkejut mengetahui siapa dia. Teman Jaehwan! Siapa namanya? Minhyun lupa!

"Apa yg kau lakukan disini?",

"Ini bangkuku!",

"Bagaimana bisa?",

"Aku bertanya bangkumu dimana dan teman sekelas kita mengatakan bangkumu disini!",

"Teman sekelas kita? Apa maksudmu?",

"Kita sekelas Minhyun!",

"Lalu kenapa kau duduk disini?",

"Aku tidak mengenal siapapun disini dan aku melihat ada namamu, jadi aku minta untuk duduk bersamamu! Kau tega membiarkan aku sendirian?",

Minhyun muak menatap gadis di depannya. Dari awal gadis itu datang, Minhyun sudah merasa risih! Pemuda itu merasa, hidupnya tak akan lagi tenang dan benar saja! Minhyun segera berjalan keluar kelas. Dia mencari seseorang. Langkahnya terhenti di sebuah kelas yg keadaannya sangat ramai saat itu. Sekali lagi Minhyun menemukan Jaehwan ditidas oleh teman-temannya. Minhyun tidak mau memikirkan soal itu saat ini. Minhyun segera memecah keributan itu dan menarik Jaehwan keluar. Murid disana menatap Minhyun jengkel namun Minhyun tidak peduli. Ada hal penting lain yg harus dia selesaikan!

Minhyun membawa Jaehwan menuju taman depan perpustakaan. Keduanya berhasil menarik perhatian murid yg sedang berada di lorong. Semua murid tahu keduanya sedang dekat, tapi tidak menyangka mereka akan memperlihatkannya sejelas itu.

"Jelaskan padaku semuanya!",

Jaehwan menatap Minhyun bingung. Dia benar-benar tidak mengerti ucapan Minhyun.

"Temanmu itu... sekolah disini?",

"Teman?",

"Yg kau ajak ke rumah sakit kemarin!",

"Sungwoon?",

"Siapa lah namanya aku tidak peduli!",

"Dia sekolah disini?",

Kini Minhyun yg menatap Jaehwan bingung. Gadis itu terlihat terkejut. Apa dia tidak tahu? Bukankah mereka berteman?

"Kau tidak tahu?",

"Tidak! Dia disini?",

"Iya! Dia bahkan sekelas denganku!",

Jaehwan terlihat berlari meninggalkan Minhyun. Minhyun mengejarnya susah payah. Kondisi kaki Minhyun yg  tidak memungkinkan membuat Minhyun tertinggal jauh. Baru saja Minhyun hampir tiba di kelasnya, dia justru melihat Jaehwan yg berjalan ke arahnya. Mukanya terlihat sedih. Entah apa yg terjadi.

"Kau kenapa?", tanya Minhyun ketika mereka berpapasan.

Jaehwan menggeleng. Dia langsung berjalan meninggalkan Minhyun dan masuk ke dalam kelasnya. Minhyun yg penasaran segera berjalan ke kelasnya untuk mencari tahu. Emosinya tidak dapat dia tahan lagi ketika mendengar ucapan Sungwoon. Apa karena ini Jaehwan menjadi sedih?


























"Bagaimana kau kenal Minhyun? Kalian teman saat SMP?",

"Tidak! Aku melihatnya bersama temanku",

"Jaehwan? Kau teman Jaehwan? Hahaha...",

"Kenapa kau tertawa?",

"Anak aneh itu.. jangan dekat dengannya jika kau tidak ingin ditindas! Jika kau dekatnya, kau tidak akan pernah punya teman! Dia pembawa sial! Aku kasihan dengan Minhyu  yg menjadi dekat dengannya!",

"A...aku tidak berteman dengannya! Aku hanya tahu karena kebetulan kita satu sekolah saat SMP! Dari dulu dia memang begitu....",

Sungwoon menghentikan kata-katanya ketika matanya tidak sengaja menangkap Minhyun yg berdiri di depan kelas. Senyumnya liciknya terlihat.

"Dia memang anak aneh! Waktu SMP juga tidak ada yg mau berteman dengannya! Dia selalu merepotkan orang! Temanku banyak yg celaka karena dekat denganhya! Menatapnya saja orang-orang enggan! Ku dengar dia sedikit gila karena kematian ibunya! ",

"Benarkah? Dia hanya anak miskin yg tidak tahu terima kasih karena bisa bersekolah disini!",

"Pemilik yayasan ini pasti terlalu baik membiarkannya sekolah disini!",

"Aku juga berpikir seperti itu! Apa yg dia berikan kepada pemilim yayasan sehingga membiarkan dia bersekolah disini?",

"Aku benar-benar kasihan kepada Minhyun!",

"Aku mendukungmu bersama Minhyun, benarkan teman-teman?",

BRAK!

"KAU PERGI DARI BANGKUKU SEKARANG JUGA! AKU LEBIH JIJIK BERTEMAN DENGAN ORANG MUNAFIK SEPERTIMU!",













Ini hanya khayalan ya kawan! Be a smart reader 😊

trust me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang